Di sana, Nabi mengatur pola duduk sedemikian rupa sehingga Abu Hurairah ada di bagian paling jauh dari beliau. Mulailah Nabi memberikan cawan susu kepada satu persatu orang yang dicari Abu Hurairah. Setiap orang dipersilakan meneguk susu tersebut beberapa kali sampai mereka merasa kenyang.
Tentu saja, karena terletak di
bagian paling ujung, Abu Hurairah kembali mengeluh. Jangan - jangan saat di
tangannya, susu sudah habis. Nabi tersenyum dan mempersilakan Abu Hurairah meminum
pula. Ajaib, susu itu tidak habis - habis. Barulah ketika Nabi meminum susu
tersebut (Nabi mendapat giliran terakhir), susu habis.
Ternyata hal itu sebenarnya
merupakan 'ujian' bagi Abu Hurairah. Ia harus menahan derita lapar dengan
menyerahkan diri kepada Allah. Kecurigaan Abu Hurairah terhadap susu yang akan
habis sebenarnya tidak perlu, karena di balik kesusahan pasti ada kemudahan.
Dalam kisah tersebut, Abu Hurairah
mendapat pelajaran, bahwa Allah-lah tempat bergantung. Manusia seperti Abu Bakar
dan Umar hanyalah perantara. Jika Allah tidak mengizinkan mereka membantu Abu
Hurairah, mereka tidak akan membantu seperti yang ada dalam kisah tersebut
Tiada ulasan:
Catat Ulasan