Faidah Ketiga :
Pentingnya mensyukuri
nikmat Allâh Azza wa Jalla dan besarnya pengaruh syukur terhadap kelanggengan
dan perkembangan suatu kenikmatan. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
Dan sesungguhnya Kami
telah memberikan al-hikmah kepada Luqmân, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allâh”.
Sebuah kenikmatan
jika disyukuri maka dia akan langgeng, apabila tidak disyukuri maka dia akan
lenyap. Oleh karena itu, sebagian Ulama menamai syukur dengan al-hâfidzh
(penjaga) dan al-jâlib (pencari/penarik), karena syukur dapat menjaga
kenikmatan yang ada dan mencari kenikmatan yang hilang. Allâh Azza wa Jalla
berfirman :
“Dan (ingatlah juga),
tatkala Rabb-mu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan
menambah (nikmat) kepadamu’ 10. 10 Ibrahim/14:7.
Pada ayat di atas
Allâh berfirman, Bersyukurlah kepada Allâh!” maksudnya adalah bersyukur atas
kenikmatan, pemberian dan kedermawanan-Nya kepadamu. Diantara bentuk
kedermawaan Allâh Azza wa Jalla kepada hamba-Nya yang shaleh ini (Luqman)
adalah dengan memberikan kepadanya al hikmah dan memberinya taufîq untuk
mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan amal yang shaleh. Ayat itu juga
menunjukkan bahwa seorang hamba yang diberi taufîq untuk mendapatkan ilmu, bisa
beramal dan menjalankan kebaikan, dia wajib selalu dan selamanya bersyukur
kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Dia wajib mengakui dan menyadari kenikmatan,
keutamaan, hidayah (petunjuk) dan taufîq Allâh yang telah diberikan kepadanya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan