Catatan Popular

Sabtu, 20 Disember 2025

14. ORANG YANG MEMBACA HADIAH (BERTAWASUL) KEPADA SYEKH ABDUL QADIR AKAN DI HASILKAN MAKSUDNYA

Diriwayatkan oleh guru-guru yang telah mendapat kehormatan, barang siapa yang menyebut nama Syekh Abdul Qadir dengan tidak berwudhu, Allah akan menyempitkan rezeqinya. Dan barang siapa yang bernazar akan membaca hadiah bagi Syekh Abdul Qadir, harus segera dilaksanakan agar kelak jangan disebut orang yang menantang dan dikhawatirkan akan menerima kutukan.


Barangsiapa yang bersedekah makanan yang manis-manis pada malam Jum'at lalu dibagikan pada faqir miskin dan sebelumnya membaca hadiah bertawasul dengan membaca fatihah kepada Syekh Abdul Qadir lalu dimohonkan karomah dan syafa'atnya, Insya Alloh akan dihasilkan segala maksudnya dan akan mendapat pertolongan dari Allah.


Barangsiapa yang membaca fatihah berhadiah kepada Syekh Abdul Qadir, bagi orang tersebut akan diberi kelapangan, dan akan dikeluarkan dari segala kesulitan dunia dan akhirat.


Barangsiapa yang menyebut nama Syekh Abdul Qadir dengan mempunyai wudhu dengan keikhlashan serta mengagungkan dan menghormati kepada beliau, Allah akan melimpahkan kegembiraan pada hari itu baginya serta akan dilebur dosanya.


13. KERUSAKAN ORANG-ORANG YANG MENYEBUT SYEKH ABDUL QADIR TANPA BERWUDHU

Dalam kitab Kanzil Ma'ani diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qadir pada waktu pertama kali beliau menerima pangkat kewaliannya, beliau diliputi dengan sifat Jalaliyah Allah, yakni sifat Keperkasaan-Kesaktian. Oleh karena itu namanya menjadi sangat sakti. 

Kesaktiannya telah terbukti bagi orang yang menyebut nama Syekh Abdul Qadir dengan bersikap secara tidak sopan, menyebut nama beliau dengan tidak punya wudhu, akan putus lehernya.

Pada waktu berjumpa dengan Rosululloh SAW., Rosul berpesan: "Wahai Abdul Qadir, sikap perilakumu itu jangan kau lakukan lagi, banyak yang menyebut nama Allah dan namaku, mereka tidak bersifat sopan".

Setelah menerima amanat beliau, saat itu juga sikap perbuatan itu beliau tinggalkan.

Banyak ulama Baghdad yang menghadap Syekh Abdul Qadir, mereka mengharapkan agar beliau melepaskan sikap perbuatan itu, mengingat banyak yang menjadi korban, dan merasa iba terhadap mereka. 

Syekh Abdul Qadir berkata :"Sesungguhnya hal ini bukanlah keinginan saya, saya menerima sabda dari Allah yang isinya: "Kamu sudah mengagungkan nama-Ku, namamu juga ku agungkan".

Para alim ulama mengemukakan yang menjadi sebab nama Syekh Abdul Qadir itu sangat sakti karena beliau selalu membaca Saefi Hizbul Yaman karangan Sayyidina Ali Karromallohu Wajhah.


12. PARA WALI MENYAKSIKAN PERINGKAT KETINGGIAN SYEKH ABDUL QADIR

Diriwayatkan dalam kitab Roudhatun Nadhirin fii Manaqibi As-Syaikh Abdul Qadir, pada masa periode keenam dari zaman Abi Ali Al-Hassan As-Sirri, sampai pada masa kelahiran Syekh Abdul Qadir, tidak ada seorang 'alim ulama, kecuali pada umumnya mereka membicarakan tentang keagungan pangkat kewalian Syekh dan akan menginjak pundak para waliyulloh.

Para 'alim ulama itu menerima isi dari pengumuman tersebut, kecuali seorang wali dari kota Asfahan ia menolak isi dari pengumuman itu. 

Dengan adanya penolakan tentang kewalian Syekh, pada saat itu juga gugurlah ia dari pangkat kewaliannya.

Hampir tigaratus tahun lagi Syekh Abdul Qadir akan lahir, kedudukan pangkat kewaliannya sudah masyhur dikenal masyarakat.


11. TELAPAK KAKI NABI MUHAMMAD SAW. MEMIJAK PUNDAK SYEKH ABDUL QADIR PADA MALAM MI'RAJ

Syekh Rasyidin Al-Junaidi meriwayatkan, pada malam Mi'raj, malaikat datang menghadap Rosululloh SAW. sambil membawa buroq. Tampak sekali kaki buroq itu bercahaya laksana bulan, dan paku kasut telapak kakinya bersinar seperti sinar bintang.

Dikala buroq itu dihadapkan kepada Rosulullah SAW., ia tidak bisa diam dan kakinya bergoyang-goyang seperti sedang menari. Rosulullah SAW. bertanya " Mengapa kamu tidak diam? Apakah kamu menolak untuk kutunggangi?". 

Buroq berunjuk sembah: "Tidak, demi nyawa yang menjadi penebusnya, saya tidak menolak, namun ada suatu permohonan, nanti pada waktu Rosulullah SAW. akan masuk surga, jangan menunggangi yang lain selain saya sendiri yang menjadi tunggangannya." Rosulullah SAW. menjawab: "baik, permintaanmu akan kukabulkan ". 

Buroq masih mengajukan permohonannya: "Ya Rosulalloh, saya mohon agar tangan yang mulia memegang pundakku untuk tanda bukti nanti pada hari kiamat". 

Lalu dipegangnya pundak buroq itu oleh Rosulullah SAW. Karena gejolak rasa gembira sehingga jasad buroq itu tidak cukup untuk menampung ruhnya, sehingga naiklah badannya membumbung tinggi keatas setinggi empat puluh hasta tinggi badannya. Rosululloh berdiri sebentar melihat badan buroq itu menjadi naik keatas sehingga terpaksa Rosulullah SAW. mencari dan memerlukan tangga.


Sementara itu, sekonyong-konyong datanglah ruh Ghautsul A'zham Syekh Abdul Qadir Jailani mengulurkan pundaknya sambil berkata: "Silahkan pundakku diinjak untuk dijadikan tangga". Lalu Rosululloh memijakkan kaki beliau pada pundak Syekh, dan ruh itu mengantarkan telapak kaki Rosulullah SAW. untuk menunggangi buroq. 

Di saat itu Rosulullah SAW. bersabda: "Telapak kakiku menginjak pundakmu, dan telapak kakimu nanti akan menginjak pundaknya para waliyullah.