Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby
Ketika
berada di Mekkah dalam rangka melaksanakan ibadah haji, Ibrahim bin Adham
tiba-tiba merasakan udara sangat dingin. Tak kuasa menahan, ia pun pergi
menunju gua yang berada pada sebuah gunung. Tanpa ia tahu, gua tersebut
ternyata adalah rumah seekor harimau.
Tak beberapa lama setelah
Ibrahim berada di sana harimau penunggu gua itu datang. Merasa ada orang asing
di dalam rumahnya, harimau itu bertanya, “Siapa yang berani memasukkan kamu ke
sini tanpa izin dariku?”.
“Maaf, aku adalah orang
tersesat. Anggap saja aku ke sini sebagai tamumu,” jawab Ibrahim.
Harimau itu memaklumi. Ia
lantas tidur di samping Ibrahim. Oleh karenanya, Ibrahim merasa aman. Malam
itu, Ibrahim tidak tidur, melainkan membaca Al-Qur’an semalam suntuk.
Esok harinya, ketika Ibrahim
akan keluar gua, tiba-tiba si harimau menasihati. Harimau itu menyarankan agar
Ibrahim menghindari sifat ‘ujub (berbangga diri). Pasalnya, bewan buas ini
ternyata mengetahui isi hati Ibrahim yang terlewat percaya diri menyatakan bisa
berada di samping harimau dengan aman (karena tidak dimangsa).
“Aku sebenarnya sudah tiga
hari tidak makan apa-apa. Kalau engkau sebagai tamuku, niscaya aku pasti akan
mememakan mu,” jawab si harimau.
Aman dari harimau, Ibrahim
lantas mengucapkan hamdalah. Ia keluar dari gua itu.
Singkat cerita, kini, ibadah
haji yang dilakukan Ibrahim telah selesai dan ia pulang ke rumah.
Dalam perjalanan pulang itu,
tiba-tiba Ibrahim ingin memakan buah delima. Maklum, sudah dua puluh tahun ia
tidak memakan buah ini. Saat itu, setiap ingin makan delima, ia selalu
menahannya.
Keinginan hati Ibrahim untuk
makan delima itu semakin kuat. Bahkan hatinya sampai menyatakan kata-kata
ancaman. “Wahai Ibrahim, jika engkau tidak menuruti kemauanku ini, niscaya aku
tak akan mau diajak untuk beribadah”.
Ibrahim berjanji kepada
dirinya sendiri, bila sudah berada di tempat yang ramai, ia akan mencari delima
untuk dimakan.
Di
tengah perjalanan, ia menemukan sebuah pohon.
Setelah iditeliti, ternyata
pohon ini benar-benar pohon delima. Setelah dilihat-lihat, pohon itu berbuah.
Ibrahim mengambil satu buah delima dimakan. Ternyata rasanya asam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan