Ketika Nabi Musa bersama muridnya Yusa bin Nun mencari Nabi Hidir, mereka membawa bekal ikan dalam perjalanannya. Ikan tersebut sudah dimasak dan dimasukkan ke dalam wadah sebagai bekal makanan dalam perjalanan.
Saat
beristirahat di suatu tempat, keduanya tertidur. Tidak disangka ikan yang sudah
dimasak itu hidup kembali dan mencari jalan menuju laut.
Selepas
beristirahat, keduanya meneruskan perjalananan mencari Hidir. Di tengah
perjalanan Nabi Musa merasa lapar dan meminta muridnya mengeluarkan bekal
makanan.
Ternyata
ikan yang sudah dimasak itu sudah tidak ada di tempatnya. Kisah ini terabadikan
dalam Alquran:
Dan
(ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti
(berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan
sampai bertahun-tahun". Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah
laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu mengambil jalannya ke laut
itu. (Alquran surat Al Kahf ayat
60-61).
Kisah
tersebut termaktub dalam surah Al Kahf, surah yang tergolong makiyah yang
diturunkan sebelum hijrah. Surah yang demikian ini umumnya berkonsentrasi pada
tiga hal, yaitu keimanan kepada Allah, Nabi Muhammad dan hari akhir.
Itu
karena kaum Quraisy Makkah sangat menentang ajaran tauhid, kenabian Muhammad
dan adanya hari akhir. Sangat jelas hikmah dibalik kisah bekal ikan Nabi Musa
yang hidup lagi adalah bahwa Allah Mahakuasa
menghidupkan sesuatu yang telah mati. Sebab itu Allah kuasa menghidupkan atau
membangkitkan lagi manusia yang telah mati pada hari kiamat.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan