Catatan Popular

Memaparkan catatan dengan label Wasiat-Wasiat Ibn Arabi. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label Wasiat-Wasiat Ibn Arabi. Papar semua catatan

Isnin, 8 Oktober 2018

WASIAT -WASIAT IBN ARABI - WASIAT 5 : WASIAT IHWAL ZIKIR KEPADA ALLAH


Kitab Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

Hendaknya engkau berzikir kepada Allah dalam keadan sembunyi mahupun terang terangan, dalam keadaan sendiri mahupun berkumpulan.

Allah berfirman: Ingatilah kepada Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu (QS Al Baqarah,2.:152)

Jawapan atas zikir hamba kepada Nya adalah zikir Allah kepadanya.

Kesengsaraan apakah yang lebih besar di derita seorang hamba selain dosa?

Dalam keadaan sempit beliau berdoa: ‘Alhamdulillah ‘ala kulli hal (segala puji bagi Allah dalam segala keadaan).

Dan dalam keadaan lapang, beliau berdoa sebagai berikut: ‘Alhamdulillah al-Mun’im al-Mufdhil (segala puji bagi Allah yang memberikan nikmat dan memberikan keutamaan).

Jika engkau merasakan hatimu selalu melantunkan zikir kepada Allah dalam segala keadaan, nescaya hatimu akan diterangi dengan cahaya zikir.

Cahaya itu akan memberikan kepadamu al-kasyf (penyingkapan).
Dengan itu akan memberikan atau tersingkaplah segala sesuatu. Jika penyingkapan itu tampak, maka tampaklah pula rasa malu yang menyertainya.

Buktimu atas hal itu adalah perasaan malu yang menyertainya. Buktimu atas hal itu adalah perasaan malumu kepada tetangga dan kepada orang orang yang engkau miliki hak dan kemampuan.
Tidak pelik lagi, keimanan memberikan kepadamu pengagungan hak mu.

Allah SWT berfirman: Dan laki laki dan perempuan yang banyak mengingat Allah (QS Al Ahzab, 33:35).

Dan zikirlah yang paling agung adalah mengingati Allah dalam apa jua keadaanmu.

WASIAT -WASIAT IBN ARABI - WASIAT 4: WASIAT IHWAL PRASANGKA BAIK KEPADA TUHAN


Kitab Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

Berbaik sangkalah kepada Tuhanmu dalam setiap keadaan.
Dan kamu janganlah berburuk sangka, sebab engkau tidak tahu, apakah engau berada akhir hayatmu dalam setiap tarikan nafas yang keluar darimu, dan kemudian engkau meninggal serta menemui Allah dalam keadaan berbaik sangka, bukan dalam keadaan berburuk sangka kepada Nya. Engkau pun tidak tahu bahwa mungkin saja Allah menggenggammu pada suatu napas yang keluar darimu.

Tinggalkanlah perkataan orang yang menampakkan prasangka buruk dalam hidupmu dan memperlihatkan prasangka baik kepada Allah di saat kematian menyonsongmu.

Yang demikian ini tidak dikenal di kalangan para ulama yang sungguh sungguh mengenal Allah, kerana mereka bersama Allah dalam setiap tarikan nafas mereka.

Di dalam prasangka baik itu terdapat faedah dan pengetahuan tentang Allah, yakni bahwa engkau telah memenuhi dan menunaikan hak Nya.

Hak Allah atas dirimu ialah bahwa engkau beriman kepada firman Nya: Dan Kami jadikan kamu dalam keadaan tidak mengetahui (QS Al Waqiah,56:61).

Mungkin saja Allah menjadikan kamu dalam suatu tarikan nafas yang menurut kiraan atau pandangan mu, boleh menyebabkan kematianmu.

Engkau pun lantas kembali kepada Nya, padahal, engkau telah berprasangka buruk kepada Tuhanmu dan menemui Nya dalam keadaan demikian.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw.

Tentang  apa yang diriwayatkan dari Tuhannya, bahawa Dia berfirman: “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada Ku. Kerana itu, berbaik sangka lah kepada Ku.”

Dan bersangka baik tidaklah khusus berlaku pada waktu tertentu saja. Jadikanlah prasangkamu kepada Allah SWT sebagai pengetahuan bahawa Dia akan memaafkanmu dan menyerumu kepada prasangka baik ini sesuai dengan firman Nya: “ Wahai hamba-hamba Ku yang melampaui batas kepada diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah (QS Az-Zumar, 39:53).

Tidak ada mencegahmu dari hal itu, melainkan kamu harus mengakhirinya.

WASIAT -WASIAT IBN ARABI - WASIAT 3: WASIAT IHWAL MENGHINDARI MAKSIAT KEPADA ALLAH


Kitab Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

Jika engkau berbuat maksiat kepada Allah di suatu tempat, janganlah berganjak dari tempat itu sampai engkau melakukan ketaatan dan menegakkan ibadah. Sebab, sebagaimana Dia menyaksikan keburukanmu, maka begitulah pulalah.

Jika diminta untuk memberi kesaksian, Dia pun akan menyaksikan kebaikan mu. Namun ketika itu, justeru engkau tidak melakukannya. Maka seperti itu pulanya halnya dengan pakaian mu. Jika engkau berbuat maksiat kepada Allah dengan baju tertentu, maka beribadahlah kepada Allah dengan baju itu, sebagaimana telah ku katakan kepada mu.

Demikian pula dengan segala sesuatu yang sudah memisahkan diri dari mu, seperti mencukur kumis, memotong kuku serta membersihkan kotoran.

Janganlah engkau lakukan semua itu kecuali engkau berada dalam keadaan suci dan berzikir kepada Allah SWT.

Sebab, semuanya itu akan ditanyakan kepada mu. Bagaimana yang demikian itu meninggalkanmu.

Sekurang kurangnya ibadah biasa engkau lakukan untuk semua ini ialah hendaknya engkau memohon kepada Allah agar Dia mengampunimu atas perintah Nya, hingga engkau boleh menunaikan kewajibanmu dalam rangka memenuhi perintah Allah swt.

Firman Allah swt: Dan Tuhanmu bersabda, “ Berdoalah kepada Ku, nescaya Ku perkenankan bagi mu”
Kemudian Dia berfirman: “Sesungguhnya orang orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada Ku , yakni orang orang menyombongkan diri atas kehinaannya”.

Dan yang dimaksudkan dengan ibadah itu adalah berdoa. Berdoa dinamakan ibadah, dan beribadah dengan merendahkan diri.
Jika mereka mengerjakan apa yang diperintahkan, maka Allah memperkenankan mereka masuk syurga sebagai oaranag orang mulia

Gabunglah diantara firman Allah dan apa yang aku katakan kepada mu. Setiap kali engkau mengingat kesalahan yang telah engkau lakukan.
Maka bertaubatlah setelah itu dan mohonlah ampun kepada Allah.
Rasulullah saw bersabda, “ iringi kejelekkan itu dengan kebaikan, kerena kebaikkan itu akan menghapus keburukan”.

Allah swt berfirman:Sesungguhnya kebaikan menghilangkan  keburukan (QS Hud, 11:113)”

Namun, hendaknya engkau menimbang-nimbangkan hal itu, agar engkau mengetahui banyak nya keburukan dan kebaikan yang telah lakukan.

WASIAT- WASIAT IBN ARABI - WASIAT 2: WASIAT SEORANG BIJAK KEPADA ANAK ANAKNYA MENJELANG KEMATIANNYA


Kitab Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

Allah swt berfirman dalam wasiat umum:
“Dia telah mensyariatkan kepadamu agama yang sama seperti yang telah di wasiatkan Nya kepada Nuh yang telah kami wahyukan kepadamu dan yang Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, Isa iaitu: ‘Tegakkan agama dan jangan berpecah belah didalamnya…’(QS Asy-Syura,43:13)”

Allah SWT memerintahkan agar kita menegakkan agama, yakni ketentuan waktu dalam setiap zaman dan generasi, dan agar kita bersatu di dalam agama itu serta tidak bercerai berai.Tangan atau kekuasaan Allah ada dalam kebersatuan jamaah.
Serigala hanya memakan domba yang jauh dan terpisah dari tawanannya.

Hikmah yang terkandung di dalamnya ialah bahawa Allah tidak mungkin dipahami sebagai Tuhan kecuali dalam hal Nama nama Nya. Dan dalam kumpulan atau jemaah itulah Dia dipahami sebagai Tuhan. Dengan demikian, tangan Allah-yakni kekuasaan Nya ada kebersatuan jamaah.

Seorang bijak (hakim) berwasiat kepada anak anaknya menjelang wafatnya. Mereka adalah satu jemaah. Ia berkata kepada kepada anak anaknya. “bawakan kepadaku beberapa tongkat!”. Kemudian di himpunkan tongkat tongkat itu dan berkata “patahkanlah”. Mereka tidak mampu mematahkannya. Kemudian dipisahkan tongkat tongkat tersebut “ambillah satu persatu dan patahkanlah”. Mereka pun boleh mematahkannya. “Begitulah sekalian setelah sepeninggalanku”

Begitulah juga kita dalam perjuangan DTT dan DTE ini kita  tidak akan mudah dikuasai dan dikalahkan selama kita semua bersatu dalam urusan perjuangan. Akan tetapi, jika kita bercerai berai dan bergerak secara berasingan, maka market maker dan yang lain mampu membinasakan kita.

Demikianlah hukum hukum agama itu.
Jika ia bersatu untuk menegakkan agama Allah, maka dengan pertolongan iman, syaitan dari golongan jin dan manusia tidak  akan dapat menguasainya dan mengalahkannya melalui bisikannya. Para malaikat pun akan mengelilingi dan menolongnya.

WASIAT -WASIAT IBN ARABI - WASIAT 1: WASIAT HIKMAH UNTUK PENEMPUH JALAN SPIRITUAL


Kitab Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi

Tuhan berwasiat, demikian pula para utusan Tuhan.
Kerananya, meneladani mereka adalah sebaik baik perbuatan.
Andai tiada wasiat, makhluk berkubang dalam kegelapan.
Dengan Wasiat, raja kekal dalam kekuasaan.
Lakukanlah, jalan itu jangan kau tinggalkan.

Wasiat adalah hukum Allah dalam keazalian
Ku ingatkan suatu kaum akan wasiat Tuhan,
Dan itu bukanlah apa yang pertama ku wasiatkan.

Yang mereka katakan dan tetapkan bukanlah
Jalan jalan yang lurus yang mereka tempuh ke depan
Perilaku Ahmad adalah agama itu sendiri secara keseluruhan.
Dan agama Musthafa adalah agama yang paling terang.
Ia tidak menyilaukan mata, bahkan memberikan kekuatan
Yang miring ia tegakkan.

Dari sumbernya, ambillah buatmu yang membahagiakan,
Sampai bulan tertinggi, Saturnus, dan puncak ketinggian.
Tiba di ketegaran, jangan kau behenti di pelataran.

Cepatlah naik ke tangga puncak ketinggian.
Lalu tapakkan kaki mu ke kursiy dan arsy terbentang, menuju asykal dan mutsul kemudian.
Menuju tabiat diri dan kesucian akal, yang terbelenggu aradh dan ilah dalam ikatan.

Menuju napas di puncak ketinggian awan.
Tempat yang disifati dengan keazalian
Pandanglah gunung-gunung kukuh tinggi menjulang,
Yang senantiasa dan selalu menatapkan pandangan.
Andai tiada ketinggian dalam kerendahan di bawah kerendahan,
Wajah wajah kita yang riya pasti mencari pujian.
Sebab itu, atas diri kita sujud Allah tetapkan
Kita saksikan kebenaran dalam ketinggian dan kerendahan.
Inilah wasiat kami, jika engakau mau memikirkan.

Sungguh wasiat ini adalah sebaik baik kecerdikan.
Dengannya kau lihat setiap bentuk ilmu pengetahuan.
Di atas hakikatnya, bukan di atas pengantinya
Hingga kau lihat pemandangan di puncak ketinggian,
Yang dihadirkan hanyalah dirimu seorang yang
Tak hilang dan senantiasa ada dalam keberadaan.

Jika ia menyerumu pada sesuatu yang menyenangkan,
Janganlah kau penuhi itu seruan, dan hindarilah ia dengan penuh ketakutan.
Kita adalah perempuan bagi apa yang kita lahirkan.
Hendaklah kita memuji Allah, yang tak ada seorang laki-laki pun di semesta alam.

Laki-laki yang kepadanya ditunjukkan kebiasaan
Tak lain hanyalah sekadar perempuan.
Bagiku, mereka adalah tuntutan dan harapan.