PASAL : Berikut ini kami sampaikan beberapa pendapat ulama mengenai puasa atas Nama orang yang sudah mati, agar tidak ada dugaan bahwa dalam masalah ini ada ijmak yang bertentangan dengan ketentuan tersebut.
‘Abdullah bin “Abbas ra. menyatakan, “Hendaklah puasa dilakukan atas nama orang yang sudah meninggal dunia pada nazar dan hendaklah diberikan makanan atas nama orang yang sudah meninggal dunia pada qada puasa Ramadhan.” Ini juga menjadi mazhab Imam Ahmad.
Abu Tsaur menyatakan, “Hendaklah puasa dilakukan atas nama orang yang sudah meninggal dunia pada nazar dan ibadah fardu.” Demikianlah pula yang dinyatakan oleh Dawud bin “Ali dan para sahabatnya, “Hendaklah puasa dilakukan atas nama orang yang sudah meninggal dunia baik pada nazar maupun pada ibadah fardu.”
Auza’i menyatakan, “Hendaklah wali si orang meninggal mengeluarkan sedekah sebagai pengganti puasa itu. Apabila si wali tidak sanggup, hendaklah dia berpuasa atas nama si orang meninggal.” Ini juga merupakan pendapat Sufyan Tsauri dalam salah satu di antara dua riwayat yang berasal darinya.
Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Sallam menyatakan, “Hendaklah puasa dilakukan atas nama orang yang sudah meninggal dunia pada nazar dan hendaklah diberikan makanan atas namanya pada ibadah fardu.”
Hasan menyatakan, “Apabila orang yang meninggal menanggung puasa satu bulan, lalu ada tiga puluh orang yang masing-masing berpuasa satu hari atas namanya, maka itu boleh.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan