DARI
TINTA EMAS SYAIKH ABBAS AL-QUMMI
Saudaraku yang mulia, hindari dan buanglah jauh-jauh sifat rakus karena sifat tersebut merupakan padang pasir yang luas tidak bertepi, ke arah mana saja engkau menghadapkan wajahmu maka engkau tidak akan dapat melihat dan menjangkau batasnya. Rakus merupakan lautan yang tiada bertepi dan tidak dapat dijangkau kedalamannya sekalipun kamu menyelaminya. Sungguh betapa rugi dan celakanya orang yang ditimpa penyakit rakus ini, karena ia akan mencelakakan dan menyesatkan dan sulit untuk diselamatkan.
Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya orang yang rakus itu mahrum (terhalangi,) dan dengan adanya penghalang ini dia akan menjadi terhina dalam hal apa saja. Bagaimana ia tidak akan menjadi mahrum dan terhalangi sedangkan ia kabur dari ikatan janji Allah Swt?".
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As berkata : "Sesungguhnya rakus itu lebih panas dari api neraka". Dalam riwayat yang lain beliau bersabda: "Sesungguhnya sifat rakus itu dapat menghalangi kadar dan kemuliaan seseorang dan sifat ini tidak akan menambahkan rizki kepadanya".
Dalam riwayat yang lain beliau bersabda bahwa orang yang rakus itu adalah fakir meskipun ia memiliki dunia dan isinya. Diriwayatkan dari Imam Baqir As, beliau bersabda bahwa perumpamaan orang yang rakus terhadap dunia adalah seperti ulat sutra, dimana setiap kali bertambah lipatan sutra pada dirinya maka akan semakin jauh pulalah dirinya untuk dapat keluar dari lipatan tersebut.
Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya qanaah (merasa cukup) adalah merupakan suatu sifat yang penuh dengan keutamaan dan fadhilah dan merupakan sifat yang membuat ketenangan seseorang di dunia dan akhirat.
Al Alamah An Niraqi berkata bahwa qanaah dan merasa cukup itu merupakan lawan dari rakus. Qanaah adalah suatu sifat terpuji yang jika melekat pada diri seseorang dapat menjadikannya merasa cukup dengan sekedar kebutuhannya dari harta tanpa berusaha untuk susah payah mencari tambahannya. Qanaah merupakan sifat yang mulia dan utama, dimana sifat-sifat mulia yang lain bergantung pada sifat tersebut.
Dan ketiadaan sifat
qanaah tersebut akan menjadikan dan menyebabkan seseorang menjadi terjerumus
kepada akhlak dan budi pekerti yang buruk. Orang-orang yang qanaah, dengan
hanya satu hidangan makanan akan bisa mencukupi sepuluh orang. Tetapi sebaliknya,
sifat rakus itu tak ubahnya bagaikan dua anjing yang akan berkelahi hanya untuk
memperebutkan sebuah bangkai. Demikianlah orang yang rakus, dia akan tetap
lapar meskipun dunia seisinya telah menjadi milikinya. Sementara orang yang
merasa cukup dan qanaah akan merasa kenyang sekalipun hanya dengan sebuah roti
kering.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan