Kisah ini menceritakan seorang hamba Allah yang sangat peka terhadap firman Tuhannya.
Pemahamannya
terhadap Al-Quran dan rasa takutnya terhadap Sang Pencipta menyebabkan hatinya sangat
lululh terhadap Al-Quran.
Dia boleh
jatuh tersungkur, menangis tersedu-sedu, pingsang, bahkan hingga mati, karena
mendengar lantunan Al-Quran. Bukan
dibuat-buat, tapi betul-betul buah dari ketakwaannya.
Barangkali merekalah orang yang dimaksud dalam hadis dari Abu Hurairah rau,
bahwa Nabi saw bersabda,
“Akan masuk surga sekelompok orang,
hati mereka seperti hati burung.” (HR. Ahmad &
Muslim )
Mereka orang
yang hatinya sangat lunak, dipenuhi dengan ketakutan kepada Sang Pencipta.
Sebagaimana
burung. Binatang yang sangat peka dan mudah terkejut.
Diantara
hamba Allah yang boleh mencapai derajat semacam ini adalah Ali bin Fudhail bin
Iyadh ra.
Beliau
digelari qatilul qur’an (orang yang ‘dibunuh’ Al-Quran).
Al-Munawi
dalam Faidhul Qadir mengatakan:
“Ali bin
Fudhail digelari qatilul quran”
Beliau bukan
ahlul bait. Bukan pula keturunan kerajaan. Beliau putra seorang ulama yang
dikenal sangat zuhud, Fudhail bin Iyadh ra.
Diceritakan
oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Muhammad bin Bisyr Al-Makki,
beliau bercerita:
Pada suatu
hari kami bernah berjalan bersama Ali bin Fudhail.
Kemudian
kami melewati daerah Bani Al-Harits Al-Makhzumi, yang pada saat itu ada seorang
guru yang sedang mengajar anak-anak.
Kemudian
sang guru membaca firman Allah:
“Supaya Dia
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah
mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan
pahala yang lebih baik (surga).” (QS. An-Najm: 31)
Tiba-tiba
Ali bin Fudhail langsung teriak dan jatuh pingsan. Datanglah ayahnya dan
mengatakan: “Sungguh, dia terbunuh karena Al-Quran.”
Kemudian dia
dibawa pulang.
Salah
seorang yang membawanya pulang bercerita bahwa Fudhail, ayahnya mengabarkan,
Ali tidak bisa shalat pada hari itu, shalat dzuhur, asar, maghrib, dan isya.
Pada tengah
malam dia baru sadar.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan