Syibl al-Madari, termasuk salah satu dari sekian banyak “Syumuusu ahli al-Masyriq” Mentari-Mentari Penduduk Timur yang disebutkan oleh Abu Nua’im al-Asfahani dalam Hilyatul Ailiya’.
Seorang sufi, wali yang masyhur dengan sifat lemah
lembut dan welas asihnya.
Al kisah, suatu ketika Syibla al-Madari ingin sekali
makan daging. Singkat cerita didapatkanlah daging itu oleh Syibl al-Madari.
Dalam Hilyatul Ailiya’ tidak disebutkan dari mana
muasal daging itu, yang jelas daging itu sudah didapatkan Syibl Al-Madari.
Bergegaslah Syibl al-Madari pulang ke rumahnya dengan
membawa daging. Syibl al-Madari ingin istrinya memasak daging itu untuknya.
Belum sempat sampai rumah, daging yang Syibl
al-Madari bawa tiba-tiba digondol oleh burung rajawali.
Syibl al-Madari yang masyhur dengan sifat lemah
lembutnya lantas mengikhlaskan daging itu untuk burung rajawali. Rencana Syibl
al-Madari makan daging hari itupun gagal samasekali, ia lebih memilih berpuasa
dan berangkat masjid. Sungguh malang nasib Syibl hari itu, namun ia tetap
menerimanya dengan tulus ikhlas.
Rajawali yang menggondol daging Syibl al-Madari
seolah mendapat rezeki tanpa diduga, namun apa boleh buat, tiba-tiba dari arah
yang lain ada burung rajawali lain yang ingin menyambar dan merebut daging itu
dari cengkeraman rajawali pertama.
Saling berebutan daging antara kedua rajawali itupun
tak terhindarkan, hingga akhirnya daging yang diperebutkan itu jatuh.
Walhasil, daging itu jatuh di hadapan perempuan yang
tak lain adalah istri dari Syibl al-Madari. Daging itu jatuh di sekitar tempat
tinggalnya. Akhirnya dimasaklah daging itu oleh istri Syibl.
Yang pasti Syibl al-Madari pulang menuju rumahnya
untuk berbuka puasa. Syibl pulang dengan harapan semoga ada makanan yang
dihidangkan istrinya untuk berbuka. Sesampainya di rumah Syibl terkejut
terheran-heran melihat istrinya menghidangkan daging.
“Dari mana engkau mendapatkan daging ini wahai
istriku?” tanya Syibl kepada istrinya.
Istrinya pun menceritakan tentang dua rajawali yang berebutan
daging dan lantas dagingnya terjatuh, lalu dimasaklah daging itu.
Sementara itu, Syibl menceritakan ihwal daging yang
hendak dibawanya pulang tiba-tiba digondol rajawali saat perjalanan menuju
rumah.
Mendengar cerita itu, lantas Syibl al-Madari menangis
sejadi-jadinya serasa berkata:
“Segala puji bagi Allah yang tak pernah melupakan
Syibl, meskipun Syibl kerap kali melupakan-Nya.”
Wallahu a’lam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan