SYEIKH ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN ASAD “AL-MUHASIBI”
Saudara-saudaraku!Apabila
engkau melihat orang lain tidak senang kepada hal-hal yang disukai oleh Allah
SWT dan membenci sesuatu yang bermanfaat buat mereka di akhirat, ingat,
hati-hatilah kepada Allah. Jadilah engkau berseberangan dengan mereka dan berjuang
melawan kiwamu untuk menyenangi hal-hal yang disukai oleh Allah SWT. Kadang
kala ada suatu golongan yang mengaku senang kepada apa-apa yang disukai oleh
Allah, padahal sebenarnya mereka tidaklah demikian.
Sebenarnya
mereka tidak menyukai banyak hak yang disukai oleh Allah dan membenci banyak
hal yang bermanfaat bagi mereka. Karena itu, renungkanlah permasalahan kalian!
Kemudian, bagaimana menurutmu tentang seorang terpelajar yang ditakdirkan oleh
Allah SWT memiliki seorang teman yang juga berilmu dan suka memberi nasihat
untuk menuntunnya menuju kecintaan Allah SWT, membantu membeberkan aib dirinya
serta tidak lupa pula mengarahkannya kepada tata cara berobat dari seluruh
aibnya tersebut, agar ia beralih dari kesesatan kepada tuntunan, sedangkan hal
demikian termasuk di antara kecintaan Allah? Seorang yang bodoh merasa
keberatan apabila diberitahu aib dirinya, atau bila ada orang yang mengetahui
keburukannya, sehingga ia merasa tersinggung terhadap orang yang suka
membimbingnya, padahal ia tidak sadar bahwa dirinya telah membenci orang yang
ditakdirkan Allah untuk menuntunnya.
Berteman
dengan juru nasihat yang mau merupakan rahmat bagi seseorang. Oleh karena itu,
kenapa harus merasa berat untuk menerimanya dan kenapa harus merasa jengkel
terhadap bimbingan yang diberikan kepadanya. Demikian pula halnya bila ada
seseorang yang simpati kepadanya, itu juga merupakan rahmat dari Tuhan kepada
hamba=Nya. Sehingga, ia akan menghindarkan darinya fitnah kedudukan, yaitu
perasaan memiliki status sosial terhormat serta perasaan memiliki pengikut
setia dari kalangan masyarakat.
Maka,
juru nasihat itulah yang berperan menyelamatkannya dari fitnah tersebut, dengan
membuat dirinya menjadi tidak terkenal sehingga bila ia tidak ada, tidak ada
yang perlu mencarinya, sebaliknya, bila ia ada juga tidak ada yang
gmengenalinya. Hal demikian adalah lebih selamat untuk agamanya, dan merupakan
salah satu di antara karunia Allah SWT. Kepadanya.
Telah
sampai kepada kami bahwa Allah SWT berfirman : “Hamba-Ku! Aku tidak
menyembunyikan sebutanmu di dunia sebagai perhatian dari Ku kepada mu.”
Padahal
orang yang terperdaya bersedih terhadap rendahnya nilai dirinya di kalangan
masyarakat. Ia berduka karena tidak terkenal dan merasa benci lantaran
perhatian dan pilihan Allah untuk dirinya itu, padahal ia tidak mengetahui hal
demikian dari dirinya.
Demikian
juga seseorang yang diperhatikan oleh Allah dengan dipalingkan darinya fitnah
harta agar tidak melampaui batas dan tidak menjadi sibuk dengan dunianya dan
lupa pada perkara-perkara akhirat. Allah Yang Maha Pengasih menjadikannya
sedikit harta, lapang dada, selamat dalam agamanya, jarang berbaur, ringan
bebannya, sebentar tertahannya, sedikit hisab nya, sedikit yang ditanyakan
kepadanya, segera menyeberang di atas shirath, dan semua itu merupakan bentuk
kasih sayang Allah kepadanya.
Allah SWT
berfirman : “Hamba-Ku berduka karena Aku memalingkan dunia darinya, padahal
yang demikian justru yang paling dekat kepada-Ku dan sesuatu yang lebih Aku
sukai.”Hamba yang berduka lantaran dunia dipalingkan darinya seakan-akan ia
tidak menyukai kecintaan Allah SWT kepadanya sedangkan ia tidak merasakan.
Tetapi ia selalu merasa pesimis dengan sedikit harta dan menganggap perbuatan
Allah kepadanya sebagai pertanda buruk, padahal ia tidak memahami apa
sebenarnya yang terjadi dengan dirinya.”
Orang
seperti ini banyak jumlahnya, ia dicintai oleh Allah SWT dan dicintai oleh
orang-orang yang mencintai-Nya, sedang dirinya benci kepada semua itu. Semoga
Allah melindungi kita semua dari perilaku demikian.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan