Ketika
berada di Mekkah, 'Amru bin 'Utsman menulis surat kepada Junaid, Jurairi dan
Syibli di negeri Irak. Beginilah bunyi suratnya:
"Ketahuilah
oleh kalian, wahai tokoh-tokoh terkemuka dan ketua-ketua di negeri Irak, bahwa
kalian harus mengatakan kepada setiap orang yang ingin berkunjung ke negeri
Hijaz dan menyaksikan keindahan Ka'bah, Engkau tidak sampai ke sana kecuali
dengan semangat yang gundah. Dan katakan kepada setiap orang yang menginginkan
permadani kehampiran-Nya dan istana keagungan-Nya, Engkau tidak akan sampai ke
sana kecuali dengan sukma yang gundah".
Di akhir
surat itu 'Amru bin 'Utsman menulis, "Inilah sebuah pesan dari 'Amr bin
'Utsman al-Makkiy dan ketua-ketua negeri Hijaz yang senantiasa bersama Dia,
di dalam Dia, dan karena Dia. Jika salah seorang di antara kamu mempunyai cita-cita
yang luhur, maka katakanlali kepadanya: Ambillah jalan ini di mana terdapat dua
ribu gunung berapi yang menggelegar dan dua ribu samudra yang penuh badai dan mara
bahaya. Jika engkau tidak sanggup maka janganlah berlagak palsu, karena dengan
lagak palsu tidak sesuatu pun dapat engkau peroleh". ,
Setelah
menerima surat itu, Junaid memanggil ketua-ketua negeri Irak untuk berkumpul.
Kemudian setelah membacakan surat itu kepada mereka, Junaid bertanya:
"Apakah yang dimaksud dengan gunung-gunung di dalam surat
ini?"
"Yang
dimaksud dengan gunung-gunung tersebut adalah ketiadaan", jawab mereka,
"Sebelum seorang manusia seribu kali ditiadakan dan seribu kali dihidupkan
kembali, ia tidak akan dapat mencapai istana keagungan".
"Dan apa pula yang dimaksud di antara dua ribu gunung berapi itu baru satu sajalah yang pernah kudaki", kata Junaid.
"Engkau cukup beruntung karena telah melalui salah satu di antara gunung-gunung itu", Jurairi berkata, "hingga saat ini baru tiga langkah yang aku tempuh"
"Dan apa pula yang dimaksud di antara dua ribu gunung berapi itu baru satu sajalah yang pernah kudaki", kata Junaid.
"Engkau cukup beruntung karena telah melalui salah satu di antara gunung-gunung itu", Jurairi berkata, "hingga saat ini baru tiga langkah yang aku tempuh"
Syibli menangis terisak-isak, kemudian berkata.
"Engkau beruntung Junaid, karena telah melalui sebuah gunung. Dan Engkau pun beruntung Jurairi, karena telah menempuh tiga langkah. Hingga saat ini aku belum melihat debu-debunya baik dari kejauhan sekali pun". ?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan