Sebuah robot tidak dapat 'hidup' jika tidak
dialiri listrik. Robot juga tidak bisa beroperasi jika di dalam sistem
komputernya tidak diberi program dasar yang mengendalikan seluruh sistem
bekerjanya kehidupan robot.
Meskipun ia sudah didesain dan dibangun dengan struktur yang
canggih. Bahan baku badannya sudah dipilih yang paling bagus, ringan, kuat dan
lentur. Demikian pula, 'otaknya'
sudah dipilihkan sebuah komputer yang hebat dari segi kecepatan proses maupun
kapasitasnya. Kabel-kabelnya dipilihkan bahan-bahan serat optik yang memiliki
kecepatan hantaran sinyal tertinggi yang pernah dibikin manusia. Semua itu
tidak akan berfungsi, jika si robot tidak dialiri listrik dan tidak memiliki
program dasar operasinya.
Energi listrik dan sistem operasi itulah yang bakal menghidupkan
robot, sehingga dia bisa bergerak-gerak. Sehingga dia bisa berjalan, membuka
mata, mengayun-ayunkan tangan dan seluruh anggota badannya. Bahkan, lebih
esensial lagi, ia bisa berpikir dan merespon rangsangan yang datang dari luar
dirinya.
Listrik dan
'sistem operasi' semacam yang dibutuhkan robot itu, juga dibutuhkan manusia
untuk menjadikan ia hidup. ‘Listrik’ dan 'sistem operasi' dasar kehidupan
itulah Ruh.. Jadi, Ruh sebenarnya adalah energi kehidupan yang mengandung
fungsi dasar kehidupan itu sendiri. Badan manusia, secanggih apa pun dan
sesempurna apa pun, jika tidak 'dialiri' Ruh, ia adalah benda mati belaka.
Ruh kehidupan menyebabkan seorang manusia bertumbuh dan berkembang
biak serta bisa bergerak ke sana kemari. Ruh itu yang menyebabkan jantung terus
berdenyut. Dan Ruh itu juga yang menyebabkan ia bernafas, sehingga terjaga
kelangsungan hidupnya.
Ruh adalah pemberi energi kehidupan, yang menjadikan sosok badan
benda mati bisa hidup dengan segala dinamikanya. Persis bagaikan robot yang
tadinya mati, namun ketika dialiri listrik ia menjadi 'hidup' dan berfungsi.
Salah satu 'tugas dasar' Ruh adalah memberikan energi kehidupan
kepada manusia, yang 'ditiupkan' oleh Allah kepada cikal bakal badan yang
tadinya mati, sehingga ia menjadi hidup dan berfungsi. Bagaikan energi listrik yang dialirkan kepada
badan robot.
Namun demikian, energi kehidupan itu bukanlah
satu-satunya 'tugas' Ruh. Sebab energi kehidupan itu belum memberikan kemampuan
operasional pada 'kesadaran' dan aktivitas manusia.
Fungsi Ruh secara menyeluruh adalah membawa
sifat-sifat Allah agar kehidupan manusia berjalan sesuai dengan FitrahNya.
Karena Ruh membawa sifat Hayyat (Hidup), maka manusia menjadi hidup. Karena Ruh
membawa sifat Rahman dan Rahim (kasih sayang), maka manusia juga memiliki sifat
kasih dan sayang. Karena Ruh membawa sifat Jabbar (Perkasa) maka manusia juga
ketularan sifat perkasa itu.
Ruh juga membawa sifat Qiyamuhu binafsihi
(mandiri), maka manusia pun memiliki kecenderungan untuk bersifat mandiri.
Karena Ruh membawa sifat Qudrat & Iradat (berkuasa dan berkehendak), maka
manusia pun berkehendak untuk berkuasa. Dan karena, Ruh membawa sifat-sifat
Ketuhanan lainnya, maka manusia pun 'ketularan' sifat-sifat tersebut. Namun,
tentu saja, dalam skala kemanusiaan yang sangat terbatas.
Jadi Ruh adalah sistem operasi, dimana sifat-sifat
manusia bersandar pada sifat-sifat Ruh yang ditiupkan oleh Allah kepada badan
manusia. Ruh, sebenarnya memiliki potensi tidak terbatas, namun karena ia
ditiupkan ke dalam tubuh manusia, maka ketidakterbatasan Ruh itu sangat
dibatasi oleh keterbatasan tubuh manusia.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan