Terdapat suatu riwayat bahwa Amir bin Abdi Qais
senantiasa qiyamullail dan berpuasa pada siang harinya. Seringkali iblis
melintasi tempat ia bersujud menyerupai seekor ular. Jika ia tidak menemukan
baunya maka ia singkirkan dengan tangannya lalu berkata, "Kalau bukan
karena kebusukanmu pasti aku selalu bersujud."
Alqamah bin Mursyid berkata, "Aku melihat seekor ular masuk lewat gamis bagian bawahnya ketika beliau shalat lalu keluar melalui lengan bajunya, namun beliau tidak terusik sedikit pun!"
Ada seseorang yang bertanya kepadanya, "Mengapa tidak engkau singkirkan ular itu?"
Amir menjawab, "Demi Allah, aku benar-benar malu di hadapan Allah sekiranya aku takut kepada selain Allah. Dan demi Allah, aku tidak melihat ular itu ketika ia masuk maupun keluar."
Seseorang berkomentar, "Surga itu dapat dicapai tanpa harus dengan cara yang kau lakukan!"
Amir menjawab, "Aku tidak akan melepaskan kebiasaanku agar aku tidak mencela diriku."
Seseorang berkata bahwa suatu saat beliau sakit, kemudian menangis.
Ada yang bertanya, "Apa yang membuat kamu menangis, padahal kamu sudah seperti itu (ahli ibadah)?"
Amir menjawab, "Siapakah yang lebih berhak menangis selain aku? Padahal aku tahu perjalananku masih sangat jauh sementara bekal yang aku bawa sangat sedikit? Aku berada dalam perjalanan yang penuh pendakian dan jalan menurun, apakah perjalananku ini menuju Surga atau Neraka, sama sekali aku tidak tahu ke manakah tempat kembaliku kelak."
Alqamah bin Mursyid berkata, "Aku melihat seekor ular masuk lewat gamis bagian bawahnya ketika beliau shalat lalu keluar melalui lengan bajunya, namun beliau tidak terusik sedikit pun!"
Ada seseorang yang bertanya kepadanya, "Mengapa tidak engkau singkirkan ular itu?"
Amir menjawab, "Demi Allah, aku benar-benar malu di hadapan Allah sekiranya aku takut kepada selain Allah. Dan demi Allah, aku tidak melihat ular itu ketika ia masuk maupun keluar."
Seseorang berkomentar, "Surga itu dapat dicapai tanpa harus dengan cara yang kau lakukan!"
Amir menjawab, "Aku tidak akan melepaskan kebiasaanku agar aku tidak mencela diriku."
Seseorang berkata bahwa suatu saat beliau sakit, kemudian menangis.
Ada yang bertanya, "Apa yang membuat kamu menangis, padahal kamu sudah seperti itu (ahli ibadah)?"
Amir menjawab, "Siapakah yang lebih berhak menangis selain aku? Padahal aku tahu perjalananku masih sangat jauh sementara bekal yang aku bawa sangat sedikit? Aku berada dalam perjalanan yang penuh pendakian dan jalan menurun, apakah perjalananku ini menuju Surga atau Neraka, sama sekali aku tidak tahu ke manakah tempat kembaliku kelak."
Tiada ulasan:
Catat Ulasan