KARYA BADIUZZAMAN SAID NURSI DALAM KITABNYA “RISALAH NUR”
Jika engkau
ingin mengetahui bahwa menjual jiwa dan harta kepada
Allah SWT serta
menjadi hamba kepada-Nya dan menjadi prajurit-Nya
merupakan bisnis
yang paling menguntungkan dan pangkat yang paling
terhormat, maka
perhatikan cerita imajiner yang singkat berikut ini:
Pada suatu hari
seorang raja memberikan sebuah ladang yang luas
sebagai titipan
dan amanah kepada dua orang rakyatnya. Ladang itu
berisi semua
mesin, perangkat, senjata, hewan, dan semua keperluannya.
Ketika itu
meletus perang yang sangat hebat sehingga segalanya
menjadi berubah.
Maka, sebagai bentuk kasih sayang dan karunianya,
raja mengirim
salah seorang ajudannya dengan membawa perintah
darinya untuk
disampaikan kepada dua orang tadi:
“Juallah
kepadaku amanah yang kuberikan agar kupelihara untuk
kalian sehingga
dalam kondisi sulit semacam ini ia tidak hilang percuma.
Aku akan
mengembalikannya lagi pada kalian dalam bentuk yang
lebih baik saat
perang usai. Aku juga akan membayarkannya dengan
harga yang
tinggi seakan-akan amanah itu adalah milik kalian. Semua
mesin dan
perangkat yang berada di pabrik dan dengan namaku. Maka,
harga dan
nilainya meningkat dari satu menjadi seribu. Di samping itu,
semua laba yang
ada juga akan dikembalikan kepada kalian. Aku akan
mengambil alih
semua beban dan biaya yang ada untuk kalian di mana
kalian lemah dan
miskin tak mampu menanggung biaya untuk menjalankan
mesin tersebut.
Aku akan mengembalikan kepadamu semua
manfaat dan
hasilnya. Juga, aku akan membiarkannya bersama kalian
agar bisa
digunakan dan dinikmati hingga saat untuk mengambilnya
kembali datang.
Dengan demikian, engkau akan mendapatkan lima
keuntungan
sekaligus.
Jika engkau
tidak menjualnya kepadaku, maka semua yang ada pada
kalian akan
lenyap. Sebab, seperti yang kau ketahui tidak ada yang bisa
menjaga miliknya.
Engkau juga tidak akan mendapatkan harga yang mahal.
Perangkat yang
halus dan mahal serta neraca sensitif dan sumbersumber
yang berharga
itu pun akan terabaikan. Nilainya akan turun. Hal
itu lantaran
tidak digunakan pada berbagai aktivitas yang mulia. Selain
itu, engkau
sendiri yang menanggung pengaturan dan bebannya sekaligus
engkau akan
melihat balasan dari sikap kalian yang mengkhianati
amanat. Itulah
lima kerugian sekaligus yang akan diterima.
“Menjual
kepadaku berarti menjadi prajuritku dan bertindak atas
namaku. Engkau
akan menjadi ajudan prajurit yang khusus dan merdeka
bagi raja yang
mulia daripada menjadi tawanan atau prajurit liar.”
Kedua orang tadi
mendengarkan ucapan indah dan perintah raja
yang mulia
tersebut. Maka, orang yang berakal dari mereka berkata,
“Aku mendengar
dan taat kepada perintah raja. Aku sangat bangga dan
bersyukur dengan
jual beli ini.”
Sebaliknya,
orang kedua yang congkak, nafsunya bersifat firaun
dan lalai
mengira bahwa ladangnya tidak akan pernah musnah dan
tidak akan pernah
berubah. Ia berkata, “Tidak. Siapa raja itu? Aku tidak
akan menjual
milikku dan merusak kesenanganku.”
Waktu terus
berjalan. Orang pertama di atas berada dalam kondisi
yang membuat
seluruh manusia iri padanya. Pasalnya, ia hidup bahagia
di istana raja
sambil menikmati sejumlah karunianya. Adapun yang
kedua
mendapatkan ujian yang paling buruk sehingga seluruh manusia
meratapinya
meskipun mereka juga berkata bahwa ia memang berhak
mendapatkan
ujian tersebut. Sebab, sebagai akibat dari kesalahannya
sendiri ia
kehilangan kebahagiaan dan harta sekaligus mendapatkan
hukuman dan
menderita azab.
Karena itu,
wahai jiwa yang penuh keinginan, lihatlah sisi hakikat
lewat teropong
cerita di atas. Yang dimaksud dengan raja adalah Tuhan
dan Penciptamu
Yang merupakan Penguasa azali dan abadi. Ladang,
mesin,
perangkat, dan neracanya berupa tubuh, roh, dan kalbu yang
kau miliki di
dunia berikut pendengaran, akal, dan imajinasi yang ada di
dalamnya. Yaitu
semua indra lahir dan batin. Adapun utusan mulianya
berupa junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Adapun perintah raja
yang bijak
berupa al-Qur’an yang mengumumkan jual beli dan bisnis
yang
menguntungkan dalam ayatnya, “Allah membeli dari kaum beriman,
jiwa dan harta
mereka untuk ditukar dengan surga.” Lalu medan
yang berkecamuk
dengan perang adalah kondisi dunia ini di mana ia
tidak pernah
tetap dan stabil. Seluruhnya adalah berbagai perubahan
yang melahirkan
sebuah pertanyaan berikut dalam pikiran manusia:
“Seluruh yang
kita miliki akan lepas dari tangan kita, akan lenyap
dan hilang.
Adakah suatu cara untuk membuatnya kekal dan abadi?”
Di saat manusia
tenggelam dalam memikirkan hal tersebut, tibatiba
ia mendengar
gema suara al-Qur’an yang terdengar di seluruh cakrawala
di mana ia
berkata lewat ayat di atas, “Ya, terdapat cara untuk
hal ini. Bahkan,
ia merupakan cara yang sangat baik yang mendatangkan
keuntungan besar
dalam lima tingkatan.”
Pertanyaannya,
“Apakah cara tersebut?”
Jawabannya
adalah menjual amanah kepada Pemiliknya yang hakiki.
Pada transaksi
tersebut terdapat lima keuntungan sekaligus.
Keuntungan
pertama adalah harta yang fana menjadi kekal. Pasalnya,
umur fana yang
diberikan kepada Dzat Yang Mahahidup dan
Abadi dan
dikerahkan di jalan-Nya akan berubah menjadi umur yang
abadi dan
menghasilkan buah yang abadi. Ketika itulah detik demi detik
umur manusia
secara lahir lenyap seperti benih, tetapi menghasilkan
bunga
kebahagiaan di alam keabadian dan menjadi pemandangan yang
bercahaya dan
menyenangkan di alam barzakh.
Keuntungan
kedua, harganya berupa surga.
Keuntungan
ketiga, nilai setiap organ dan indra menjadi naik dari
satu menjadi
seribu.
Misalnya, akal
merupakan organ dan perangkat yang jika tidak kau
jual kepada
Allah dan tidak digunakan di jalan-Nya, tetapi digunakan
untuk memperturutkan
hawa nafsu, ia akan berubah menjadi organ
yang celaka,
menggangu dan melemahkan. Pasalnya, ia akan membebanimu
dengan derita
masa lalu yang pedih dan kondisi masa depan
yang menakutkan.
Pada saat itu, ia pun turun menjadi perangkat yang
berbahaya dan
celaka. Karena alasan inilah orang fasik tenggelam
dalam hura-hura
dan pemabukan guna menyelamatkan diri dari gangguan
dan kerisauan
akalnya. Namun, jika akal tersebut dijual kepada
Pemilik
hakikinya dan digunakan di jalan-Nya, ia akan menjadi kunci
yang menakjubkan
di mana ia bisa membuka perbendaharaan rahmat
Allah dan
kekayaan hikmah Ilahi yang tak terhingga. Dengan demikian,
akal tersebut
naik menuju tingkatan pembimbing rabani yang mempersiapkan
pemiliknya
menuju kebahagiaan abadi.
Contoh lain:
mata merupakan indra. Roh dapat melihat alam ini
lewat jendela
itu. Jika ia tidak digunakan di jalan Allah dan hanya digunakan
untuk
memperturutkan hawa nafsu, maka ia menjadi pelayan
bagi hawa nafsu
dan syahwat melalui berbagai pemandangan dan keindahan
yang bersifat
sementara yang dilihatnya. Akan tetapi, jika engkau
menjualnya
kepada Pemiliknya Yang Maha Melihat dan kau pergunakan
pada sesuatu
yang Dia ridhai, ketika itu mata menjadi pemerhati
dan pembaca
kitab alam yang besar, saksi untuk berbagai mukjizat Ilahi
yang terdapat di
alam dan naik derajat lebih yang penuh berkah di antara
bunga-bunga
rahmat Ilahi yang terdapat di kebun bumi.
Contoh lain:
jika engkau tidak menjual indra pengecap yang terdapat
di lisan kepada
Penciptanya yang Mahabijak, lalu kau mempergunakannya
untuk perut dan
nafsu semata, maka ia derajatnya akan turun
menjadi penjaga
pintu perut. Namun, jika kau menjualnya kepada Sang
Pemberi Rezeki
Yang Maha Pemurah ia akan naik ke tingkat pengawas
perbendaharaan
rahmat Ilahi yang mahir serta penilik dapur kodrat
Ilahi yang
bersyukur.
Karena itu,
wahai akal, perhatikanlah! Sungguh jauh perbedaan
antara perangkat
yang sial dan kunci pembuka kekayaan alam.
Wahai mata,
lihatlah dengan baik! Sungguh jauh perbedaan antara
perantara yang
hina dan pengawas pustaka Ilahi.
Wahai lisan,
rasakanlah dengan penuh kenikmatan! Sungguh jauh
perbedaan antara
penjaga pintu pabrik dan kandang dan pemerhati kekayaan
rahmat Ilahi.
Wahai saudaraku, engkau bisa mengukur organ
dan indra
lainnya dengan cara tersebut. Dari sana engkau akan memahami
mengapa mukmin
mendapatkan hak istimewa yang sesuai dengan
surga, sementara
orang kafir meraih substansi yang cocok dengan
neraka.
Masing-masing mendapatkan balasan yang adil tersebut karena
orang mukmin
dengan keimanannya menggunakan amanah Penciptanya
atas nama-Nya
dan dalam ruang lingkup ridha-Nya. Sebaliknya,
orang kafir
mengkhianati amanah dan mempergunakannya untuk memperturutkan
nafsunya yang
memerintahkan kepada keburukan.
Keuntungan
keempat: manusia sangat lemah, sementara ujiannya
sangat banyak.
Ia miskin, namun di sisi lain kebutuhannya terus bertambah.
Ia tidak
berdaya, namun beban hidupnya demikian berat. Nah, jika
manusia tidak
bertawakkal kepada Dzat Mahaagung Yang Mahakuasa
dan tidak
bersandar kepada-Nya, serta jika ia tidak percaya dan tidak
menyerahkan
urusan kepada-Nya, nuraninya akan terus tersiksa dan
menderita.
Kesulitan dan kesedihan yang tanpa berbuah mencekiknya.
Entah hal itu
membuatnya menjadi pemabuk atau binatang buas.
Keuntungan
kelima, seperti telah menjadi kesepakatan kalangan
yang telah
mencapai tingkat kasyaf, ahli, dan menyaksikan bahwa berbagai
ibadah, zikir,
dan tasbih yang dikerjakan organ tubuh akan menghasilkan
buah surga yang
baik dan nikmat serta ia akan diberikan di
saat engkau
sangat membutuhkannya.
Demikianlah,
pada bisnis tersebut terdapat laba besar yang mengandung
lima macam
keuntungan. Jika hal itu tidak kau lakukan maka engkau
tidak akan
mendapatkan seluruh keuntungan yang ada. Di samping
itu, engkau akan
mengalami lima macam kerugian lainnya. Yaitu:
Kerugian
pertama, harta dan anak-anak yang kau cintai, hawa nafsu
yang kau turuti,
serta kehidupan dan masa muda yang kau senangi
semuanya akan
sirna dan lenyap seraya meninggalkan dosa dan derita
yang memberatkan
punggungmu.
Kerugian kedua,
engkau akan mendapatkan hukuman sebagai orang
yang
mengkhianati amanah. Pasalnya, dengan menggunakan perangkat
dan organ yang
paling berharga pada perbuatan yang paling hina berarti
engkau telah
menzalimi diri sendiri.
Kerugian ketiga,
engkau telah menghina dan menzalimi hikmah
Ilahi dengan
menjatuhkan semua perangkat manusia yang mulia kepada
kedudukan
binatang, bahkan lebih rendah lagi.
Kerugian
keempat, engkau akan merintih dan sedih akibat perpisahan
dan beratnya
beban kehidupan yang telah membebani lenganmu
yang lemah, di
samping kondisimu yang papa dan tak berdaya.
Kerugian kelima,
hadiah Tuhan yang indah—seperti akal, kalbu,
mata, dan
seterusnya—yang diberikan kepadamu untuk menyiapkan
kebutuhan dasar
kehidupan abadi dan kebahagiaan akhirat berubah
menjadi bentuk
menyakitkan di mana ia membuka pintu neraka untukmu.
Sekarang kita
akan melihat kepada jual beli itu sendiri, apakah ia
berat dan
benar-benar memenatkan sehingga banyak yang lari darinya?
Ternyata tidak.
Tidak ada penat dan berat padanya. Sebab wilayah
halal demikian
luas dan lapang sehingga cukup untuk memberikan kebahagiaan,
dan kesenangan.
Karena itu, tidak ada alasan untuk masuk
ke dalam wilayah
haram. Lalu apa yang Allah wajibkan kepada kita juga
ringan. Menjadi
hamba dan prajurit kepada Allah merupakan betapa
sebuah
penghormatan besar yang menyenangkan, tak bisa dilukiskan.
Nah, tugasmu
adalah seperti seorang prajurit mulai dengan nama
Allah, bekerja
dengan nama Allah, mengambil dan memberi atas nama-
Nya, serta
bergerak dan diam dalam wilayah ridha dan perintah-Nya.
Kalau engkau
berbuat salah, beristigfarlah. Bersimpuhlah kepada-Nya
dan ucapkan, “Ya
Allah ampunilah dosa-dosa kami. Terimalah kami
sebagai
hamba-Mu. Jadikan kami sebagai orang-orang yang amanah
dalam menjaga
semua yang Kau amanahkan pada kami hingga hari
pengambilan
kembali amanah tersebut datang. Amin.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan