Dari Bisyir bin Al-Harits, dia berkata;
Saya melihat seorang lelaki di jalan menuju Syam, di atas tubuhnya terdapat jubah yang dia ikat seperti model orang badui.
Saya pun bertanya kepadanya,
"Dari mana engkau datang?"
Dia menjawab, "Dari
sisi-Nya."
"Ke mana engkau akan
pergi?"
"Kepada-Nya"
"Bagaimana jalan untuk
selamat?"
"Dengan bertaqwa dan selalu
muraqabah terhadap keridhaan Tuhan yang engkau harapkan."
"Berikanlah saya nasihat"
"Menurutku, engkau tidak mau
menerima nasihatku."
"Tolonglah, saya akan terima
nasihatmu."
Ia berkata, "Larilah dari
mereka, dan jangan merasa nyaman bersama mereka. Merasa asinglah dari dunia,
karena dia mengantarkanmu kepada bencana. Siapa yang mengenal dunia, dia akan
tidak akan merasa tenang dengannya. Siapa yang mengetahui bahaya dunia, dia
akan menyiapkan obat penyembuhnya. Siapa yang mengenal akhirat, dia akan
bersungguh-sungguh mengejarnya. Siapa yang membayangkan akhirat, dia akan
merindukan kenikmatan yang ada di dalamnya.
Dan dia akan merasa ringan untuk
beramal saleh.
"Bagaimana jika engkau
membayangkan siapa yang memiliki dunia dengan segala perhiasannya.
Dia yang memerintah, 'Jadilah,' maka
jadilah dia. Dia juga yang memerintahkan dunia, 'Tampil indahlah,' maka dunia
pun tampil indah. Kerinduan terhadap pemilik dunia adalah lebih utama bagi
orang-orang yang merindukan.
Dan, dia lebih indah bagi kehidupan
orang-orang yang mencari ketenangan.
"Mereka merasa tenang dengan
Rabb mereka. Hubungan mereka dengan- Nya dalam kedamaian, mereka memurnikan
perhatian mereka untuk-Nya, dan mereka mencurahkan seluruh daya pikir mereka
untuk-Nya. Maka, Dia pun memberikan mereka minuman kecintaan-Nya. Sehingga
mereka pun merasakan dalam kehausan mereka perasaan kepuasaan, sambil mereka
tetap haus terhadap cinta Rabb mereka"
"Hai saudaraku, apakah engkau
memahami apa yang saya katakan? Jika tidak, jangan ikuti saya lagi"
Saya menjawab, "Tentu saja,
saya memahami seluruh yang engkau telah katakan. Semoga Allah
merahmatimu."
Dia berkata, "Segala puji bagi
Allah yang telah memberikan kefahaman kepadamu, dan saya melihat kebahagiaan di
wajahmu. Ambillah untukmu perhatian orang yang tidak pernah lelah untuk
menghiasai hati mereka dengan cinta Ilahi, karena hikmah selalu mengalir dan
bersambung ke hati mereka.
Mereka adalah bejana penerima hikmah
yang tidak dikotori oleh keserakahan, dan tidak terputus hubungannya dengan
Allah, mereka terlihat sederhana dalam penampilan mereka, namun kaya raya dalam
ketawakalan mereka. Mereka bersikap teguh dalam menghadapi pelbagai perubahan
dalam kehidupan. Mereka merasa tertusuk dengan kerinduan kepada Allah dan
merasa asing di dunia ini. Kenikmatan mereka adalah keyakinan, roh mereka
adalah kedamaian, mereka adalah makhluk yang paling lembut dalam tindak
tanduknya, paling pemalu dalam gerak geriknya, dan paling mulia tujuan
hidupnya.
Mereka tidak terpesona dengan
gemerlap dunia. Mereka juga tidak berlebihan dalam segala hal. Mereka adalah
orang-orang pilihan dari sekian makhluk Allah.
Serta cahaya dari sekian
hamba-hambaNya yang saleh.
Hati manusia-manusia yang penuh
cinta kepada Allah, akan terputus perhatiannya dari selain ini. Semoga Allah
memberikan kemanfaatan bagi kami dan engkau sesuai ilmu yang Dia berikan kepada
kita, dan menyelamatkan kami dan engkau sesuai ilmu yang telah Dia berikan.
Wassalamu alaika warahmatullah."
Syeikh Bisyir berkata; Saya pun
meminta dia agar mengizinkan saya menemaninya. Namun dia menolak.
Dia berkata; 'Saya tidak
melupakanmu, maka jangan lupakan saya.'
Dia kemudian meneruskan jalannya dan
meninggalkanku.
Bisyir berkata; Saya menjumpai Isa bin Yunus, dan saya pun
menceritakan kepadanya tentang orang tadi. Dia menjawab, "Dia telah
bersikap akrab denganmu.
Orang saleh itu adalah seorang yang sangat baik, yang
memilih tinggal di gunung. Dia hanya datang ke kota untuk shalat Jumaat, dan
pada hari itu dia menjual kayu bakar yang hasilnya mencukupi kebutuhan hidupnya
hingga Jumaat berikutnya. Sangat aneh sekali jika dia telah berbicara kepadamu,
dan engkau mengingat kata-katanya yang bagus tadi."