Oleh Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa
bin ad-Dhahhak as-Sulami.
(Imam at-Tirmidzi)
(Imam at-Tirmidzi)
“Keluarga Nabi saw tidak pernah makan roti
sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah saw
wafat.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh
Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah,
dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber
dari `Aisyah r.a.)
•
Sya’ir,khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan
“gandum” sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang
kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan
manusia. Roti yang terbuat dari sya’ir kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat
kepada jelai daripada gandum.
• Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.”Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr –Abu Ma’mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas r.a.)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan