Tidak
diragukan lagi, Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang paling mulia. Ia adalah
manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Umat Muhammad yang paling
dalam ilmunya, paling kuat tekadnya dalam berjihad, paling bertakwa, dan paling
banyak amalannya.
Abu
Bakar adalah orang yang paling banyak sedekahnya.
Dari
Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu:
“Rasulullah
memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Aku
berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa
setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah bertanya, ‘Wahai Umar, apa
yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu
Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah lalu bertanya, ‘Wahai Abu
Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Ku
tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak
akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’.” (HR. Tirmidzi).
Abu
Bakar adalah orang yang dalam ilmunya dan teguh dalam berjihad.
Dari
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Ketika
Nabi wafat, dan Abu Bakar menggantikannya. Banyak orang yang kafir dari bangsa
Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia
padahal Rasulullah bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai
mereka mengucapkan laa ilaaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkannya telah
haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya
diserahkan kepada Allah?’
Abu
Bakar berkata, ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat
dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang
yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa
Rasulullah, akan kuperangi dia’. Umar berkata, ‘Demi Allah, setelah itu
tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi
orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran’.” (HR. Bukhari dan
Mulim).
Abu
Bakar adalah seorang yang pemaaf.
Diriwayatkan
dari Abu Darda radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku
pernah duduk di sebelah Nabi. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi sambil
menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi berkata,
‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah’.
Lalu
Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi
perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya
agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang
menghadapmu sekarang’.
Nabi
lalu berkata, ‘Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar (sebanyak tiga kali)’.
Tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu
Bakar sambil bertanya, ‘Apakah di dalam ada Abu Bakar?’ Namun keluarganya
menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah. Sementara wajah Rasulullah terlihat
memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon
sambil duduk di atas kedua lututnya, ‘Wahai Rasulullah, demi Allah sebenarnya
akulah yang bersalah (sebanyak dua kali)’.
Maka
Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian,
ketika itu kalian mengatakan, ‘Engkau pendusta wahai Muhammad’. Sementara Abu
Bakar berkata, ‘Engkau benar wahai Muhammad’. Setelah itu dia membelaku dengan
seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku?
(sebanyak dua kali)’. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti’.” (HR.
Bukhari).
Ketika
mendengar Rasulullah mengbarkan tentang pintu-pintu surga, Abu Bakar
radhiallahu ‘anhu pun menanggapi, “Wahai Rasulullah, Tidaklah sulit bagi
seseorang untuk dipanggil dari satu pintu itu. Adakah orang yang dipanggil dari
semua pintu itu?”
Nabi
menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.”
(HR. Bukhari ).
Subhanallah…
Abu Bakar mengganggap mudah bagi seseorang untuk dipanggil dari satu pintu
surga. Beliau mengucapkan ini bukan karena sombong dan menganggap remeh. Namun
itulah standar beliau. Menurut Abu Bakar, apabila seseorang hanya fokus pada
satu amalan saja dalam mengisi hari-hari kehidupannya, maka itu adalah hal
mudah. Seseorang yang fokus hanya memperbanyak ibadah shalat saja, atau sedekah
saja, atau puasa saja. Itu adalah sesuatu yang ringan dalam pembagian waktunya
menurut Abu Bakar. Sehingga beliau bertanya kepada Rasulullah tentang yang
lebih hebat lagi. Tentang yang lebih tinggi lagi kedudukannya. Dan ternyata
beliau adalah orangnya. Nabi langsung yang mengabarkan kepadanya.
Semoga
Allah mengumpulkan kita bersama Rasulullah dan para sahabatnya di surga kelak.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan