Al kisah di sebuah masjid seorang lelaki tengah tertidur pulas, dengan ikat pinggang melilit perut. Ketika terbangun, alangkah kagetnya lelaki itu sebab ikat pingganya hilang. Sambil kebingungan, ia mencari ke polosok masjid namun tak membuahkan hasil.
Saat
itu Ja’far bin Abu Thalib baru selesai sholat, pandangan lelaki itu langsung
tertuju padanya dan seketika menarik Ja’far.
“Kamu,
mencuri ikat pinggangku...!” Tuduh lelaki itu pada Ja’far.
Ja’far
mengeryitkan dahinya, merasa bingung dengan tuduhan itu.
“Sejak
tadi, tak seorangpun datang kesini kecuali kau.” Bentak lelaki itu.
“Berapa
harga ikat pingganmu...?” Ja’afar bertanya.
“Seribu
dinar.”
Ja’afar
bin Abu Thalib segera kembali ke rumahnya untuk mengamabil uang sejumlah seribu
dinar, kemudian beliau kembali ke masjid. Setibanya di masjid, Ja’far
menyerahkan uang itu sebagai ganti ikat pinggang yang hilang.
Setelah
menerima uang, lelaki tersebut mendatangi teman-temanya dan menceritakan apa
yang baru saja dialaminya. Para sahabatnya langsung tertawa geli.
“Sebenarnya,
ikat pinggangmu kami yang sembunyikan, hanya untuk gurauan saja.” Ujar mereka.
Mendengar
itu, lelaki tersebut langsung merasa tidak enak hati dan ingin mengembalikan
uang yang ia terima kepada Ja’far bin Abu Thalib.
“Hai, adakah diantara kalian yang tahu siapa pria, yang mengganti ikat
pinggangku ?”
“Ja’far,”
Jawab mereka, “dia anak paman nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.”
Mendengar
bahwa Ja’far adalah sepupu nabi, jantung lelaki itu langsung berdebar kencang,
lalu dengan tergesa-gesa mendatangi Ja’far untuk mengembalikan uang yang
diberikan.
Dengan
lembut Ja’far menolaknya.
“Bila
kami, keluarga nabi, telah mengeluarkan sesuatu dari apa yang kami miliki, maka
tidak akan mengambilnya kembali.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan