Pada masa Al-Hajjaj
terjadi berbagai pertempuran untuk memberontak. Semua itu karena kezaliman dan
kekejaman Al-Hajjaj dalam menumpahkan darah. Salah satunya adalah peperangan
Az-Zawiyah. Sosok yang akan menjadi perhatian adalah Abdullah bin Ghalib.
Abdullah bin Ghalib
adalah sosok ahli ibadah. Diriwayatkan dari Aun bin Syadad menyatakan bahwa
Abdullah bin Ghalib melaksanakan shalat Dhuha seratus rakaat kemudian berujar,
“Untuk inilah kita diciptakan. Dengan inilah kita diperintahkan. Sehingga
hampir-hampir para ahli ibadah meminta-minta dan menjadi kikir”.
Shalat Dhuha merupakan
amalan agar terlindung dari sifat hina (meminta kepada manusia) dan menjadikan
orang mulia dengan senantiasa ringan memberi orang lain atas rezeki yang Allah
titipkan kepadanya.
Diriwayatkan oleh
al-Baihaqi dari Yasar bin Malik. Yasar bin Malik mendengar Malik bin Dinar
berkata, “Ketika hari peperangan az-Zawiyah datang, Abdullah bin Ghalib
berkata, ‘Hari ini aku lihat sesuatu yang membuatku tidak bisa menahan diri
untuk tidak terjun ke dalamnya. Maka marilah kita berangkat bersama-sama menuju
jannah.'”
Malik bin Dinar
melanjutkan perkataannya, “Abdullah bin Ghalib pun segera membuka sarung
pedangnya dan maju bertempur sampai akhirnya terbunuh. Setiap orang akan
mencium wangi kesturi dari dalam kuburnya. Aku segera pergi menuju kuburnya dan
ku ambil sedikit tanah dari kubur Abdullah. Aku usapkan ke baju dan mencium
wangi kesturi.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan