Banyak hal di dunia ini dapat
menjadi hijab bagi seseorang dalam memandang Allah.
Dalam hadis qudsi dinyatakan: "Bahwa
Allah menghijabi diri-Nya dengan 70.000 hijab."
Pengertian 70.000 hijab jangan
difahami secara lafzhiah (tekstual), namun lebih tepat dipahami secara maknawi
(subtansi).
Artinya, bahwa Allah sengaja
menciptakan ribuan hijab, supaya orang yang berjalan menuju kepada-Nya
melakukan perjuangan menyingkap hijab. Sehingga dengan demikian, kualiti
keimanan dan keyakinan seseorang teruji.
Perjuangan untuk berjumpa dengan Allah dengan segala rintangannya diibaratkan orang mencari mutiara di laut. Untuk mendapatkan mutiara berkualitas baik, seseorang harus mampu menyelam sampai ke dasar. Padahal semakin dalam menyelam, panorama laut semakin indah.
Perjuangan untuk berjumpa dengan Allah dengan segala rintangannya diibaratkan orang mencari mutiara di laut. Untuk mendapatkan mutiara berkualitas baik, seseorang harus mampu menyelam sampai ke dasar. Padahal semakin dalam menyelam, panorama laut semakin indah.
Meski ikan berwarna warni dan karang yang
mempesona terkadang menyimpan bahaya, namun kebanyakan orang tidak
menyadarinya. Dan bagi siapapun yang tidak waspada, semua itu dapat melenakan
dan membuat lupa pada tujuan utamanya (mendapatkan mutiara).
Ungkapan tersebut di atas, merupakan metafor yang menyiratkan betapa sulitnya proses menyingkap hijab dalam perjalanan menuju Sang Khaliq.
Ungkapan tersebut di atas, merupakan metafor yang menyiratkan betapa sulitnya proses menyingkap hijab dalam perjalanan menuju Sang Khaliq.
Sesungguhnya bukan sesuatu yang
menghijabi Allah, bukan pula sesuatu yang menjadikan Allah majhul (bodoh),
melainkan pandangan seorang hamba yang terhijab.
Hakikatnya yang menjadi hijab
adalah zhan atau prasangka), apakah itu prasangka baik atau pun prasangka buruk
dalam memandang sesuatu. Allah sendiri menyuruh hamba-bamba-Nya untuk menjauhi
prasangka.
"Wahai orang-orang yang beriman jauhilah
kebanyakan dari sangka-sangka, sesungguhnya sebagaian dari sangka-sangka adalah
dosa." (Al Hujarat: 12).
Sesungguhnya Allah tidak terhijabi. Namun manusia dengan segala keterbatasan pandangnya yang kerap membuat Allah terhalang. Hal itu bisa terjadi karena zhan atau prasangka yang dibiarkan tumbuh subur dalam hati dan pikirannya. Padahal zhan atau prasangka itu ibarat virus kanker yang mematikan. Sekecil apapun pemunculannya, harus diwaspadai dan segera diambil tindakan agar penyebarannya tidak menjalar keseluruh tubuh.
Zhan atau prasangka tersebut muncul dalam berbagai sendi kehidupan.Diantaranya pangkat, jabatan, materi, anak dan masih banyak lagi.Kelebihan maupun kekurangan fisik juga termasuk zhan yang terkadang
membuat seseorang salah persepsi terhadap Allah. Kecantikan berlebih memunculkan kesombongan, sementara cacat fisik bisa membuat seseorang sibuk merasa rendah diri sehingga tidak sempat mencari tahu makna dari rencana penciptaan Yang Maha Kuasa. Untuk menjernihkan hati dan mengembalikan kesadaran, perlu proses panjang melalui riyadhah dan mujahadah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan