OLEH
HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Tobat diwajibkan
kepada muslimin muslimat. Allah SWT berfirman:
"Bertobatlah
kalian kepada Allah dengan tobat Nasuha. (QS.66 At Tahrim:8)"
Ayat diatas
menunjukkan perintah wajib. Allah SWT berfirman:
"Janganlah
kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah".
Maksudnya lupa
terhadap yang dijanjikan kepada Allah, serta menyingkirkan ajaran Allah di
belakang mereka.
"Kemudian
Allah menjadikan ia lupa terhadap diri sendiri".
Ialah mereka lupa
keadaannya sendiri dengan tidak mengutamakan kebajikan. Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa
yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya.
Barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci bertemu
dengannya".
Firmannya:
"Mereka itulah
orang-orang yang fasik. (QS.59 Al Hasyr:19)".
Ialah orang ahli
maksiat, ahli mengingkari janji, keluar dari (sebab-sebab) turunnya Hidayah,
Rahmat dan Pengampunan.
Orang fasik ada 2
macam:
Fasik yang kafir.
Fasik yang banyak
dosa.
Fasik kafir
maksudnya tidak mengakui adanya Allah (iman kepada-Nya), serta keluar dari
jalur Hidayah dan masuk kerah kesesatan. Sedangkan fasik Fajir (banyak dosa)
ialah orang ahli mabuk-mabukan, makan barang haram, berzina, durhaka kepada
Allah serta keluar dari jalur ibadah serta masuk kearah kesesatan. Bedanya:
orang fasik kafir tidak diampuni kecuali dengan syahadat dan bertobat sebelum
ia mati. Sedangkan fasik fajir harus kembali minta pengampunan kepada Allah
dengan jalan tobat dan menyesali dosa-dosa sebelum ia mati. Sebab dasarnya,
setiap kemaksiatan yang didorong oleh hawa nafsu nafsaniah (kemanusiaan), maka
kembalinya hanya dengan jalan pengampunan. Akan tetapi kalau kemaksiatan yang
dasarnya didorong oleh rasa sombong, maka tidak bisa diampuni hanya dengan
istighfar, sebab kemaksiatan tersebut dipengaruhi oleh watak iblis yang
sombong. Maka seharusnya mereka bertobat untuk menghapus dosa-dosamu sebelum
engkau didahului oleh mati, dengan harap tobatmu diterima disisi Allah SWT.
Allah SWT
berfirman:
"Dia adalah
Dzat yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang minta ampun atas
kesalahan-kesalahan. (QS.42:25)"
Allah menghapus
semua kesalahan dengan catatan tobatnya diterima. Nabi SAW bersabda:
"Seseorang
yang tobat karena dosa-dosanya, maka ia laksana orang yang tidak memiliki
dosa".
Kisah:
Ada seorang lelaki
yang selalu mencatat setiap dosa yang ia kerjakan. Suatu hari i melakukan dosa,
ia pun membuka buku catatannya untuk dituliskan dosa yang dikerjakan, namun ia
tidak menemukan satu pun lembar kecuali tertulis firman Allah SWT:
"Maka
demikianlah mereka, kejahatan mereka Allah ganti dengan kebajikan. (QS.25 Al Furqon:70)"
Allah mengganti
syirik dengan iman, zina dengan pengampunan, demikian juga kemaksiatan diganti
dengan ketaatan.
Kisah:
Ketika Umar bin
Khattab RA menyusuri jalan-jalan kota Madinah, ia bertemu dengan seorang pemuda
yang lagi membawa botol dibawah bajunya. Umar RA berkata:
"Botol apa
yang kau bawa dibalik bajumu?"
Sesungguhnya botol
itu berisi arak. Si pemuda sangat malu gemetaran, sambil merintih dalam hati:
"Ya Tuhanku,
janganlah engkau membuat aku malu dihadapan Umar, maka aku akan berjanji tidak
akan minum arak lagi selamanya".
Kemudian si pemuda
baru berani berkata: "Wahai Amirul Mukminin, botol yang kubawa ini adalah
cuka".
Jawab Umar:
"Coba
perlihatkan padaku agar aku bisa melihat".
Kemudian si pemuda
membuka botol dihadapan umar RA dan ternyata berisi cuka.
Fikir dan
renungkan! Makhluk yang bertobat hanya karena takut kepada makhluk lain, itu
pun Allah merubah araknya bisa berubah cuka. Itu karena ikhlasnya bertobat
kepada Allah. Andaikan ada orang ahli maksiat bertobat dengan tobat nashuha
(sungguh-sungguh tobat) dan menyesali dosa-dosanya, maka Allah akan mengganti
semua kemaksiatannya menjadi (pahala) ketaatan, sebagaimana Allah mengganti
arak menjadi cuka.
Abu Hurairah RA
menerangkan suatu kisah, ia berkata:
Setelah aku
menunaikan sholat Isya' akhir bersama Rasulullah SAW. Aku keluar sebentar,
tiba-tiba ada seorang wanita ditengah jalan, dia berkata:
"Wahai Abu
Hurairah, aku telah melakukan dosa, lalu apakah ada gunanya bila aku
bertobat".
Aku (Abu Hurairah
RA) menjawab:
"Engkau celaka
dan membuat celaka pula; Demi Allah! Tidak ada Tobat untukmu".
Wanita itu langsung
jatuh pingsan. Dan aku pun pergi meninggalkan wanita itu sambil berkata dalam
hati:
"Aku baru
mengeluarkan fatwa, padahal Rasulullah SAW masih ditengah-tengah kami".
Aku pun kembali ke
beliau SAW menceritakan apa yang terjadi pada wanita tersebut. Beliau SAW
langsung bersabda:
"Celaka!
Engkau celaka dan mencelakakan, apakah kamu tidak pernah mendengar ayat
ini...."
"Dan
orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain bersama Allah, dan tidak pula
membunuh manusia yang diharamkan Allah kecuali dengan kebenaran, juga tiada
pula mereka berzina. Dan barangsiapa yang berbuat demikian, pasti akan
memperoleh dosa; dilipatgandakan siksanya pada hari kiamat, mereka disana amat
kekal dan terhina; kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman serta beramal
shaleh, maka Allah akan mengganti kejahatan mereka dengan kebajikan. (QS.25 Al
Furqon:68-70)"
Kemudian aku (Abu
Hurairah RA) keluar bertanya kesana kemari mencari wanita tersebut, sampai-sampai
anak kecil menyangka aku gila. Namun akhirnya aku bertemu jua pada wanita yang
kucari, lalu aku kabarkan kisahku ini pada dia. Dia amat gembira, lalu berkata:
"Aku memiliki
sepetak kebun dan aku sedekahkan buat Allah dan utusan-Nya".
Hikayah: Utbah Al
Ghulam
Utbah Al Ghulam
adalah orang yang berasal dari golongan fasik. Ia sangat terkenal orang yang
bejat, rusak, dan amat gemar dengan mabuk-mabukan. Suatu hari ia memasuki
pengajian Majelis Taklim Al Bashri, yang tengah membaca ayat Allah:
"Apakah belum
datang waktunya orang-orang beriman untuk menundukkan hati mereka dalam
mengingat Allah. (QS.57 Al Hadid:16)"
Tidakkah hati
mereka sudah sepatutnya takut!..
Suatu hari Syekh
Hasan Al Bashri RA memberikan nasehat menafsirkan ayat diatas dengan penafsiran
yang amat menyentuh, sehingga banyak orang yang menangis. Serta merta
berdirilah seorang pemuda, lalu berkata:
"Wahai orang
yang bertaqwa dan beriman, apakah Allah masih menerima tobatnya orang yang
lemah dan fasik seperti aku".
Syekh Hasan
berkata:
"Bisa. Allah
menerima tobat akan kejahatanmu".
Utbah Al Ghulam
mendengarkan saja langsung wajahnya pucat, tubuhnya gemetar, ia berteriak keras
dan langsung pingsan. ketika Ghulam sadar dari pingsannya, Kyai Hasan
mendekatinya dan mengucapkan syair-syair dibawah ini:
"Wahai pemuda
maksiat, kepada Tuhan yang memiliki Arsy; mengertikah engkau balasannya orang
yang berbuat maksiat!
Adalah neraka
Syi'ir bagi mereka, ia memiliki suara api; menggelegar disaat ubun-ubun
terpegang. Kalau engkau menerima neraka-neraka itu, silahkan berbuat maksiat;
bila tidak, jauhilah kemaksiatan. Semua kesalahan yang engkau kerjakan; artinya
engkau sudah menggadaikan dirimu (di Neraka), maka bersungguh-sungguhlah untuk
melepaskan diri".
Dan Utbah Al Ghulam
berteriak lebih lantang, ia pun langsung jatuh pingsan kedua kalinya.
Ketika dia sadar,
ia berkata kepada Syekh Hasan Al Bishri RA:
"Wahai syekh,
apakah benar Tuhan Yang Maha Penyayang menerima tobatnya orang seperti
aku".
Syeikh menjawab:
"Tiada Dzat
yang mampu menerima tobat orang yang menyimpang kecuali Tuhan Yang Maha
Memaafkan".
Kemudian Utbah Al
Ghulam mengangkat kepalanya keatas sambil melafadzkan 3 doa:
Tuhanku, Engkau
menerima tobatku dan mengampuni dosa-dosaku, maka muliakan aku dengan mudah
faham mengenai ilmu atau Al Qur'an.
Tuhanku, muliakan
aku dengan suara yang merdu, sehingga yang mendengar bacaanku semakin lunak
hatinya sekalipun ia memiliki hati sekeras batu.
Tuhanku, berikan
rizki yang halal padaku dari jalan yang tidak aku duga-duga.
Allah SWT pun
mengabulkan do'anya; dia mudah faham dan hafal, setiap orang yang mendengar
bacaan Al Qur'an langsung tobat dan setiap harinya pasti ada semangkuk kuah dan
2 potong roti tanpa tahu siapa yang menaruh didepan rumahnya. Hal ini terus
menerus sampai ia meninggal dunia. Inilah keadaan orang yang benar-benar
kembali ke jalan Allah, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala kebajikan
dari perbuatan bagusnya.
Sebagian ulama ada
yang ditanya begini:
"Apakah hamba
yang tobat mengerti, adakah tobatnya diterima atau tidak".
Jawabnya:
"Dalam hal ini
tidak ada putusan hukum secara pasti, akan tetapi semuanya memiliki
tanda-tanda:
Ia melihat dirinya
jauh dan terhindar dari maksiat.
Ia merasakan
hatinya selalu gembira dan rasanya Tuhan sangat dekat sekali.
Ia dengan dekat
orang-orang baik dan jauh dari orang-orang yang ahli berdosa, maka ia memandang
segi dunia yang sedikit sudah terlalu banyak (puas), namun segi akherat yang
sudah banyak dikerjakan masih dianggap kecil (kurang).
Dia menyibukkan
hatinya dengan sesuatu yang diwajibkan Allah SWT.
Ia menjaga lisannya
(tidak berkata kotor), selalu tafakkur dan selalu menyesali dosa-dosa yang
pernah dikerjakan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan