Faidah Kesembilan :
(Pada ayat ini
terdapat penjelasan tentang) kedudukan hikmah dan manfaatnya yang besar pada
diri orang yang Allâh Azza wa Jalla berikan hikmah itu kepadanya. Ini sangat
nampak pada konteks ayat yang penuh berkah ini. Di dalamnya ada pujian dan
sanjungan Allâh terhadap Luqmân dengan sebab al-hikmah yang telah Allâh
Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepadanya. Ini tentu dapat menjadikan seorang
hamba (semakin) bersemangat untuk mengenal al-hikmah, seperti apakah al hikmah
itu? Dan juga mendorong orang bersemangat untuk memiliki sifat tersebut.
Di antara makna
al-hikmah yang disebutkan (oleh para Ulama) adalah sebagai berikut :
1. al-Hikmah adalah
ilmu yang bermanfaat yang diiringi dengan amalan shaleh.
2. al-Hikmah adalah
meletakkan berbagai perkara sesuai pada tempatnya.
3. al-Hikmah adalah
ilmu, pemahaman, lurus dan (memiliki) cara pandang yang baik.
Dan masih ada
makna-makna lain yang disebutkan oleh para Ulama. Yang menjadi poin penting
adalah al-hikmah tersebut memiliki kedudukan yang agung. Sudah sepantasnya
setiap hamba bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkannya, serta
menempuh segala cara yang disyariatkan dan segala jalan untuk mendapatkannya
dan mengantarkannya dengan cara-cara dan jalan-jalan tersebut kepada hikmah
yang dimaksud.
Dan (Ingatlah) ketika
Luqmân berkata kepada anaknya, di waktu dia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai
anakku! Janganlah kamu mempersekutukan Allâh! Sesungguhnya mempersekutukan (Allâh)
adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun,
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.24. 24 Luqmân/31:13-14
Tiada ulasan:
Catat Ulasan