Seorang ahli nahwu Arab berkata kepada anaknya,
“Jika kamu
hendak mengungkapkan sesuatu, maka pergunakan akalmu, fikirkanlah dengan
sungguh-sungguh terlebih dahulu sehingga kamu merangkai kalimat yang baik dan
benar. Kemudian ungkapkan kata-kata dengan benar.”
Suatu ketika
keduanya sedang duduk-duduk pada musim dingin sambil menyalakan api. Tiba-tiba
ada percikan api yang mengenai jubah sang ayah. Sang ayah tidak menyadari hal
tersebut, sedangkan si anak melihatnya.
Si anak
terdiam sesaat sambil berfikir. Kemudian dia berkata, “Ayah, saya ingin
menyampaikan sesuatu kepadamu. Apakah engkau mengizinkan?”
Sang ayah
menjawab, “Jika sesuatu yang benar, ucapkanlah!” “Saya yakin benar,” jawab si
anak.
Ayahnya
berkata lagi, “Ya sudah, katakan saja!” “Sungguh, saya melihat merah-merah di
jubah ayah,” kontan sang ayah melihat jubahnya. Ternyata sebagian besar
jubahnya telah terbakar.
Dia pun
berkata kepada anaknya, “Mengapa kamu tidak segera memberitahukan kepadaku?”
Si anak
menjawab, “Saya fikirkan dulu sebagaimana perintah ayah. Kemudian saya menyusun
kalimat yang benar, baru saya ucapkan.”
Lalu sang
ayah membentaknya dengan berkata, “Jangan berbicara dengan mengikuti kaidah
nahwu untuk selamanya!”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan