Dzul Bijadain adalah anak yatim yg diasuh oleh pamannya.
Suatu ketika, jiwanya tergerak untuk mengikuti Rasulullah. Maka ia pun berusaha bangkit, namun sia-sia penyakit menghalanginya untuk bangkit, sehingga ia hanya bisa duduk mengamati pamannya.
Sewaktu kesehatannya sudah benar-benar pulih, kesabarannya benar-benar sudah
habis. Naluri cintanya berseru kepada jiwanya:
"Sampai kapan ia terus terpenjara dan mengeluhkan kesempitan......
Bebaskanlah ia, boleh jadi ia akan menemukan jalannya"....
Kemudian Dzul Bijadain berkata:" Wahai pamanku, lama ku nanti engkau masuk
Islam, namun aku tidak melihat engkau memiliki semangat untuk itu".
Pamannya lantas berseru:" Demi Allah, jika kamu memeluk Islam maka akan ku
ambil lagi semua yg telah ku berikan kepadamu !.
Mendengar ucapan pamannya itu kerinduannya kepada Rasulullah seakan
meneriakkan:"
Melihat Muhammad lebih aku sukai
dari pada dunia dan seisinya".
Ketika Dzul Bijadain bersi kukuh untuk menemui Rasulullah maka pamannya pun
melucuti semua pakaiannya. Dari itulah Ibundanya memberinya sehelai kain, yang
kemudian dipotongnya menjadi dua bagian untuk mengharungi perjalanannya,
sebagian digunakan untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sebagian lainnya
digunakan untuk menutupi bagian atas tubuhnya.
Ketika seruan jihat dikumandangkan ia merasa puas walapun bergabung di barisan
belakang . Karena seorang pecinta takkan peduli dengan berat dan jauhnya
perjalanan yg harus ditempuh, sebab tujuan yg ingin diraih adalah (Mati Syahid)
telah meringankan langkahnya.
Pada saat Dzul Bijadain meninggal dunia Rasulullah sendiri yg mempersiapkan
liang lahadnya, lalu Belia betdo'a untuknya,
Ya Allah sesungguhnya Aku ridha kepadanya maka ridhailah dia.
Mendengar do'a Rasulullah Ibnu Mas'udpun berseru:" aduhai seandainya saja
aku yg menghuni kubur ini".
Demikianlah tentang Dzul Bijadain sahabat yg mulia.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari cerita ini betapa semangat dan
cintanya kepada Nabi Muhammad shollahu 'alaihi wa sallam. Semoga kita bisa
mencoba meniru perilaku yang langka ini walaupun sulit kita mampu akan tetapi
kita berusaha mendekati semangat mereka walaupun tidak biasa sama.
Sebagaimana yang di katakan di di dalam sebuah sya'ir arab, Jika kamu
tidak mampu seperti mereka maka syerupailah mereka..
Karna menyerupai orang yang baik adalah sebuah kebaikan juga.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan