Dikisahkan, seorang sahabat bernama Thufail ibni Amak’ ingin melihat Nabi Muhammad. Thufail berasal dari suatu kampung yang sangat jauh, perbatasan Yaman dengan Mekkah.
Ketika bertemu, Thufail langsung jatuh cinta kepada
Nabi Muhammad. Dia ceritakan dirinya yang berasal dari tempat yang jauh. “Ya
Rasulullah aku berasal dari tempat yang sangat jauh, tidak kuat aku jalan siang
hari karena panas,” kata Thufail.
Rasulullah kemudian berkata: ”Lalu apa maumu wahai
Thufail?”. Thufail berkata: “Ya Rasulullah ini tongkatku, tolong pegang tongkat
ku ini.
Kalau sudah malam keluarkan cahaya agar aku bisa
berjalan,”
”Baiklah” kata Rasulullah. Dipeganglah tongkat itu
oleh nabi. Dan pulanglah Thufail menggunakan ontanya.
Di perjalanan ketika sampai waktu maghrib tongkatnya
mengeluarkan cahaya terang benderang hingga terlihat jalanan yang dia lalui.
Tongkat itu terus menyala sampai subuh kemudian hilang cahayanya. Begitu seterusnya
sampai ia tiba di kampungnya.
Sesampainya di kampungnya, ia tancapkan tongkatnya di
depan rumahnya. Orang-orang bertanya kepada Thufail.
“Dari mana wahai Thufail?”
“Aku dari makkah”
“Bagaimana? kau bertemu dengan orang yang kau bilang
Nabi Akhir zaman?”
“Bertemu”
“Kau dikasih makan?”
“Dikasih makan”
“Kau dihormati?”
“Sangat dihormati”
“Orangnya hitam atau putih? ”
“Putih”
“Pernah kau melihat wajah seperti dia?”
“Belum pernah.
Bahkan suaranya, belum pernah aku mendengar suara sebagus itu. Aku juga belum
pernah mencium harum seharum itu orang ini”
Setelah itu Thufail bertemu dengan istri dan anaknya
kemudian ia tidur. Tiba maghrib tongkat yang ditancapkan di depan rumah keluar
cahaya terang benderang. Orang sekampungnya berkumpul di depan rumahnya Thufail
menyaksikan tongkatnya.
Thufail keluar.
“Thufail dari mana cahaya ini? apakah kau sihir?”
tanya seseorang.
“Tidak, aku meminta dengan hormat kepada Rasulullah,
Nabi Muhammad bin Abdullah agar aku diberikan cahaya supaya bisa kembali ke
kampung halaman karena aku berjalan di malam hari”
“Thufail, kalau begitu mari kita bersama-sama kesana
bertemu Nabi Muhammad SAW”
Satu kampung kemudian datang ke Makkah. “Ya
Rasulullah aku membawa orang se kampung. Mereka mau masuk Islam dan ingin melihat
wajah engkau”
Nabi keluar menemui mereka. Semua yang ada di situ
berkata membenarkan perkataan Thufail sebelumnya.
“Benar Thufail benar, tidak pernah aku melihat wajah
manusia seindah ini, tidak pernah kami mencium manusia yang seharum ini. Kami yang
tidak mandi berhari hari, bau badan kami hilang karena harumnya badan Nabi
Muhammad SAW ketika menempel di baju kami,”
Mereka kemudian masuk Islam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan