SIRI 2
“Secara umum, pada awalnya kebaikan itu berat untuk dilakukan, tetapi
akhirnya penuh dengan kenikmatan. Orang yang berbuat baik ibarat seorang
pendaki gunung terjal. Ia tidak akan merasa tenang sebelum sampai ke puncaknya.
Sedangkan, keburukan awalnya manis dan akhirnya kelak berat. Orang yang
melakukan perbuatan buruk adalah ibarat seorang yang jatuh dari puncak gunung
atau atap sebuah rumah. Ia baru merasa akan merasa kesakitan setelah mendarat
di tanah.
“
“ Tuntutlah ilmu dari orang-orang yang benar-benar mewarisi ilmu dari Rasulullah
SAW, yang sanad isnadnya (silsilah ilmunya sampai Rosulullah) terpercaya karena
menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap orang Islam baik laki-laki maupun
perempuan. Barang siapa meninggalkannya ia akan berdosa. Karena tanpa ilmu
agama, amal ibadah akan tertolak, tidak diterima oleh Allah SWT.“
“Setiap orang yang beramal tanpa dibarengi dengan ilmu pengetahuan
(tentang amalnya itu) maka amalan-amalannya tertolak dan tidak diterima.”
“Tidak ada di zaman ini (abad 12 H) yang lebih mudah dan baik daripada
Thoriqoh Ba’Alawy yang telah diakui oleh ulama Yaman dan disepakati oleh ulama
Haromain (dua Tanah Harom – Mekkah Madinah). Thoriqoh Ba’Alawy (Alawiyah)
adalah Thoriqoh Nabawiyah.”
“Thoriqoh Kepemimpinan adalah thoriqoh kami Ba’Alawy, dan ini thoriqoh
spesial, dan yang dimaksud thoriqoh kepemimpinan adalah ikut dan tunduk serta
pasrahnya seorang murid terhadap jejak langkah guru yang membimbing dan
menuntunnya ke jalan Allah, dengan menanggalkan sementara peran akal (rasio).
Sesungguhnya akal tidak berperan di dalamnya, sebab segala hal disini
berdasarkan kasyf (penglihatan mata hati).”
“Ikut langkah-langkah ulama salaf (ulama terdahulu) akan membuahkan
kebaikan yang amat besar, walaupun si pengikut bukan tergolong ahlil bathin.
Tetapi jika ia serasikan langkahnya dengan ulama salaf, maka ia akan
mendapatkan seperti apa yang di dapat oleh mereka para salaf sholihin.”
“Segala permasalahan yang ada itu berlandaskan kejujuran, ada pun orang
yang biasa berbohong jika diibaratkan bangunan tidaklah jauh berbeda dengan
bangunan di atas air (lemah dan mudah runtuh).”
“Jika satu zaman itu rusak, maka wajiblah bagi mereka yang hidup di
zaman itu, untuk mengikuti jejak langkah ulama salaf sholihin. Jika tidak mampu
menyamakan diri dengan mereka dalam setiap langkah, paling tidak hampir
menyamai mereka, sebab setiap orang dalam kehidupan itu harus memiliki panutan
(imam), sedang orang yang tidak memiliki panutan (Imam) maka panutannya adalah
setan.”
“ Telah sesat sekelompok orang sebab buku yang dibacanya, seseorang
tidak akan menjadi alim besar kecuali dengan guru yang membimbing dan
menuntunnya, bukan dengan buku yang dibacanya.”
* Penghuni kubur dari para Wali Allah berada di sisi Allah. Barang
siapa tawajuh kepada mereka, maka mereka spontan datang membantunya.
* Jika kamu melihat seorang dari Ba’Alawy berjalan di luar Thoriqoh
Ba’Alawy maka sesungguhnya maka tiada yang menghalangi dirinya selain
kelemahannya sendiri, dan kelemahan itu adakalanya dalam kondisi ekonomi atau
hati.
* Thoriqoh Alawiyyah berdiri atas dasar kemuliaan dan ketakwaan kepada
Allah SWT.
* Barangsiapa yang menjalin hubungan (kontak batin) dengan kami, maka
kami berikan kepadanya segala perhatian kami, kami tidak pernah melepas dan
meninggalkannya walaupun dia tinggal jauh dari tempat kami.
* Tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya seorang guru. Ini wajib
di pelihara oleh setiap orang Islam yang ingin selamat dunia akhirat. Sungguh
pantas bila seorang guru yang mengajar, walau hanya satu huruf, diberi hadiah
seribu dirham sebagai tanda hormat padanya. Sebab guru yang mengajarmu satu
huruf yang kamu butuhkan dalam agama, dia ibarat bapakmu dalam agama.
* Barang siapa ingin anaknya menjadi orang alim, maka dia harus
menghormati para ahli fiqih. Dan memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata
anaknya tidak menjadi alim, maka pasti diantara cucu keturunannya yang akan
menjadi orang alim.
* Seorang murid (pencari jalan menuju Allah) tidak boleh menyakiti hati
gurunya karena belajar dan ilmunya tidak akan diberi berkah.
* Adakalanya seseorang murid (pencari jalan menuju Allah) diuji dengan
kemiskinan, kepapaan dan kesempitan dalam kehidupan. Maka hendaknya ia
bersyukur kepada Allah SWT, disebabkan dengan hal tersebut di atas dan harus
beranggapan berprasangka bahwa takdir / kehendak Allah menjadikan anda miskin,
papa dan susah serta sempit sebagai sebesar-besarnya kenikmatan karena dunia
adalah musuh Allah. Anda harus bersyukur, maka Allah akan mengangkat derajatnya
sama dengan para nabi-Nya, para Auliya-Nya dan hamba-hamba yang sholeh.
* Ketahuilah bahwa rizki itu telah ditentukan dan telah dibagikan oleh
Allah SWT. Diantara hamba-hamba-Nya ada yang diluaskan rezekinya dan
dilapangkan kehidupannya, dan dikurangkankan rizkinya menurut
kebijaksanaan-Nya. Bersifatlah qona’ah (cukup) atas apa yang ditentukan Allah
bagimu.
* Awas dan waspadalah dengan panjang angan-angan dan harapan tentang
kehidupan di dunia, karena dunia akan menariknya untuk mencintai dunia, dan
anda akan terikat dengannya sehingga sukar untuk beribadat dan mengasingkan
diri untuk menuju jalan akhirat.
* Ada setengah manusia yang tabiatnya suka menganiaya orang, memandang
rendah terhadapnya, atau suka mencela dan sebagainya. Jika anda tergolong orang
terkena penganiayaan orang maka hendaklah anda bersabar jangan sekali-kali anda
membalasnya. Disamping itu, hati anda harus benar-benar bersih dari dengki dan
dendam terhadapnya, dan lebih utama lagi jika anda memaafkan orang yang
menganiayamu, dan anda doakan supaya Allah memberi petunjuk kepadanya, dan
itulah tanda-tanda akhlak serta tingkah laku para Shiddiqin (Orang yang Benar).
* Berusahalah sekuat kemampuanmu dalam menghindari diri dari rasa takut
dan butuh serta berharap hak terhadap manusia, karena hal tersebut anda akan
dipandang oleh manusia tetapi dipandang hina dalam pandangan Allah SWT, karena
orang mukmin itu mulia di sisi Allah SWT, tiada takut pada siapapun selain
Allah dan apa yang dicintai-Nya, dan tak pernah mengharapkan sesuatu selain
Allah.
* Awas! Jangan sekali-kali anda mentaati syaikh (guru) itu hanya
lahiriah semata, karena ketahuilah bahwa syaikh itu dapat melihat ketaatanmu
padanya, di belakangnya anda membantah dan mendurhakai kerena sangkaanmu, anda
sangka Allah tidak tahu kelakuanmu, sedangkan syaikhmu itu dekat dengan-Nya.
Kalau anda begitu akan mendapatkan kecelakaan, kesempitan dan kebinasaan.
Bukankah Allah berjanji kepada barang siapa Aku cintai maka penglihatannya
adalah penglihatan-KU, pendengarannya adalah pendengaran-KU, mulutnya adalah
mulut-KU, tangannya adalah tangan-KU dan kakinya adalah kaki-KU, barangsiapa
memusuhinya atau menyakitinya, maka AKU dan para malaikatKU mengumandangkan
perang terhadap dirinya. Jangan sekali-kali datang pada syaikh yang lain
melainkan dengan izin syaikhmu.
* Ketahuilah bahwa sesungguhnya syaikhmu sangat berat hati tentang
apa-apa yang baik untukmu, dengan itu janganlah engkau menuduh dan menyangka
bahwa dia menyimpan perasaan dengki dan cemburu terhadap dirimu, dan semoga
dijauhkan oleh Allah. Karena kamu hanya memandang sesuatu hal dengan pandangan
lahiriah belaka bukan pandangan bashiroh (mata hati dengan Allah). Awas !
Jangan coba-coba menuntut agar syaikhmu mengeluarkan kelebihannya. Karena jika
syaikhmu seorang Ahlillaah (orang yang meyakinkan dirinya untuk mengabdi kepada
Allah) kekasih Allah, maka ia adalah orang-orang yang teramat merahasiakan
kebaikannya, menutupi rahasia-rahasia tentang dirinya, dan sangat jauh untuk
menonjolkan dirinya dengan karomah-karomah atau perkara-perkara luar biasa
kepada orang banyak meskipun ia amat kuasa dan mampu untuk melakukannya serta
diizinkan oleh Allah untuk melahirkannya (memperlihatkan karomahnya).
* Syaikh yang kamil (sempurna) ialah seorang syaikh yang selalu memberi
faedah pada muridnya, dengan kesungguhan dalam perbuatan dan perkataanya, dia
memelihara muridnya sewaktu di hadapannya maupun ketika berada jauh
daripadanya. Sang Syaikh memelihara muridnya dengan getaran-getaran kalbunya
dalam segala hal yang dikerjakan oleh muridnya. Maka paling sangat berbahaya
jika Syaikhnya sudah berpaling dari si murid. Dalam hal ini jika seluruh syaikh
dan wali-NYA yang lain dari timur sampai ke barat dikumpulkan seluruhnya, untuk
mengubah hati syaikhnya, niscaya sia-sia dan tidak akan berhasil, kecuali sang
murid sendiri harus berusaha untuk mengubah hati syaikhnya dan minta maaf serta
mendapat keridhoannya.
* Jika anda menyimpan penuh ta’zhim (kepatuhan) dan penghormatan
setinggi-tingginya terhadap syaikhmu, senantiasa menghargainya, percaya lahir
dan batin bersedia mematuhi segala perintahnya, mencontoh akhlaknya, maka
itulah tandanya anda sedang mewarisi rahasia-rahasia dari syaikhmu dari
syaikhnya dari syaikhnya terus bersambung sampai dari Baginda Nabi Rosulullah
SAW, atau sebagian dari rahasia-rahasia tersebut, dan ia terus akan hidup di
sisimu sesudah wafatnya syaikhmu, inilah anugrah yang terbesar dari Allah SWT
yang dapat menghantarkan kita selamat & bahagia di dalam agama, dunia dan
akhirat kelak.
* Para orang sholeh itu setelah wafat hanya hilang jasadnya saja, pada
hakikatnya masih hidup seperti sedia kala malah tambah tajam pandangan
bashirohnya dan makin kuat tawajuhnya (menghadap) kepada Allah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan