Abui Fayyadh Al-Khats'ami bercerita;
Pada suatu hari Abdulah bin Abdul Muthalib
berjalan melewati seorang perempuan dari suku Khats'am yang bernama Fathimah
binti Murr.
Dia adalah perempuan yang sangat cantik,
masih muda, dan sangat menjaga kemuliaan dirinya. Dia juga perempuan yang
terpelajar dan membaca banyak buku.
Karena itu, para pemuda Quraisy banyak
berbicara tentang dirinya. Kemudian perempuan itu melihat cahaya kenabian pada
wajah Abdullah.
Maka dia bertanya kepada Abdullah,
"Pemuda, siapa namamu?" Dan Abdullah pun menerangkan siapa dirinya.
Perempuan itu kembali berkata kepadanya,
"Apakah engkau mahu meniduriku, dan nanti saya berikan engkau seratus ekor
unta?"
Abdullah memandangnya, kemudian berkata,
"Jika engkau mengajakku melakukan perbuatan yang terlarang, maka kematian
lebih saya pilih. Jika itu perbuatan yang dilakukan dalam kehalalan, maka harus
difikirkan terlebih dahulu. Tentang bagaimana hari esok, apa yang engkau
rencanakan."
Kemudian dia pergi menemui istrinya, Aminah
binti Wahab. Saat itu istrinya sedang bersamanya. Maka Abdullah menceritakan
tentang perempuan dari Khatsamiah itu, serta kecantikannya dan tawarannya.
Berikutnya dia kembali menemui perempuan
Khats'amiyah, namun kali ini perempuan itu tidak menyingkapinya dengan penuh
semangat, sebagaimana yang dia lakukan dahulu.
Maka Abdullah bertanya kepadanya,
"Apakah engkau sungguh-sungguh dengan tawaranmu dahulu?"
Perempuan itu menjawab, "Waktu itu saya
menawarkannya kepadamu. Sedangkan hari ini tidak. Karena saya tidak ada
keinginan lagi terhadapmu.
Kemudian perempuan itu bertanya, "Apa
yang engkau telah lakukan selepas bertemu denganku sebelumnya?"
Dia menjawab, "Saya meniduri istriku,
Aminah binti Wahab."
Perempuan itu berkata, "Demi Tuhan!
Saya bukanlah orang yang peragu. Tapi waktu itu saya melihat cahaya kenabian di
wajahmu. Maka saya ingin agar cahaya itu masuk ke tubuhku. Namun Tuhan
berkehendak lagi, dan meletakkannya sesuai yang Dia kehendaki."
Kejadian itu kemudian menjadi pembicaraan
para pemuda Quraisy.
Bahwa perempuan Khats'amiyah itu menawarkan
dirinya kepada Abdullah, namun Abdullah menolaknya.
Maka, mereka pun membicarakan dirinya
dengan buruk sehingga perempuan itu menjawab, menerangkan sebab perbuatannya
itu,
"Saya melihat, padanya ada cahaya yang
bersinar Yang menyinari semesta dengan cahaya berpendar"
Urwah dan lainnya mengatakan, bahwa
perempuan itu bernama Qatilah binti
Naufal, saudari Waraqah bin Naufal.
Apakah
Cahaya yang bersinar itu?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan