Abu Bakrah
ats-Tsaqafi ath-Tha'ifi adalah Maula Rasulullah saw.. Nama aslinya adalah Nafi'
ibnul Harits.
Ketika
peristiwa pengepungan Tha'if, dia keluar dari benteng pertahanan orang-orang
Tha'if yang berada di Bakrah, lalu melarikan diri menuju ke tempat Rasulullah
saw.. Abu Bakrah masuk Islam di bawah bimbingan Rasulullah saw. sendiri. Karena
dia adalah seorang budak, maka Rasulullah saw. membebaskannya terlebih dahulu,
hingga dia menjadi orang merdeka.
Abu Ka'b berkata, "Abdul Aziz bin Abu Bakrah menceritakan pada kami bahwa ayahnya, Abu Bakrah, menikah dengan seorang wanita, kemudian wanita tersebut meninggal.
Ketika dia
hendak menshalati istrinya itu, saudara-saudara isterinya
menghalang-halanginya. Melihat itu, dengan kesal Abu Bakrah berkata pada
mereka, "Saya adalah orang yang paling berhak untuk menshalatinya".
Lalu
orang-orang berkata, "Dia benar". Setelah itu Abu Bakrah memaksa
masuk ke tempat makam isterinya, maka saudara-saudara isterinya langsung
mendorongnya dengan kuat, hingga dia terjatuh dan pingsan. Kemudian dalam
keadaan pingsan dia dibawa ke tempat keluarganya. Ketika sampai, langsung
disambut dengan jeritan tangis dua puluh putra putrinya, dan saya ( Abdul Aziz
bin Abi Bakrah ) adalah anaknya yang paling kecil.
Abu Bakrah
pun tersadar dari pingsannya dan mendengar tangisan anak-anaknya, lalu dia
berkata pada mereka, "Jangan kalian menangis seperti itu. Sungguh demi
Allah, tidak ada yang lebih membahagiakan saya dari setiap nyawa yang dicabut
melainkan jika itu nyawa saya sendiri".
Anak-anak
Abu Bakrah pun terkejut mendengar perkataan ayahnya itu, kemudian mereka
berkata, "Wahai ayah mengapa engkau berkata begitu?"
Abu Bakrah
menjawab, "Sungguh saya takut akan mengalami hidup pada sebuah zaman di
mana saya tidak boleh lagi menyeru kepada kebaikan dan melarang perbuatan
munkar. Dan pada zaman itu tidak ada kebaikan yang dapat dijumpai".
Demikianlah keridhaan Abu Bakrah terhadap qada dan qadar Allah. Semoga Allah meridhainya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan