SYARAH SYEIKH
AL BUTHI
Menurut Kalam Hikmah ke 31
Al-Arifbillah
Syeikh Ahmad Ibnu Athaillah As
kandary:
“Dikaruniakan petunjuk kepada orang yang
berjalan kepada Allah dengan nur tawajjuh dan bagi orang yang telah sampai bagi
mereka ialah nur al-muwaajahah.”
Mereka yang pertama itu adalah untuk nur, sedangkan
mereka yang telah sampai adalah nur itu buat mereka, sebab mereka ini karena
Allah, bukan karena yang lain. Katakanlah: “Allah!” Kemudian biarkan mereka
(orang ramai) bermain-main dalam kesesatan.”
Hikmah yang ke-31 ini sejatinya masih berhubungan kuat
dengan kalam hikmah sebelumnya. Jadi, model hamba di dalam menuju kepada Allah
itu ada dua.
Pertama, hamba yang sudah bisa sampai kepada
Allah tanpa harus dibantu oleh dalil. Artinya, hamba model pertama ini bisa
sampai pada Allah tanpa harus dibantu oleh dalil yang bisa membuatnya sampai
kepada Allah. Ia mendapat anugerah dari Allah dengan tanpa harus susah payah
menuju kepada-Nya. Hamba model seperti ini sungguh sangat beruntung.
Yang kedua adalah model hamba yang bisa
sampai kepada Allah melalui bantuan dalil atau media-media yang bisa membuatnya
yakin kepada Allah. Ia harus menjadikan dalil yang ada sebagai bukti yang dapat
menjadikannya sampai kepada Allah. Ia tak bisa sampai sendiri.
Kedua model hamba ini, seperti yang disampaikan oleh
kalam hikmah sebelumnya, adalah sama-sama baik. Karena endingnya juga akan
sampai kepada Allah. Tugas keduanya adalah terus beribadah dan berbuat sesuai
kapasitas masing-masing. Tak perlu ada yang disesalkan.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang dimaksud
dengan nur tawajjuh yang ada dalam kalam hikmah tadi?
Nur tawajjuh adalah nur yang bisa mengantarkan orang
yang belum sampai kepada Allah agar bisa cepat sampai kepada-Nya.
Nur tawajjud ini sangat dibutuhkan oleh hamba yang
masih belum sampai kepada Allah. Nur tawajjuh inilah yang dapat menolong
mereka.
Jadi, dalam proses suluk kepada Allah mereka masih
disibukkan untuk mendapatkan nur tawajjuh yang bisa mengantarkannya sampai
kepada Allah.
Pertanyaan kedua, apa yang dimaksud dengan nur
al-muwajahat yang ada dalam kalam hikmah tadi? Nur al-muwajahat adalah nur yang
dihasilkan oleh hamba yang sudah sampai kepada Allah. Jadi, nur al-muwajahat
ini adalah akibat dari status dia yang sudah sampai kepada Allah. Hamba model
ini sudah tak butuh lagi kepada nur. Bahkan sudah tidak butuh lagi kepada
apapun selain Allah. Dia sudah tenggelam dalam kenikmatan wusul kepada Allah.
Jadi, orang yang sudah wusul/sampai kepada Allah sudah tidak menghiraukan
apapun selain Allah. Dia tak mikir apa lagi, selain Allah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan