Sahl al-Tustari, nama lengkapnya Sahl bin Abdullah bin Yunus bin Isa bin Abdullah bin Rofi’ al-Tustari, memiliki nama kuniyah Abu Muhammad. Sahl al-Tustari memilih hidup dalam kemiskinan.
Al-Tustari sebagaimana yang melekat pada namanya
di-nisbat-kan pada kota Tustar, kota besar di Khurasan. Dalam Thabaqat
al-Sufiyah tidak disebutkan tahun kelahirannya, sementara kematiannya sekitar
tahun 283 H, ada juga yang berpendapat 293 H, namun yang paling kuat adalah 283
Hijriyah.
Dalam banyak riwayat, dikatakan Sahl al-Tustari ini
memiliki karamah bisa berjalan di atas air. Seperti yang ada dalam catatan
Fariduddin Attar di Tazkirah al-Auliya’ halaman 330. Syaikh Abu Ali al-Daqqaq
mengatakan bahwa Sahl al-Tustari memiliki banyak karamah akan tetapi ia
menyembunyikannya pada khalayak.
Salah satu karamah Sahl al-Tustari yang penulis
anggap aneh dan nyeleneh, yaitu, ihwal Sahl al-Tustari yang minum susu kambing.
Kisah ini diriwayatkan dari Abu Fadl Ahmad bin Imran al-Harawi, Abu Fadl
mendapatkannya dari cerita-cerita para sahabat Abu al-Abbas al-Khawwas.
Al kisah, ada seseorang yang ingin mengetahui rahasia
kekuatan Sahl al-Tustari dalam beribadah.
Orang ini penasaran, kira-kira Sahl al-Tustari ini
makan apa? Adakah dia kuat sekali ibadahnya.
Orang ini lalu bertanya kepada orang-orang terdekat
Sahl al-Tustari, namun jawaban orang-orang terdekat Sahl al-Tustari tidak dapat
memuaskan orang yang penasaran ini. Bahkan diriwayatkan orang-orang terdekat
Sahl al-Tustari tidak memberikan jawaban sama sekali.
Dihinggapi rasa penasaran serta nekad, akhirnya orang
tadi memutuskan untuk menemui Sahl al-Tustari saat malam hari.
Berangkatlah orang tadi ke masjid tempat Sahl
al-Tustari. Dia melihat Sahl al-Tustari sedang berdiri melaksanakan salat.
Orang penasaran tadi menunggu Sahl al-Tustari hingga selesai salat, namun Sahl
al-Tustari tak kunjung rukuk dan menyelesaikan salatnya, sehingga orang
penasaran tadi menunggu begitu lama.
Sambil mengendap-endap dan menunggu, orang penasaran
itu lalu dikagetkan dengan adanya seekor kambing yang memasuki pintu masjid.
Dalam amatan orang tadi, ketika Sahl al-Tustari
mendengar kambing itu menabrak pintu masjid, Sahl al-Tustari lantas buru-buru
rukuk lalu sujud hingga menyelesaikan shalatnya.
Sahl al-Tustari lantas membuka pintu masjid, kemudian
kambing itu bergerak menghampiri Sahl al-Tustari.
Sahl al-Tustari lalu mengusap-usap kelenjar susu dari
kambing itu, ia lantas mengambil mangkuk, dan kemudian memerah kelenjar susu
dari kambing itu.
Selepas memerah susu kambing, Sahl al-Tustari lantas
meminum hasil perahannya itu dan lalu berbicara kepada kambing itu dengan
bahasa Persia. Tak lama kemudian kambing itu pergi dan Sahl al-Tustari kembali
ke tempat ia salatnya.
Orang penasaran tadi dibuat tercengang dengan apa
yang ia saksikan.
Diriwayatkan dari Abu al-Hasan bin Salam, bahwa Sahl
al-Tustari senantiasa menyendiri di masjid untuk melaksanakan salat malam, Sahl
al-Tustari bermunajat kepada Tuhan hingga waktu subuh menjelang.
Berikut salah satu kata kata yang pernah Sahl
al-Tustari katakan;
(Zaruu al-tadbiira wa al-ikhtiyara, fainnahumaa
yukaddiraani alaa al-Naasi bi ‘aisyihim)
“Tinggalkanlah
perencanaan dan ikhtiar/usaha, karena keduanya akan mengeruhkan sendi kehidupan
manusia”
Tadbir dan ikhtiar di sini dimaksudkan untuk sesuatu
yang kurang perlu atau tidak penting-penting amat. Lebih jelasnya Ibnu
Athaillah juga pernah berkata;
(Arih nafsaka min al-Tadbiiri, famaa qaama bihi ghairuka
‘anka laa taqum bihi anta linafsika)
“Buatlah
dirimu santai dan istirahat tak dirisaukan oleh urusan tadbir
–bekerja/berusaha– urusan dunia, sebab apa yang sudah dikerjakan orang lain,
tak ada gunanya engkau mengerjakannya sendiri untuk dirimu.”
Wallahu
A’lam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan