Faidah Kedelapan :
Penetapan
kesempurnaan sifat terpujinya Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Bagi-Nya segala
pujian atas pemberian-pemberian-Nya dan keagungan nama-nama dan
sifat-sifat-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
Dan barangsiapa tidak
bersyukur, maka sesungguhnya Allâh Maha Kaya lagi Maha Terpuji. 22 .22
Luqman/31:12
al-Hamîd adalah salah
satu nama di antara nama-nama Allâh yang terindah. Nama tersebut menunjukkan
pujian yang diberikan kepada Allâh Azza wa Jalla. Dia-lah yang memiliki pujian
yang mutlak dan sempurna dalam keadaan apapun dan kapanpun. Dia Azza wa Jalla
dipuji karena nama-nama dan sifat-sifat yang dimiliki-Nya. Dia dipuji karena
kenikmatan-kenikmatan, karunia[1]karunia
dan pemberian-pemberian-Nya. Dialah al-Hamîd (Yang Maha Terpuji) Azza wa Jalla
yang memiliki semua pujian. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
Bagi-Nyalah segala
puji di dunia dan di akhirat.23. 23 al-Qashash/28:70
Dia-lah yang memiliki
pujian di awal maupun di akhir. Dia-lah yang memiliki semua pujian baik yang
tampak maupun yang tidak. Seluruh pujian adalah milik Allâh Azza wa Jalla.
Seluruh kenikmatan berasal dari Allâh. Semua kenikmatan yang didapatkan oleh
para hamba-Nya berasal dari Allâh dan Dia-lah yang memberikannya. Sudah
sepantasnya, seluruh pujian tersebut hanya dikhususkan untuk al-Mun’im (Yang
Maha Pemberi Kenikmatan). Oleh karena itu, orang-orang yang sedang ber-talbiyah
mengatakan dalam talbiyah-nya :
Sesungguhnya segala
pujian, kenikmatan dan kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan