Imam Ahmad Syihabuddin Bin Salamah Al-Qulyuby
Diceritakan : “ Dulu,
pada zaman Bani israil terdapatlah dua
orang bersaudara, satu muslim dan satunya lagi kafir. Keduanya adalah para
nelayan di laut, orang yang kafir tersebut sebelum melepaskan jaringnya
terlebih dulu meneyembah berhala. Ia mendapatkan banyak ikan hingga berat untuk
mengeluarkan dari jaringnya.
Sedangkan si
mukmin, hanya mendapatkan satu ikan saja ia memuji dan bersyukur kepada Allah,
sabar terhadap qadha dan qadarNya.
Pada suatu hari, istri
si mukmin naik ke atas teras rumahnya, ia melihat istri saudara suaminya yang
kafir berhiaskan perhiasan dan kemewahan.
Kemudian hatinya
merasa gundah, terpedaya oleh syetan, lalu perempuan yang kafir itu berkata
kepadanya “ Bicaralah kepada suamimu supaya ia menyembah tuhan suamiku kelak
kekayaanmu bisa menjadi sepertiku.”
Lalu ia turun dari
teras rumah disertai rasa gelisah yang dalam . Tak lama kemudian suami
perempuan muslim itu masuk dan mendapatkan si istri dalam keadaan berubah
perangainya, lalu ia berkata kepadanya :
“ Apa yang terjadi
“ ? ia menjawab : “ kamu akan
menceraikanku atau kamu akan menyembah tuhan saudaramu!!!”
Suaminya bertanya
lagi : “Wahai hamba Allah….! Apakah kamu tidak takut kepada Allah ? apakah kamu
akan menjadi kafir setelah kamu beriman??
“ Jangan banyak
bicara kepadaku, aku tidak pingin diriku dalam keadaan miskin sedangkan orang
lain berhiaskan perhiasan dan kemewahan!!!”
sahut si istri.
Setelah si muslim melihat
akan keseriusan perkataan istrinya, ia berkata kepadanya : “ Kamu jangan
tergesa-gesa berkeputusan seperti itu! Insya Allah besok aku akan ke rumah
kerjaan , saya akan bekerja di sana dan mendapatkan dua dirham tiap harinya
lalu akan aku kasihkan semuanya kepadamu supaya keadaanmu menjadi lebih baik. “
Si istri merasa
rela akan perkataan suaminya tersebut dan merasa cukup atas apa yang akan
diberikan suaminya itu.
Di pagi harinya, si
muslim tersebut pergi ke rumah kerjaan dan menunggu bersama para pekerja
lainnya, sayangnya tak seorangpun yang mau memperkerjakannya.
Setelah ia putus
asa akan orang yang mau memperkerjakannya, ia pergi ke pesisir pantai untuk
beribadah kepada Allah sampai malam hari lalu pulang ke rumahnya.
Istrinya bertanya “
dari mana saja kamu ?!!
Si muslim menjawab
“ Saya mengadu kepada Allah , Ia berjanji dan menginginkanku apa yang kulakukan
tadi harus berjalan selama 30 hari.
“ Berapa yang akan
diberikan kepadamu ?? “ tanya istrinya lagi
Sang raja maha
mulia, kekayaannya sangat banyak, hanya saja Ia menginginkan supaya aku bekerja
selama 30 hari, nanti akan memberikan
apa yang kuminta. Si istri membenarkan perkataan suaminya tersebut.
Setelah itu, si
mukmin tiap harinya pergi ke tempat itu, beribadah kepada Allah, hingga
sampailah hari yang ke 30.
Si istri bertkata “
jika besok kamu tidak membawa pulang upah kerja, maka aku ceraikanlah” .
Mendengar perkataan
si istri yang demikian itu, si mukmin keluar dengan perasaan takut. Lalu ia
bertemu dengan seorang yahudi.
Si yahudi bertanya
: “ kamu kelihatan sedang gelisah “ ia
jawab : “ Iya “
Si yahudi
menyarankan kepadanya untuk tidak makan sesuatupun di hari itu. Kemudian Allah
memberi wahyu kepada malaikat jibril untuk membuat 29 wang dinar di sebuah
piring dari cahaya dan membawanya kepada istri si mukmin.
Allah berfirman
kepada malaikat jibril “ sampaikanlah itu kepada istri si mukmin dan katakanlah
“ Aku adalah utusan
sang raja , ia berpesan kepadamu tadinya suamimu melaksanakan pekerjaanku, kami
tidak akan meninggalkannya kecuali ia meninggalkan ku, ia malah pergi bersama
seoarang yahudi, kekurangan ini adalah disebabkan karena ia telah
meninggalkanaku. Seandainya ia mau bekerja lebih lama lagi, niscanya aku juga
akan menambahkan upahnya lagi.” “
Kemudian si istri
mengambil wang dinar itu dari piring kemudian membawanya ke pasar untuk ditukarkan
dengan wang dirham. sesampainya di pasar wang itu ditukar dengan seribu dirham,
karena setiap keping dinar itu bertuliskan lafadz “ Laa ilaa ha illallaah”
Pada waktu si
mukmin pulang ke rumah , istrinya bertanya “ Dari mana saja kamu ? “
ia menjawabnya “
aku baru saja bekerja kepada seorang yahudi “ istrinya berkata lagi “ Hai
miskin….!
Bagaimana kamu bisa
meninggalkan mengabdi kepada Allah dan malah melayani kepada orang lain?
Lalu si istri
bercerita apa yang baru saja terjadi. Menangislah si mukmin itu sampai tak
sadarkan dir, setelah sadar, ia berkata kepada istrinya ” aku akan mengabdi
kepada Allah dan akan memenuhi hak untuk menyembahnya.
Lalu ia menceraikan
istrinya dan pergi ke puncak gunung untuk beribadah kepada Allah hingga
akhirnya ia mati.
Semoga rahmat allah
selalu terlimpahkan kepadanya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan