Abul
Hasan Ad Dailami mengatakan, : Saya pernah memasuki kota
Antakiya wilayah Turki, karena sebab seorang pria yang berkulit sangat hitam.
Menurut kabar yang saya terima, dia bisa berbicara yang sifatnya sangat
rahasia. Sayapun tinggal bersamanya sampai dia keluar dari daerah pegunungan
Lukam.
Sewaktu keluar, dia membawa sesuatu yang mubah yang
hendak dijualnya. Sementara keadaan saya sudah dua hari tidak makan apa-apa.
Saya lihat apa yang dibawanya bisa dimakan.
"Berapa hargnya ?" tanya saya.
Saya membayangkan bisa membeli sesuatu yang berada di tangannya.
"Duduklah sampai saya selesai berjualan dan memberikan kamu apa yang
hendak kamu beli." Dia memberi saran kepada saya.
Saya tidak mempedulikan omongannya. Saya biarkan dia
menyelesaikan urusannya, sementara saya berjalan ke penjual lain yang saya kira
akan menawarkan dagangannya.
Akan tetapi penjual itu tidak membutuhkan penawaran
saya, sehinga membuat saya harus kembali kepada lelaki hitam tersebut. Saya
mengulangi tawaran saya dengan suara yang agak keras,"Jika engkau menjual
barang ini, maka katakan pada saya berapa harganya ". "Engkau telah
kelaparan selama dua hari.
Duduklah hingga saya menjual dan memberikan kepadamu
apa yang hendak engkau beli." Dia kembali memberi saran kepada saya.
Sayapun akhirnya duduk. Ketika dia menjual dan memberikan sesuatu kepada saya,
kemudian dia pergi. Saya penasaran lalu mengikutinya. Dia menoleh kepada saya
dan mengatakan," Jika kamu ditimpa keperluan, maka Allah pasti
menurunkannya kecuali jika nafsumu meminta bagian yang dapat menutupi
keterkabulan dari Allah."
Tiada ulasan:
Catat Ulasan