Kitab Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
Karya Ibn Abi Ishaq
Muhammad ibn Ibrahim ibn Ya’qub Al-Bukhari AL-KALABADZI
Sirri al-Saqati, berkata : “Tawakal adalah pelepasan dari kekuasaan dan
kekuatan.”
Ibn Masruq berkata : “Tawakal adalah kepasrahan kepda ketetapan takdir.”
Sahl berkata : “Kepercayaan
berarti merasa tenang di hadapan Tuhan.”
Abu Abdillah al-Qyrasyi berkata : “Kepercayaan berarti meninggalkan setiap tempat berlindung kecuali Tuhan.”
Abu Sa’id al-Kharaz berkata : “Tuhan memberikan kecukupan bagi
orang-orang di kerajaan-Nya, dan mereka dibebaskan dari keadaan-keadaan dalam
mempercayai-Nya agar Tuhan mencukupi mereka, sebab, betapa tak layaknya jika
kaum yang suci menetapkan persyaratan.”
Dia menganggap bahwa jika seseorang bertawakal kepada
Tuhan hanya demi mendapatkan kecukupan, berarti dia menyaratkan agar Tuhan
membuatnya berkecukupan.
Abu Syibli berkata : “Tawakkal adalah dusta yang pantas.”
Sahl berkata : “Semua keadaan punya muka dan punggung, kecuali tawakal’
tawakal adalah muka tanpa punggung.”
Dia menunjuk kepada tawakal akan perhatian (kepada
Tuhan), bukan tawakal demi mendapat kecukupan dari Tuhan; yaitu tawakal yang
tidak mencari balas jasa dari Tuhan.
Seorang tokoh Sufi berkata : “Tawakal adalah rahasia yang hanya diketahui
oleh hamba Tuhan.”
Perkataan ini memliki arti yang sama dengan perkataan
lain yang dianggap berasal dari salah seorang tokoh Sufi : “Tawakal yang sesungguhnya adalah
meninggalkan tawakal itu, dan itu berarti bahwa Tuhan harus sampai kepada
mereka sebagai mana Dia sampai kepada mereka sebelum mereka diwujudkan.”
Seorang tokoh Sufi berkata kepada Ibrahim al-Khawwas : “Ke mana
Tasawuf membawamu?” Dia amenjawab : “Kepada tawakal.” Yang lain
berkata : “Mestinya engkau malu! Yang dimaksudkannya adalah bahwa meletakkan
tawakal pada Tuhan hanya demi dirinya sendiri adalah semata-mata merupakan
suatu jalan melindungi diri dari beberapa ketidak-enakan yang mungkin menimpa.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan