DARI
TINTA EMAS SYAIKH ABBAS AL-QUMMI
Saudaraku yang mulia, angkatlah kedua tanganmu sebisa mungkin untuk memohon kepada Tuhanmu. Mintalah kepada Nya segala hajat dan kebutuhanmu dan janganlah engkau tumpahkan wajahmu di hadapan orang-orang yang terkutuk hanya demi sesuap nasi.
Di dalam sebuah riwayat Rasulullah Saw bersabda bahwa orang kaya itu bukanlah orang yang banyak hartanya, tetapi orang kaya adalah orang yang jiwanya terhormat. Dalam tempat yang lain kepada seorang Badui yang memohon nasihat kepadanya, beliau bersabda: "Apabila engkau melakukan shalat maka lakukanlah seperti orang yang melakukan shalat terakhir kalinya, janganlah engkau berkata-kata dengan ucapan yang menyebabkan keesokan harinya engkau akan menyesal. Dan himpunlah rasa putus asa dari apa-apa yang ada di tangan manusia".
Imam Shadiq As berkata:
"Sesungguhnya syia'ah-syi'ah kami adalah orang-orang yang tidak meminta sesuatu dari manusia dan orang lain, sekalipun ia mati kelaparan".
Rasulullah bersabda dalam hadits yang lain:
"Ada tiga perkara yang merupakan kebanggaan seorang mukmin dan akan menjadi hiasan baginya di dunia dan akhirat, yaitu shalat pada akhir malam dan merasa putus asa dalam mengharap apa yang berada di tangan orang lain dan berwilayah kepada Imam dari keluarga Muhammad Saw".
Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa pakaian seorang raja sekalipun ia mulia, tetapi sesungguhnya ia lebih rendah daripada pakaian seorang fakir yang sabar dan rela dengan kefakirannya tersebut. Sesungguhnya makanan orang yang berleha-leha sekalipun nampaknya lezat, tetapi sesungguhnya roti kering yang dimakan oleh orang-orang fakir itu lebih lezat.
Wahai saudaraku, janganlah engkau merasa gelisah karena sedikitnya uangmu, janganlah engkau menjual agamamu untuk duniamu, karena sesungguhnya pada hari pembalasan nanti kemuliaan itu terdapat pada agama dan bukan terdapat pada uang. Derajatmu akan naik dengan agamamu dan bukan dengan uangmu.
Hukama (orang-orang bijak) berkata "Seandainya air kehidupan itu dijual dan diganti dengan air wajah (kehormatan), maka tidak akan ada seorang alimpun yang bersedia untuk membelinya. Sesungguhnya mati karena sakit itu lebih baik daripada hidup dengan segala kehinaan".
Oleh karena itu wahai saudaraku bertawakallah sepenuhnya kepada Allah Swt dan hindarilah rasa tamak dengan melihat apa yang ada pada orang lain dan janganlah engkau perduli dengan yang ada pada mereka.
Imam Shadiq As berkata:
"Apabila kalian menghendaki agar Tuhan kalian tidak mengabulkan suatu
permintaanpun melainkan ia pasti memberikannya, maka hendaklah kalian berputus
asa dari seluruh manusia dan tidak lagi menaruh harapan selain dari Allah Swt.
Apabila Allah Swt mengetahui hal itu dan apa yang ada di dalam lubuk hati
kalian maka apa yang dia minta pasti Allah akan memberikannya".
Allah Swt berfirman: "…. orang yang tidak tahu menyangka bahwa mereka itu orang kaya karena memelihara diri dari meminta-minta. Kamu kenal mereka dengan sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak…". (Qs. Al-Baqarah:273).
Rasulullah Saw bersabda kepada Abu Dzar: "Wahai Abu Dzar, hendaklah engkau jangan meminta-meminta, karena hal itu merupakan kehinaan yang berwujud dan merupakan kefakiran yang cepat dan di dalamnya terdapat hisab yang panjang di hari kiamat".
Dalam hadits yang lain diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Wahai Ali seandainya kedua tanganku ini di masukkan ke dalam mulut at tannin sampai ke sikuku hal itu lebih aku sukai daripada aku harus meminta dari orang lain yang tidak ada di sana".
Amirul Mukminin Ali As pernah bersabda: "Sesungguhnya meminta-minta itu akan melemahkan lisan orang yang berbicara dan akan memecahkan hati yang berani dan membuat orang yang merdeka dan mulia itu bersikap bagaikan sikap seorang budak yang hina dan menghilangkan kehormatan muka dan menghapuskan rizki".[5]
Dalam hadits yang lain beliau
bersabda:
"Sesungguhnya taqarrub kepada Allah Swt itu dilakukan dengan memohon kepada Nya dan dengan cara meninggalkan apa yang ada pada manusia".
"Sesungguhnya taqarrub kepada Allah Swt itu dilakukan dengan memohon kepada Nya dan dengan cara meninggalkan apa yang ada pada manusia".
Dalam riwayat yang lain beliau
bersabda:
"Sesungguhnya Syi'ahku adalah orang yang tidak menjilat-jilat bagaikan seekor anjing dan orang yang tidak tamak sebagaimana tamaknya burung elang dan tidak meminta-minta kepada orang lain meskipun ia mati kelaparan".
Pada hadist yang lain beliau
bersabda bahwa meminta-minta kepada orang lain adalah kunci dari kefakiran.
Rasulullah Saw bersabda:
"Tidak ada seorang hambapun yang membuka pintu pada dirinya untuk meminta-minta kepada orang lain melainkan Allah akan membukakan atasnya tujuh puluh pintu kefakiran".
Imam Shadiq As berkata:
"Barang siapa yang memohon kebutuhannya kepada orang lain, maka akan tercabut kehormatan dan rasa malunya. Dan dengan berputus asa atau tidak mengharapkan apa yang ada pada manusia adalah merupakan kemuliaan bagi seorang mukmin di dalam agamanya, sedangkan tamak adalah merupakan fakir yang hadir".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan