OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Seorang lelaki pernah melihat
wujud gambar jelek ditengah hutan. Dia bertanya:
"Engkau siapa"
Perwujudan buruk itu menjawab:
"Aku adalah penjelmaan amal
jelekmu".
Si lelaki bertanya lagi:
"Bagaimana aku bisa lepas
darimu"
Kata Si Buruk:
Ucapkan sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW, sebagaimana beliau SAW pernah bersabda:
"Pada hari Jum'at membaca
sholawat kepadaku sebanyak 80X, maka Allah mengampuni dosa-dosanya selama 80
tahun".
Seorang lelaki lupa tidak membaca
sholawat Nabi SAW. Suatu malamnya, ia bermimpi melihat Nabi Muhammad SAW tidak
menoleh kepadanya, ia lalu bertanya:
Wahai Rasul, apakah engkau marah
padaku".
Jawab beliau SAW:
"Tidak".
Kata lelaki:
"Lalu kenapa engkau tidak
memandangku".
Jawab beliau SAW:
"Karena aku tidak
mengenalmu".
Kata lelaki itu:
"Bagaimana engkau tidak
mengenal aku, padahal aku adalah umatmu".
Lelaki itu bangun dari tidurnya.
Kemudian setiap harinya dia selalu mengucapkan sholawat 100X dan suatu hari ia
bermimpi melihat Rasulullah SAW, beliau bersabda:
"Sekarang aku mengenalmu dan
aku akan memberi syafa'at untukmu".
Artinya ia sudah menjadi orang
yang amat "cinta" terhadap Rasulullah SAW. Para ulama meriwayatkan:
"Engkau (Nabi SAW) lebih
mengenali umatmu daripada ibu mengenal anaknya".
Firman Allah SWT:
"Katakanlah jika kamu
benar-benar mencintai Allah.... (QS.3:31)"
Sebab-sebab turunnya ayat diatas
ketika Rasulullah SAW mengajak Ka'ab bin Asyrof dan kawan-kawannya masuk Islam.
Mereka menjawab:
"Kami adalah putra-putra
Allah, dan sungguh kami amat mencintai Allah".
Lalu Allah berfirman kepada
Nabi-Nya (ayat diatas):
"Katakanlah jika kamu
benar-benar mencintai Allah, maka ikutlah dengan agamaku, Allah pasti mencintai
kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun dan
Penyayang. (QS.3 Al Imron:31)"
Ikutlah dengan agamaku.....,
karena aku adalah utusan Allah. Aku bertugas menyampaikan Risalah-Nya dan
dasar-dasar-Nya kepada kalian.
Mencintai sesama mukmin dengan
dasar "Karena Allah" ialah dengan mengikuti printah-Nya, taat
kepada-Nya dan mencari Ridho-Nya. Dan cintanya Allah terhadap orang mukmin
ialah melalui Pujian-Nya terhadap mereka atas pahala-Nya kepada mereka, juga
ampunan dan Rahmat-Nya. Kata Imam Ghazali dalam Ihya'-nya:
"Barangsiapa yang mengakui
empat hal tanpa melakukan yang empat, maka dia adalah pembohong.
Barangsiapa yang mengaku cinta
surga, namun tidak beramal dengan taat, maka dia pembohong.
Barangsiapa yang mengaku takut
terhadap neraka dan ia tidak meninggalkan maksiat, itu pun pembohong.
Barangsiapa yang mengaku cinta
terhadap Allah, sementara ia selalu resah akan siksa-Nya, maka dia adalah
pembohong". Robiah berkata:
"Engkau durhaka terhadap
Tuhan, sedangkan engkau menampakkan kecintaan kepada-Nya; demi umurku sebagai
taruhan (ukuran), maka itu merupakan sesuatu yang aneh. Andaikan cintamu benar,
artinya engkau mentaati-Nya, karena orang yang cinta akan selalu patuh terhadap
yang dicintai".
Kisah:
Ada serombongan orang mengunjungi
Asy Syubalii RA. Dia berkata:
"Siapa kalian semua".
Jawab rombongan itu:
"Kami adalah orang-orang
yang mencintaimu".
Asy Syubalii menghadap mereka
dengan membawa batu dan melempari mereka, mereka pun lari. Asy Syubalii
berkata:
"Mengapa kamu lari dariku!
Andai kamu betul-betul mencintai aku, pasti tidak lari dari percobaanku".
Asy Syubalii melanjutkan
fatwanya:
"Orang-orang yang punya rasa
cinta terhadap Allah akan mereguk minuman dari gelas cintanya dan bagi mereka
negeri dan bumi amat sempit. Mereka minum dan tenggelam dalam lautan rindu
kepada-Nya dan mereka merasakan kenikmatan bermunajat kepada-Nya".
Kemudian dia melantunkan sya'ir:
"Ingat yang dicintai wahai
tuanku, akan membuat aku mabuk; dan apakah engkau pernah melihat orang bercinta
tanpa dirasuki mabuk kepayang".
Ada yang berkata:
"Sesungguhnya seekor unta
yang lagi mabuk, ia tidak akan mau makan rumput selama 40 hari. namun bila
dibebankan dipunggungnya, ia pun akan membawa beban itu. Manakala sekerat hati
menggebu-gebu ingat terhadap kekasih, ia pun enggan memasukkan makanan dan
tidak peduli beban dipunggung tetap ditanggung demi rindunya terhadap kekasih.
Unta saja bisa meninggalkan kesenangannya dan mau menanggung beban di punggung
demi sang kekasih; lalu apakah kalian tidak sanggup meninggalkan kesenangan
yang dihramkan Allah! Apakah engkau enggan menambah beban berat demi Allah SWT!
Kalau kamu tidak mampu, artinya pengakuanmu menyatakan cinta tinggal nama tanpa
suatu makna. Tidak akan berguna didunia maupun di akherat, juga dihadapan sesama
makhluk atau kelak dihadapan Sang Pencipta".
Ali KW berkata:
"Barangsiapa yang merindukan
surga, tentu ia berkemas-kemas menuju segala bentuk kebajikan. Dan barangsiapa
yang takut terhadap neraka, ia pun akan mencegah nafsunya dari yang disenangi.
Dan barangsiapa yang meyakini mati, pasti semua kenikmatan dunia dianggap
remeh".
Ibrahim Al Khawwassh ditanya
mengenai kecintaan terhadap Allah. Ia menjawab:
"Menghilangkan semua
keinginan, membakar sifat materialistis atas semua kebutuhan, lali ia menenggelamkan
dirinya ke lautan (yang menjadi sebab datangnya petunjuk)".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan