Percikan
Cahaya Ilahi dan Petuah Petuah Syaikh
Abdul Qadir Jailani
OLEH SYEIKH ABD QADIR AL JAILANI (WALI AGUNG)
WACANA
1 JANGAN CUBA MEMBANTAH ALLAH AZZAWAJALLA
Pada
Ahad pagi, 3 Syawal tahun 545 Hijriyah
bertempat di pondok.
As Syeikh Abdul Qadir Al Jailani bertutur :
“Berpaling dari Al-Haq Azza wa Jalla ketika takdir
datang; itu boleh mematikan agama, mematikan tauhid, mematikan tawakal dan
mematikan ikhlas.
Bahwa hati orang Mu’min itu tidak boleh diketahui bagaimana
dan mengapa; tidak boleh diketahui.
Bahkan mukmin ketika itu berkata : “Ya, jiwa semuanya
beselisih saling kontra; itu sebabnya barangsiapa hendak memperbaiki jiwa,
hendaklah bersungguh-sungguh (bertekun atau mujahadah) menekan diri sampai
terbebas dari keburukannya. Semua keburukan bertempat dalam keburukan. Kala
engkau bertekun diri penuh ketenangan, semua yang bersemayam dalam jiwa jadilah
baik. Karena proses terjadinya persesuaian itu berada dalam segala kepasrahan
jiwa untuk menjauhi segala maksiat. Itu sebabnya pada jiwa dikatakan : “Wahai Jiwa yang tenang.” (Qs.Al-Fajr :27).
Kesucian
jiwa adalah takwa, sedang pelepasan jiwa dari suci adalah
keburukannya. Keburukan jiwa bukanlah karena manusia. Untuk membuktikan
lihatlah kesucian jiwa yang bernasab dari nenek moyang Ibrahim as.
Semua yang ada dalam jiwanya merdeka dari buruk dan tetap
tanpa nasfu. Ia mengalir hatinya tenteram. Ia datang kepada makhluk yang
bermacam ragam, mereka memalingkan jiwa
mereka dari Ibrahim untuk memberi pertolongan. Ia berkata : Aku tidak menghendaki
pertolongan kalian untuk menyelamatkan daku. Manakala telah nyata keprasahan
Ibrahim,
Allah berfiman “pada api” (wahai api) jadilah dingin dan membawa selamat
untuk Ibrahim.” Pertolongan Allah tetap atas orang-orang sabar. Ia
bersama Dia di dunia tanpa batas, dan kenikmatan-Nya di akhirat tanpa ukur.
Firman Allah : “Sesungguhnya
(Allah) memberi pahala bagi orang-orang yang sabar tanpa mengenal batas.”(Az-Zumar:10)
Tidak ada kata tersembunyi bagi Allah, sesuatu pun yang
terbebankan atas manussia berdasar kekuasaan-Nya. Bersabarlah bersama Dia
setiap waktu, sedang engkau melihat kehalusan dan nikmat-Nya terlimpahkan
atasmu.
Syaja’ah
(menurut bahasa tasawuf berarti berani berkorban dalam rangka menegakkan
kalimat Allah sepanjang masa), adalah sabar setiap masa. “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.”(Q.S. Al Baqarah :153)
Dengan pertolongan dan pengharapan bersabarlah bersama
Dia, jangan lupakan Dia, karena setelah engkau mati akan terbangun, dan hal itu
tidak membawa manfaat bagimu.
Bangunlah untuk Dia sebelum kamu menjumpai-Nya, bangunlah
sebelum engkau dibangunkan tanpa nyawa sehingga engkau menyesal. Waktu itu
tidak beguna penyesalan.
Perbaikilah hatimu, karena jika hati sudah baik segala
perilakumu pun baik; sebagaimana disabda Nabi saw. “Di dalam tubuh bani Adam terdapat segumpal
daging, jika daging itu baik, maka baiklah semua anggota tubuh, jika daging itu
buruk, maka buruk pulalah seluruh anggota tubuh, ingatlah ia adalah HATI”
Adapun hati itu baik bila diselimuti takwa, tawakal
kepada Allah, mengesakan Dia, ikhlas dalam beramal dan yakin akan keruskan
semua itu jika tidak ada tindakan-tindakan tersebut.
Hati itu laksana burung yang berada dalam sangkar, juga
seperti permata dalam sarangnya. Adapun perumpaan burung dalam sangkar itu sama
dengan permata tanpa sarang..
Wahai
Allah, bersihkanlah organ tubuh kita dengan taubat, dan hati
kita dengan ma’rifat kepada-Mu, sibukkanlah hidup kita sepanjang masa
bersama-Mu, siang dan malam, dan luruskanlah kita melalui orang-orang shalih
yang mendahului kita.
Wahai
manusia, marilah kita berlemah lembut untuk Allah
atas ketentuan Dia dan perbuatan-Nya. Maka haruslah kita junjung ketentuan-Nya
itu. Bila kita telah berbuat demikian terhadap Dia berarti kita telah menjalin
persahabatan menuju ketentuan Dia.
Firman Allah :
“Di sanalah pertolongan itu hanya dari Allah yang Haq.” (Q.S.
Al-Kahf:44).
Jika engkau merasa segar minum dari samudera ilmu-Nya dan
memakan dari rangkaian keutamaan-Nya, berjinak-jinak bersama kejinakan-Nya dan
menghimpit dengan rahmat-Nya. Inilah batasan individu dari setiap sejuta “satu”
meliputi seluruh keluarga dan golongan manusia.
Wahai
sahaya peliharalah takwa, periharalah hukum syari’at, siagakan
dirimu untuk lawan dengan nafsu, hawa, setan dan teman buruk. Mukmin dalam
misinya berjihad dengan hal-hal tersebut akan membuka kepalanya dari ketopong
perang, sehingga tidak terlimputi pedangnya, tidak telanjang punggungnya dari
sinar penerang.
Engkau jika memperbanyak tidur seperti tidurnya mereka
itu boleh mengalahkan santapan mereka mempersempit bicara mereka. Tingkah laku
mereka jadi kelu.
Sesungguhnya Kuasa Allah berlaku atas mereka, karena
Allah juga bersabda kepada mereka, sedang mereka menggerakkan pembicaraan di
dunia seperti bicara masing-masing organ tubuh
di hari kiamat; setelah mereka dibicarai oleh Allah.
Bicara mereka tetap seperti sedia kala ketika masih di
dunia. Meliputi sebab-sebab mengapa mereka bicara. Jika mereka menghendaki
sesuatu tindakan segera terlaksana. Mereka hendak menyampaikan misi kepada
manusia dengan berita takut dan gembira, bukan menyampaikan kata salah kepada
mereka; maka para Nabi dan Utusan sama bicara. Katika mereka dicabut kembali kepada Dia tumbuhlah Ulama’ dengan
disiplin ilmu mereka bicara mereka mengganti kedudukan para Nabi dan Rasul,
Nabi saw. bersabda : “Ulama adalah pewaris para Nabi.”(Riwayat Ibnu Majah)
Wahai
manusia bersyukurlah kepada Allah, atas pelbagai
nikmat karunia-Nya dan lihatlah (perhatikan) kekuasaan-Nya melalui nikmat itu.
Sesungguhnya Dia berfirman :“Dan sesuatu nikmat yang ada padamu
hanyalah dari Allah.”(Q.S. An-Nahl:53)
Di manakah rasa syukurmu, wahai para pemutar balik nikmat Allah. Wahai, siapa orang yang
meilhat nikmat datang dari selain Allah? Adakalanya engkau melihat bahwa nikmat
Dia terasa datang bukan dari-Nya, tetapi suatu ketika engkau menghadap-Nya dan
melihat akan kekosongan dirimu. Terkadang engkau minta tolong kepada-Nya dengan
menentang-Nya.
Wahai
manusia engkau butuh kesunyianmu terjaga dari
kemaksiatan, kegoncangan jiwa dan keterkejutan yang membawa peringatan bagimu,
padahal Allah melihat kamu.
Mengapa engkau butuh mudharat ini ada padamu dalam
kesunyianmu, lalu kamu juga butuh membinasakan nafsu, hawa, dan setan,
Kebesaran manusia itu runtuh karena kegoncangan jiwa, karena kecerdasan
berfikir (kecepatan otak) dan perlintasan hati dalam kesunyiannya, sedang
runtuhnya kebenaran itu pada kerlip mata. Bandingkan kesibukan mereka, mampu melatih
jiwa mereka, karena itu mereka tidur di pintu para penguasa.
Wahai
hamba, engkau jangan
bersama nafsu, hawa, dunia dan jangan pula dengan yang lain yang engkau ikuti
selain Al-Haq. Jika engkau bertaubat, bertaubatlah secara lahir dan batin.
Taubat itu pusat perputaran hati. Tanggalkanlah baju kemaksiatan ganti dengan
taubat-taubat ikhlas, cinta kepada Allah itu sebagai hakikat bukan arti kias.
Demikian rupa perbuatan hati setelah penyucian anggota
tubuh dengan syari’at. Hati baginya sebagai amalan. Hati kala keluar dari
lingkaran sebab lalu bergantung pada watak ia mengendarai bahtera tawakkal dan
ma’rifat kepada Allah, mengakui Dia. Meninggalkan sebab untuk mencari pendatang
sebab. Maka kala ia telah sampai ke tengah samudera ini di sanalah ia menemukan
firman-Nya :
“Dia yang menciptakan aku dan Dia pula yang memberi petunjuk.”(Q.S.
Asy-Syu’ara:78)
Jika demikian maka tertujuki ia dari pantai ke pantai,
dari satu tempat ke tempat lain. Sampai engkau terhenti pada kebenaran yang
tegak. Kala disebut Asma Tuhan tampaklah kebesaran-Nya dan terbukalah gelap gulita
dari mengenalnya.
Wahai
hamba, bila sakit
menimpamu, hadapilah dengan tangan terbuka
penuh sabar. Bertahanlah sampai datang obat. Jika pengobatan telah
datang terimalah dengan rasa syukur. Kalau kamu demikian tentulah hidupmu di
permudah.
Takut api neraka itu sebagai jalan yang boleh memutus
derita orang-orang mukmin, berdampak membawa kekuningan di wajah mereka dan
kesedihan di hati mereka.
Bilamana hal ini sangat mungkin terjadi pada mereka
niscaya Allah menuangkan air rahmat dan karunia dalam hati mereka. Baginya
dibukakan pintu akhirat. Sehingga ia melihat kebenaran janji yang disampaikan
kepadanya. Bila mereka telah bertempat, berdiam dan beistirahat sedikit niscaya
bagi mereka dibukakan pintu Kagungan, sehingga patahlah hati dan rahasia
mereka, sebaliknya rasa takut lebih kuat dari yang datang pertama kali. Jika
hal ini telah sempurna atas mereka niscaya mereka dibukakan pintu kebaikan,
lalu mereka berdiam di sana penuh ketenangan, selalu jaga dan mendapat derajat,
yaitu satu tingkat setelah satu tingkatan.
Wahai
hamba, jangan jadikan himmahmu (kemahuan kuat) sesuatu yang
kau makan, yang engkau minum, yang engkau pakai, yang engkau kawini, yang
engkau diami dan yang engkau kumpul.
Setiap permasalahan tersebut adalah kepentingan nafsu dan
watak kemanusiaan saja. Lalu di manakah himmah hati, rahasia, yaitu mencari
kebenaran Azza wa Jalla.
Himmah haruslah sesuatu yang engkau pentingkan. Maka
jadikanlah kepentinganmu untuk bertaubat kepada Allah dan apa yang ada
pada-Nya.
******
Dunia adalah pengganti, yaitu pengganti akhirat, bagi
makhluq oleh Al Khaliq. Kala engkau tinggalkan sesuatu dari dunia ini maka
terbaharui penggantinya, bahkan lebih baik daripada dunia. Perkiraan bahwa
selisih usiamu pada hari ini sudah cukup untuk persiapan akhirat, yaitu dalam
menghadapi Malaikat Maut. Dunia adalah bagaikan barang masakan yang disediakan
untuk manusia, dan akhirat sebagai kehidupan mereka. Manakala datang
kecemburuan dari Allah terjadilah pemisahan antara mereka dan dunia, dunia lalu
menempati tempat akhirat.
Wahai
pendusta, engkau katakan cinta Allah dalam keadaan
yang penuh nikmat, tetapi ketika datang cobaan engkau lari, seakan dalam jiwamu
tidak ada rasa cinta kepada Allah. Hanya orang disebut hamba yang menunjukkan
ikhtiar menakala cobaan Allah datang kepadanya lalu ia tetap bertahan dan
mempertahankan cinta Dia. Jika hal ini sampai berubah dengan adanya dustamu
maka tercabutlah yang pertama dan lenyap.
“Wahai Tuhan kami, berilah kami di dunia kebaikan dan di akhirat
kebaikan dan peliharalah kami dari api neraka.”(Q.S. Al-Baqarah:201)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan