Sudah diakui secara
luas, bahwa Abu Bakar adalah seorang intelektual Quraisy yang paling tahu
tentang seluk-beluk suku tersebut, yang baik maupun yang jahat, juga ahli
genetika yang kompeten dalam urusan nasab (garis keturunan)
orang-orang Quraisy. Sebagai pakar genetik, Abu Bakar mengetahui betul
ketinggian dan kerendahan derajat bangsa Arab, apalagi suku-suku Arab Quraisy.
Kepakaran Abu Bakar
tentang ilmu genetik terbukti bermanfaat dalam beberapa kesempatan, termasuk
ketika Rasulullah Saw. mencari bantuan dan perlindungan dari para dedengkot
suku-suku Arab sebelum hijrah ke Madinah.
Dalam Tarikh
al-Khulafa’ disebutkan bahwa Jubair bin Muth’im, yang juga pakar
geneologis Quraisy pernah mengatakan, “Aku mendapatkan silsilah nasab ini
dari Abu Bakar dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu tentang nasab
orang-orang Arab.” Nabi Saw. juga pernah bersabda, “Sesungguhnya Abu Bakar
adalah seoang Quraisy yang paling mengetahui tentang nasab mereka” (HR
Muslim)
Selain Abu Bakar dan
Jubair, ada juga seorang pakar nasab bernama Mujazziz
al-Mudliji yang pernah dipanggil Nabi SAW. untuk mengklarifikasi nasab (garis
keturunan) Usamah yang lahir dengan warna kulit hitam padahal ayahnya (Zaid) berkulit
putih. Orang-orang ramai membicarakan bahwa Usamah bukan anak Zaid. Maka, Nabi
SAW. memanggil Mujazziz al-Mudliji untuk membuktikan bahwa Usamah adalah anak
Zaid. Dalam hal ini, imam Muslim meriwayatkan hadis sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ، أَنّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، دَخَلَ عَلَيْهَا وَهُوَ مَسْرُورٌ تَبْرُقُ أَسَارِيرُ وَجْهِهِ، فَقَالَ: أَلَمْ تَسْمَعِي مَا قَالَ مُجَزِّزٌ الْمُدْلِجِيُّ، وَرَأَى أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ، وَزَيْدًا نَائِمَيْنِ، وَقَدْ خَرَجَتْ أَقْدَامُهُمَا، فَقَالَ: إِنَّ هَذِهِ الأَقْدَامَ بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ )
Dari sayyidah Aisyah, ia
berkata, “Pada suatu hari, Rasulullah saw. masuk menemuiku dengan wajah
gembira, lalu beliau bersabda, “Wahai ‘Aisyah tidakkkah kamu melihat Mujazziz
al-Mudliji (Ahli Nasab) datang padaku, lalu melihat Usamah dan Zaid
berselimutkan kain yang menutupi kepalanya dengan telapak kaki terbuka,
kemudian ia berkata, “Sesungguhnya pemilik telapak kaki ini serupa antara satu
dengan yang lainnya (masih keturunan)” (H.R. Muslim)
Selain ahli nasab, Abu
Bakar juga dikenal sebagai ahli tafsir mimpi. Sayyidah ‘Aisyah pernah bermimpi
melihat tiga bulan yang jatuh ke dalam rumahnya. Abdus Sattar al-Syaikh dalam
bukunya 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga mengisahkan bahwa
putrinya, Aisyah pernah bermimpi melihat tiga bulan jatuh ke dalam rumahnya. Ia
pun menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya, Abu Bakar. Abu Bakar kemudian
menjelaskan, “Jika benar mimpimu itu, maka di rumah ini akan dikuburkan tiga
manusia terbaik.” Ketika Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar berkata kepada
putrinya, “’Aisyah, ini adalah bulanmu yang terbaik.”
Suatu hari, seorang
datang ke rumah Abu Bakar menceritakan bahwa ia bermimpi kencing darah. Mimpi
itu dita’wilkan bahwa laki-laki tersebut pernah menggauli istrinya saat dia
sedang haid. Maka, Abu Bakar menyuruhnya memohon ampun kepada Allah dan jangan
sampai mengulanginya lagi.
Ibnu Abbas juga
bercerita bahwa seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Saw. dan berkata,
“Wahai Rasulullah, semalam saya bermimpi melihat segumpal awan meneteskan
minyak samin dan madu. Kulihat orang-orang menadahkan tangannya ke arah awan
tersebut.
Ada yang mendapat banyak
dan ada juga yang mendapat sedikit. Kemudian saya melihat seutas tali terjulur
dari langit ke bumi. Saya melihat engkau memegang tali itu, lalu naik ke atas.
Setelah itu, ada seseorang yang turut memegang tali itu dan ikut naik mengikuti
engkau. Laki-laki lain juga naik menyusul. Kemudian ada seorang lagi ikut naik,
tetapi tali itu terputus. Setelah tali disambung, maka dia naik terus ke atas.
Abu Bakar lantas
berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah saya memohon kepada engkau agar
mengizinkanku untuk menafsirkan mimpi itu.” Rasulullah saw. menjawab, “Tafsirkanlah!”
Abu Bakar mengatakan,
“Awan yang ada dalam mimpi itu adalah Islam. Sedangkan minyak samin dan madu
yang menetes dari awan itu adalah al-Qur`an yang manis dan lembut. Adapun yang
ditadah oleh orang-orang dalam mimpi itu adalah orang yang mendapat pemahaman
dari al-Qur`an. Ada yang mendapat pemahaman yang banyak ada pula yang mendapat
pemahaman sedikit.
Sedangkan tali yang
terulur dari langit itu adalah kebenaran yang engkau bawa dan engkau yakini
wahai Rasulullah, hingga dengannya Allah meninggikan derajat engkau. Kemudian
tali (kebenaran) itu pun diikuti pula oleh orang lain, hingga dengannya ia pun
mencapai derajat yang tinggi.
Kemudian tali
(kebenaran) itu diikuti oleh yang lain, tetapi tiba-tiba tali itu terputus.
Maka ia pun berusaha untuk menyambungnya lagi, hingga tersambung, dan ia pun
memperoleh derajat yang tinggi. Demi ayahku dan engkau wahai Rasulullah,
beritahukanlah kepadaku, apakah tafsir mimpiku benar?.”
Rasulullah Saw. menjawab, “Wahai Abu Bakar,
tafsir mimpimu sebagian ada yang benar dan sebagian ada yang salah.” Abu
Bakar berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, manakah
yang benar dan manakah yang salah?”. Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu
bersumpah (dalam masalah tafsir mimpi ini)!”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan