Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby
Dikisahkan ; dari Ibrahim
al Khawwas r a , ia berkata
“ sebagian orang
terhormat menanyakan kepadaku mengenai kejadian menakjubkan yang pernah aku
alami pada waktu rihlahku ( beriadah )
Aku bercerita
kepada mereka “ di waktu luangku aku pergi ke tepi pantai selama beberapa hari,
bahkan sampai beberapa bulan. Di sana aku membuat keranjang jerami untuk saya
lemparkan ke pantai. Pada suatu hari aku akan mencarinya sampai mana keranjang
tadi mengikuti aliran pantai ini.
Di hari berikutnya
aku berada di tepi pantai baru sebentar tiba-tiba aku bertemu di dengan seorang
wanita tua renta sedang menangis.
Aku bertanya
kepadanya “ apa yang membuatmu menangis? “ ia menjawab “ saya mempunyai 5 anak
perempuan, ayahnya telah meninggal, dan kami hidup dalam kemiskinan”.
Saya tidak tahu apa
yang bisa saya lakukan, lalu aku pergi ke tepi pantai ini. Di sini aku menemukan keranjang jerami,
aku mengambilnya dan kubawa pulang kemudian aku jual untuk dibelikan makanan
bagi anak-anak. Hal ini kemudian menjadi kebiasaanku selama berhari-hari.
Sehingga saya sampai sekarang bisa memberikan makanan untuk anak-anakku dan
untukku sendiri.
Pada hari ini, aku
datang ke pantai ini dan tidak melihat keranjang jerami satu pun , sedangkan
anak- anakku menunggu kedatanganku.
Setelah aku
mendengarkan cerita perempuan tua tadi , aku menangis daa mengadu kepada Allah
“ ya Allah….! Andai saja aku tahu kalau dia mempunyai lima anak perempuan
niscaya aku akan lebih keras dalam bekerja.
Lalu aku berkata
kepadanya “ kamu tidah usah sedih, aku adalah seorang pembuat keranjang jerami,
kemudian aku mengantarnya pulang ke rumahnya.
Setelah itu aku
pergi untuk bertafakkur ciptaan Allah, Lalu ku tidur di bawah sebuah pohon
besar, tiba-tiba datanglah setan kepadaku dan berkata “ pergilah dari situ !
aku menjawabnya “ enyahlah dariku, aku ingin istirahat!! Ia menimpali kataku
lagi “ wahai khawwas …!
Dibelakang sana ada
beberapa anak dalam keadaan kelaparan, bagaimana kamu isa tidur?
Aku sadar, ini
adalah sebuah nasehat bagi diriku, hilanglah dari kedua mata ku rasa kantuk,
lalu aku terperanjat berdiri, setan itu berkata lagi “ aku membawa dua barang “
halal dan haram, yang halal berupa buah anggur yang aku petik dari gunung ini
dan yang haram berupa 2 ikan hut yang aku pinta dari 2 nelayan, aku bertemu
mereka dan melihat salah satu diantaranya berkhianat kepada satunya yang lain.
Ambillah barang
halal ini dan tinggalkanlah barang yang haram.
Aku mengambil
anggur tadi kemudian aku pergi kepada perempuan tadi, aku mengunjunginya setiap
pagi dan sore hari.
Suatu hari, pada
saat aku bersama-sama dengan para jamaah, tiba-tiba kami mendengar suara gemuruh yang tidak
mengenakkan, aku keluar menelusuri lorong dimana suara iru berasal, aku
mencari-carui sebentar kemudian aku kembali ke masjid melewati lorong tadi.
Tiba-tiba ada
seekor anjing menggonggong kepadaku dan berdiri di hadapanku, aku pergi ke
masjid, bertafakkur sebentar lalu balik lagi ke tempat tadi.
Pada waktu anjing
tadi melihatku, ekornya bergerak-gerak lalu aku mendekat ke pintu rumah.
Tiba-tiba ada seorang pemuda tampan keluar dari pintu tadi memandangku sambil
berkata.
” Kamu tak usah
menggubris gonggongan anjing itu, karena anjing itu tidaklah liar bagi orang
yang telah ia kenal, bahkan ia bisa memahami apa yang aku tulis.
Tapi ingatlah
“jangan sekali-kali kamu mengulangi apa yang telah kamu lakukan itu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan