KITAB
RIYADHUS SHALIHIN (TAMAN ORANG-ORANG SHALIH)
OLEH IMAM NAWAWI
Allah
Ta'ala berfirman:
"Tetapi tidak, demi Tuhanmu. Mereka belum sebenarnya beriman sebelum
mereka memintakeputusan kepadamu perkara-perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak menaruh keberatan dalam hatinya terhadap
putusan yang engkau berikan itu dan mereka menyerah dengan penyerahan yang bulat-bulat."
(an-Nisa': 65)
Allah
Ta'ala berfirman pula:
"Hanyasanya ucapan kaum mu'minin, apabila mereka diseru kepada jalan
Allah dan RasulNya untuk memberikan hukum di antara mereka itu iaiah mereka itu
mengucapkan: "Kita semua mendengarkan dan mentaati." Mereka itu
adalah orang-orang yang berbahagia." (an-Nur:
51)
Keterangan:
Setiap orang sudah pasti mengerti bahwa Islam adalah
suatu agama yang sudah
cukup lengkap hukum-hukumnya serta
peraturan-peraturannya. Dalam segala macam
persoalan Islam sudah menyediakan hukum yang wajib
diterapkan untuknya itu, mulai dari
hal yang sekecil-kecilnya seperti berkawan, adab
pergaulan,berumah tanggadan lain-lain,
juga sampai yang sebesarnya, misalnya menegakkan
tertib hukum, mengatur keamanan
dalam negara dan sebagainya. Dalam hal perselisihan
antara orang seorang, antara golongan
satu dengan lainnya, bahkan antara bangsa dengan lain
bangsapun tercantum pula
hukumnya.
Jadi kita sebagar penganut agama Islam berkewajiban
mengamalkan hukum-hukum
itu tanpa membantah samasekali, jika memang
benar-benar nyata hukum itu dari Tuhan dan
RasulNya dan bukan semata-mata dibuat-buat sendiri
oleh manusia yang gemar pada
kebid'ahan, jelasnya orang-orang yang mengada-adakan
hukum dari kehendaknya sendiri
dan dikatakan bahwa itulah hukum agama dari Tuhan.
Sementara itu segala persoalan yang terjadi, maka
untuk menerapkan hukumnya
jangan menggunakan hukum yang selain dari Tuhan dan
RasulNya. Jadi persoalan itu kita
cocokkan sesuai dengan hukum yang ada dalam agama
Islam. Manakala kita mengerjakan
kebalikannya, tentulah salah, yaitu persoalan yang ada
itu kita carikan hukumnya dalam
agama yang kiranya dapat sesuai dengan kehendak atau
kemauan hawa nafsu kita sendiri,
atau disesuaikan dengan kemauan orang lain yang kita
anggap terhormat agar mendapatkan
pujian atau sekedar harta daripadanya. Oleh sebab itu
jikalau hukum agama itu diibaratkan
sebagai kepala atau kaki, sekiranya kita ingin membeli
kopyah atau sepatu, hendaknya
kopyah dan sepatu itu yang kita cocokkan dengan kepala
atau kaki kita dan tidak sebaliknya,
yakni kepala atau kaki yang kita cocokkan dengan
kopyah atau sepatu tersebut. Kalau
kekecilan, kepala dan kaki diperkecilkan dan kalau
kebesaran, lalu kepala atau kaki dipukuli
agar bengkak sehingga cocok dengan kopyah atau sepatu yang
berukuran besar tadi.
Ringkasnya dalam segala hal, jangan sampai hukum agama
yang dikalahkan,
sebaliknya itulah yang justeru wajib dimuliakan dan
dijunjung setinggi-tingginya, sebab
memang datangnya dari Tuhan Rabbul 'Alamin. Semogalah
kita dapat melaksanakan
yang sedemikian ini, sehingga berbahagialah hidup kita
sejak di dunia sampai di akhirat
nanti.
Dalam bab ini ada beberapa Hadis, di antaranya ialah
Hadis Abu Hurairah yang
tercantum dalam permulaan bab sebelum ini – lihat
Hadis no. 156 - dan ada pula Hadis-hadis
yang lainnya.
168. Dari Abu Hurairah r.a.katanya: "Ketika ayat
ini turun pada Rasulullah s.a.w.
yaitu-yang artinya: Bagi Allah adalah apa-apa yang ada
di dalam langit dan apa yang ada di
bumi. Jikalau engkau semua terangkan apa-apa yang dalam
hatimu alau jikalau engkau
semua sembunyikan itu, niscayalah Allah akan
memperhitungkan semuanya," sampai akhir
ayat.
Dikala itu, maka hal yang sedemikian tadi dirasa amat
beratoleh para sahabat
Rasulullah s.a.w. Mereka lalu mendatangi Rasulullah
s.a.w. kemudian mereka berjongkok di
atas lutut mereka lalu berkata: "Ya Rasulullah,
kita telah dipaksakan untuk melakukan
amalan-amalan yang kita semua juga kuat
melaksanakannya, yaitu shalat, puasa, jihad dan
sedekah. Tetapi kini telah diturunkan kepada Tuan
sebuah ayat dan kita rasanya tidak kuat
melaksanakannya.
Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Adakah engkau
semua hendak mengatakan
sebagaimana yang dikatakan oleh dua golongan ahlul
kitab-kaum Nasrani dan Yahudi -yang
hidup sebelummu semua ini, yaitu ucapan: "Kita
mendengar tetapi kita menyalahi." Tidak
boleh sedemikian itu, tetapi ucapkanlah: "Kita
mendengar dan kita mentaati. Kita
memohonkan pengampunan padaMu,ya Tuhan kita, dan
kepadaMulah tempat kembali."
Setelah kaum - sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. -
membaca itu, lagi pula lidah-lidah
mereka telah tunduk - tidak bisa bercakap sesuatu,
lalu Allah Ta'ala menurunkan lagi
sesudah itu ayat - yang artinya:
"Rasul itu mempercayai apa yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, begitu pula
orang-orang yang beriman. Semuanya percaya kepada
Allah, malaikat-malaikatNya, kitabkitabNya,dan rasul-rasulNya. Mereka berkata:
"Kita tidak membeda-bedakan seorangpun di antara rasul-rasul Allah
itu." Mereka berkata lagi: "Kita mendengar dan kita mentaati. Kita memohonkan
pengampunan daripadaMu, ya Tuhan kita dan kepadaMulah tempatkembali."
Selanjutnya setelah mereka telah melaksanakan
sebagaimana isi ayat di atas itu, lalu
Allah 'Azzawajalla menurunkan lagi ayat - yang
artinya:
"Allah tidak melaksanakan kewajiban kepada seseorang,
hanyalah sekedar
kekuatannya belaka, bermanfaat untuknya apa-apa yang
ia lakukan dan berbahaya pula
atasnya apa-apa yang ia lakukan. Ya Tuhan kita,
janganlah Engkau menghukum kita atas
sesuatu yang kita lakukan karena kelupaan atau
kekhilafan - yang tidak disengaja."
Beliau s.a.w. bersabda: "Benar - kita telah
melaksanakan."
"Ya Tuhan kita, janganlah Engkau pikulkan kepada
kita beban yang berat,
sebagaimana yang telah Engkau pikulkan kepada
orang-orang yang terdahulu sebelum kita."
Beliau bersabda: "Benar."
"Ya Tuhan kita, janganlah Engkau pikulkan kepada
kita sesuatu yang kita tidak kuat
melaksanakannya."
Beliau bersabda: "Benar."
"Dan berilah maaf dan pengampunan, belas
kasihanlah kita. Engkau pelindung kita,
maka tolonglah kita terhadap kaum kafirin itu."
Beliau bersabda: "Benar." (Ayat di atas dari
surat al-Baqarah 286). (Riwayat Muslim)
"Dan berilah maaf dan pengampunan, belas
kasihanlah kita. Engkau pelindung kita,
maka tolonglah kita terhadap kaum kafirin itu."
Beliau bersabda: "Benar." (Ayat di atas dari
surat al-Baqarah 286). (Riwayat Muslim)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan