Menurut Kalam Hikmah ke 39 Al-Arifbillah Syeikh Ahmad Ibnu Athaillah As kandary:
“Jangan menyampaikan hajatmu pada selain Allah, sebab mereka tak berhak
untuk hal semacam itu. Allah-lah yang menakdirkanmu jadi demikian"
“Orang yang tak mampu memenuhi
hajatnya sendiri, bagaimana mungkin ia akan jadi tumpuan orang lain saat
problem menghinggapi mereka?”
Kesimpulan sementara dari kalam hikmah ini adalah: jangan pernah
berpikir untuk minta bantuan orang lain saat Anda punya problem.
Seruwet apapun masalah yang Anda hadapi, maka jadikanlah Allah sebagai
tumpuan utama. Sebab hanya Allah semata yang bisa menolong Anda. Agar mental
diri tak pesimis, maka Anda harus tahu aturan kerja psikologis diri dulu.
Sebelum curhat pada Allah, Anda harus MUHASABAH dulu.
MUHASABAH artinya introspeksi diri. Sering-seringlah Anda menghitung
kebaikan dan keburukan diri sendiri. Lalu coba Anda kaitkan dengan takdir
Allah. Jika Anda seorang Muslim dan percaya akan ketuhanan Allah, maka Anda
juga harus percaya takdir Allah. Takdir hidup Anda baik ataukah buruk? Bahwa
takdir dan kepastian Allah-lah yang membuat hidup Anda jadi penuh warna dengan
berbagai macam problem, musibah dan cobaan lainnya. Fungsikan juga nalar akal
yang Allah limpahkan pada Anda, ajak ia tuk ikut berpikir.
Sering-seringlah menjadikan akal sebagai media mengenal Allah. Sebab dengan
demikian, secara perlahan nalar Anda akan jadi lurus. Dengan terbiasa menalar
Allah dengan benar, insyaAllah akal jadi tunduk.
Sekarang kita start ke awal lagi. “Jangan menyampaikan hajatmu kepada
selain Allah, sebab mereka tak berhak untuk hal semacam itu”.
Hikmah Ibnu Athaillah ini mengajak kita untuk mengokohkan keyakinan. Mantap
pada takdir dan keputusan Allah, bahwa dibalik itu ada hikmah. Coba di nalar,
umpama Anda punya teman yang sering memberi sesuatu yang istimewa pada Anda.
Apakah Anda akan melupakan kebaikannya? Tentu saja tidak. Perbuatan yang baik
dan berharga, kadang sulit terhapus dari memori alam pikir normal. Kebaikan
selalu dikenang selamanya. Tapi, yang namanya manusia kadang cepat lupa. Lupa
pada jasa-jasa dan lupa akan kebaikan orang-orang disekitarnya. Bahkan mungkin
tanpa disadari.
Jika Anda seorang akademik, masih ingatkah pada guru Anda dahulu. Bila Anda
seorang yang religius dan punya banyak pengikut, mungkinkah anda ingat pada
guru yang mengajari Anda baca al-Quran dahulu? ingatkah Anda pada orang-orang
disekitar yang jadi memotivasi masa kecil Anda?
Apalagi jika ingatan Anda dikaitkan pada kasih sayang Allah, apakah Anda
ingat pemberian-pemberian Allah yang berlimpahan? Mungkinkah Anda ingat?
Bagaimana mungkin akan lupa pada segala pemberian Allah, padahal setiap tarikan
nafas Anda adalah anugerah teragung dari-Nya.
Mengherankan sekali jika Anda sibuk mengurusi kekayaan, sedang Anda lupa
bahwa Allah yang melimpahkan harta-harta tersebut kepadanya. Mengherankan
sekali bila Anda sibuk mengurusi keindahan dan kebugaran tubuh, padahal
Allah-lah yang merancang keindahan tubuh Anda!
Hal-hal semacam inilah yang kadang buat Anda lupa pada keagungan anugerah
Allah selama hidup. Pemberian Allah tentunya lebih berharga. Dunia dan segala
isinya semua adalah maha karya Allah yang sangat agung. Kita ini hanya
penghuninya. Kita harus tunduk pada ketentuan- ketentuan Allah.
Jika bisa di analogikan, dunia ini layaknya perahu/mobil sedangkan Anda
adalah mesinnya. Maka berkat Anda mobil itu bisa berjalan normal. Berkat Anda
pula mobil itu bisa memacu kecepatannya hingga bisa melesat sedemikian cepat.
Fungsi Anda di dunia sangat besar. Tapi ingatlah bahwa Anda hanyalah mesin.
Anda tak bisa jalan jika tak dihidupkan dan dikemudikan oleh seorang yang
handal menyetir.
Lalu siapakah sang penyetir itu? Jawabannya adalah, Allah. Maka ketahuilah
bahwa Allah yang menyetir segala hal di dunia ini. Bukan yang lain. Yang maha
kuasa atas segalanya hanya Allah. Tak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah.
Ingat itu ya, agar iman Anda makin kuat.
Tanamkan dalam-dalam di hati bahwa hanya Allah tuhan yang wajib di sembah.
Tak ada tuhan selain Dia. Allah maha agung diatas segala- segalanya.
Lalu bagaimana cara menyikapi kehidupan yang berliku-liku ini? Apakah kita
akan berpangku tangan begitu saja? Tentu saja tidak kan. Anda sebagai penghuni
dunia ini tentu tak bisa mengelak dari berbagai macam problem dan masalah yang
mewarnai kehidupan Anda. Anda tak mungkin bisa menghindar dari masalah- masalah
yang melanda. Maka aturan berikutnya adalah menjalani hidup dengan penuh
semangat.
Jalanilah hidup ini dengan hati penuh kemantapan. Hadapilah setiap masalah
dengan gagah berani dan tanpa gentar. Jiwa kuat tak mundur dari problem.
Tentunya harus tetap bertumpu pada satu titik paling agung: Allah. Insyaallah
mental Anda akan jauh lebih dewasa dan tambah bijak. Saat semua manusia sibuk
dengan kepentingan sendiri-sendiri, jadilah Anda orang yang santun pada sesama.
Baik pada yang muda dan hormat pada yang tua.
Sabda Rasulullah: "Siapa yang
tak berterima kasih pada manusia, maka berarti ia tak bersyukur pada
Allah" (HR Imam at-Turmudzi).
Kita ambil saja hikmah hidup ini, sebab segala yang terjadi disekitar kita pasti
sesuai dengan kehendak Allah. Semua hal pasti ada hikmahnya. Semua kebaikan dan
keburukan adalah atas kehendak Allah. Yang bisa dilakukan hanya usaha. Berusaha
untuk jadi pribadi yang baik dan selalu baik hingga usia penutupan nanti.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan