OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
BAB 15 Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Hadits melalui Annas bin Malik RA bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan sholawat
kepadaku 1 X saja, maka Allah akan menciptakan awan putih untuknya. Kemudian
Allah memerintah awan untuk masuk ke dalam lautan Rahmat dan mengambil sesuatu
untuknya. Kemudian Allah memerintah malaikat untuk menurunkan hujan dan ketika
hujan tiba, maka setiap percikan yang menetes di pegunungan dijadikan perak dan
setiap tetesan jatuh ke orang kafir, maka Allah menganugerahi rizki
keimanan".
Allah SWT berfirman:
"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (QS.3 Al
Imran:110)"
Kata Imam Al Kalbi;
Ayat ini mengandung keutamaan umat (Muhammad SAW)
lebih utama dibanding umat-umat lain, dan lebih baik secara mutlak. Keutamaan
yang dimaksud dinugerahkan pada generasi pertama dan terakhir, lain daripada umat-umat
lainnya.
Memang ada perbedaan keutamaan dalam antar
generasi, seperti adanya dalil yang mengutamakan keutamaan sahabat satu dengan
sahabat lainnya. Adapun arti "Ukhrijat.... (QS.3:110)" ialah yang
kelihatan kemanfaatan dan kemaslahatannya dalam semua kurun masa sehingga bisa
dibedakan dan dikenal. Allah SWT berfirman (lanjutan ayat diatas):
"(agar) kamu memerintah kebajikan dan mencegah
kemunkaran serta beriman kepada Allah. (QS.3:110)"
Merupakan bahasan tersendiri yang menyimpan amal
kebajikan mereka serta memuat pernyataan bahwa mereka adalah umat yang terbaik
selama mereka mendirikan amar ma'ruf Nahi Munkar. Namun bila mereka
meninggalkan, maka keutamaan mereka hilang, sebab Allah menjadikan sebaik-baik
manusia ialah karena amar ma'rufnya serta memerangi orang kafir agar masuk
Islam. Sehingga mereka bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain;
sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat pada manusia lain dan
sejelek-jeleknya manusia ialah yang mengakibatkan kesengsaraan orang
lain".
"Serta beriman kepada Allah.... (QS.3:110)
maksudnya:
Membenarkan Keesaan Allah (tauhid) dengan
menetapkan dalam hati, serta mengikrarkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
Nabi-Nya Allah. Bila ada yang mengingkari Nabi SAW, artinya tidak beriman
kepada Allah. Sebab dengan menolak Nabi SAW sama halnya semua mukjizat sebagai
tanda kenabian beliau SAW bukan dari Allah SWT. Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa diantara kalian melihat
kemunkaran, maka rubahlah (cegahlah) dengan tanganmu (kekuasaanmu), kalau tidak
mampu hendaklah dengan lidahmu, dan kalau tidak mampu hendaklah dengan hatimu;
demikian ini menunjukkan lemahnya iman".
Maksudnya Lemah dari segi perbuatan orang-orang
beriman. Kata sebagian ulama:
"Maksud mencegah dengan tangan ialah khusus
bagi para pemimpin, yang dengan lisan untuk para ulama, dan dengan hati untuk
orang-orang awam (umum). Katanya:
"Dan orang yang mampu melakukannya sama dengan
punya kewajiban memberantas kemunkaran",
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
"Tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan bertaqwa,
serta janganlah tolong menolong dalam hal dosa dan kejahatan. (QS.5 Al
Maidah:2)"
Termasuk tolong menolong ialah menyerukan kebajikan
dan memudahkan jalan untuk kesana, menutup jalan kejahatan dan permusuhan
dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan.
Sabda Nabi SAW dalam Hadits lain:
"Barangsiapa yang menggertak pemilik Bid'ah, Allah akan memenuhi
hatinya rasa aman dan iman. Barangsiapa yang menghina pemilik Bid'ah, Allah
akan memberi rasa aman pada hari mengejutkan. Dan barangsiapa yang memerintah
kebajikan dan mencegah kemunkaran, maka dia adalah kholifah Allah di bumi,
kholifah Kitab-Nya dan Kholifah Rasul-Nya".
Melalui Hudzaifah RA Nabi SAW bersabda:
"Akan datang suatu zaman menimpa pada manusia, dimana bangkai
keledai yang busuk lebih mereka sukai daripada orang mukmin yang beramar ma'ruf
Nahi munkar".
Kata Musa AS:
"Wahai Tuhan, apa balasan orang yang memanggil
saudaranya dan yang beramar ma'ruf Nahi Munkar".
Allah SWT berfirman:
"Setiap kalimatnya aku tullis buat dia laksana ibadah setahun dan
AKU malu menyiksa dengan api neraka".
Dalam Hadits Qudsi Allah SWT berfirman:
"Wahai ank cucu Adam, janganlah kalian menjadi orang yang ahli
mengakhirkan tobat, panjang angan-angan, dan kembali ke akherat tanpa bekal,
bicaranya seperti ahli ibadah tapi perbuatannya milik orang munafik, bila
diberi tidak pernah puas dan kalau dihalangi tidak bersabar. Ia mencintai
orang-orang shaleh namun bukan dari golongan mereka, serta membenci orang-orang
munafik, padahal termasuk orang munafik. Memerintah kebajikan namun ia tidak
pernah mengerjakan dan ia mencegah kejelekan namun selalu mengerjakan
kejahatan".
Dari Ali KW, katanya:
Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Akan datang suatu kaum pada akhir zaman; yang
lidah mereka pandai bicara sementara akalnya lemah. Mereka mengucapkan sabda
Nabi SAW, namun sabda itu tidak sampai melintasi tenggorokan mereka sendiri.
Mereka bisa keluar dari agamanya seperti anak panah melesat dari
busurnya".
Nabi SAW bersabda:
Pada malam aku di-Isra'kan, aku melihat beberapa lelaki yang dipotong
bibirnya dengan gunting dari api. Aku bertanya:
"Wahai Jibril, mereka itu siapa".
Jibril menjawab:
"Mereka adalah para khatib (ahli bicara) dari umatmu yang
memerintah kebajikan, namun mereka melupakan dirinya sendiri".
Kenyataan perilaku mereka sebagaimana difirmankan
Allah SWT:
"Mengapa engkau memerintah mereka mengerjakan kebajikan, sementara
engkau melupakan dirimu sendiri! Dan engkau pun membaca Al Kitab; apakah engkau
tidak berfikir. (QS.02:44)"
Artinya membaca Al Kitab Allah dan tidak
mengamalkan isinya. Memerintah sedekah tapi tidak bersedekah. maka jelas wajib
bagi mukmin memerintah kebajikan tanpa melupakan dirinya sendiri".
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
"Orang mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian mereka melindungi
sebagian yang lain; dengan memerintah kebajikan dan mencegah kemunkaran serta
mendirikan shalat. (QS.9:71)"
Sifatnya orang mukmin selalu memerintah kebajikan
dan bila keluar dari situ, ia pun keluar dari persifatan orang mukmin yang
diterangkan dalam ayat tersebut.
Allah mencela kaum yang meninggalkan amar ma'ruf
nahi munkar, Firman-Nya:
"Mereka tidak saling mencegah dari perbuatan munkar yang mereka
perbuat (tidak saling melarang antara yang satu dengan yang lain), sungguh amat
buruk apa yang mereka perbuat. (QS.5 Al Maidah:79)".
Diriwayatkan melalui Abu Darda' RA, katanya Nabi
SAW bersabda:
"Perintahkanlah berbuat kebajikan dan mencegah kemunkaran atau
Allah akan menguasakan kepadamu penguasa yang dzalim yang tidak menghargai
orang tua dan menyayangi anak-anak kalian atau orang-orang pilihan berdo'a dan
do'anya tidak dikabulkan, memohon pertolongan dan tidak ditolong, dan mereka
juga minta ampun tapi tidak diampuni".
Melalui Sayyidah Aisyah RA, Rasulullah SAW
bersabda:
Allah menyiksa satu perkampungan yang penghuninya
cuma 18 orang, padahal amal mereka seperti amal para Nabi. Mereka bertanya:
"Bagaimana bisa terjadi, ya Rasul".
Nabi SAW menjawab:
"Mereka tidak memarahi sesuatu karena Allah, dan tidak jua
memerintah kebajikan dan mencegah kemunkaran".
Abu Dzar Al Ghifari RA berkata, dari Abu Bakar Ash
Shidiq berkata:
"Ya Rasul, apakah ada perjuangan lain selin
perang melawan orang-orang musyrik".
Rasulullah SAW menjawab:
"Wahai Abu Bakar, menurut pandangan Allah
seorang pejuang di bumi lebih utama daripada para syuhada' yang hidup dan
diberi rizki serta berjalan di bumi, dimana Allah membanggakan mereka dihadapan
para malaikat langit. Surga telah berhias diri menyambut kedatangan mereka
sebagaimana berhiasnya Ummu Salamah RA untuk Rasulullah SAW".
Abu Bakar berkata:
"Siapa mereka, ya Rasul"
Jawab Rasulullah SAW:
"Mereka adalah hamba yang menyerukan kebajikan
dan mencegah kemunkaran, yang mencintai dan membenci karena Allah SWT".
Kemudian beliau SAW bersabda:
"Demi Dzat Yang Menguasai Jiwaku, sesungguhnya ada seorang hamba
yang berada di kamar yang lebih tinggi dari kamarnya para syuhada'. Tiap
kamarnya ada 300 pintu, dan setiap pintunya terbuat dari mutiara Ya'qut dan
Zamrud hijau, dimana setiap pintunya ada cahaya yang menyinar. Tiap lelaki
diantara mereka bisa menikahi 300 bidadari yang memiliki mata jeli yang mampu
menundukkan pandangan lelaki, acapkali ia menoleh sambil berkata:
"Apakah engkau masih ingat pada hari dan dimana engkau melakukan
amar ma'ruf Nahi Munkar".
Dalam sebuah Hadits, sesungguhnya Allah SWT
berfirman:
"Wahai Musa, Masihkah engkau beramal demi Aku
dengan amal yang sempurna".
Musa menjawab:
"Wahai Tuhan, aku telah sembahyang karena
Engkau, berpuasa karena Engkau, bersedekah karena Engkau, bersujud dan memuji
karena Engkau, serta membaca Kitab-Mu dan Dzikir Kepada-Mu".
Allah SWT berfirman:
"Wahai Musa, lantaran shalat engkau memperoleh
hujjah, lantaran puasa engkau memperoleh perisai, lantaran sedekah engkau
memperoleh perlindungan, lantaran bertasbih engkau memperoleh pepohonan di
surga, lantaran membaca tasbih engkau memperoleh cahaya; lalu amal manakah yang
engkau taruhkan untuk-KU".
Musa berkata:
"Tunjukkan kepadaku wahai Tuhan, amal manakah
yang harus aku kerjakan".
Allah SWT berfirman:
"Wahai Musa, apakah engkau pernah mencintai
Kekasih-Ku semata-mata karena Aku! Dan memusuhi musuh-Ku karena Aku!
Sesungguhnya amal perbuatan yang paling utama ialah mencintai karena Allah dan
membenci karena Allah kepada musuh-musuh
Allah".
Kata Abu Ubaidah bin Jarroh RA:
Ya Rasul, syuhada' manakah yang paling mulia disisi
Allah".
Beliau SAW bersabda:
"Lelaki yang menghadap penguasa menyeleweng, dan ia memerintah agar
berbuat baik dan menjauhi kemunkaran, namun ia dibunuh oleh penguasa itu. Andai
penguasa itu tidak membunuhnya, maka sungguh catatan amalnya tidak berguna
baginya sekalipun bisa hidup sampai kapanpun".
Hasan Al Bashri RA, katanya Rasulullah SAW
bersabda:
"Syuhada' terbaik dari umatku ialah lelaki
yang menghadap penguasa dzalim, kemudian dia ber-amar ma'ruf Nahi Munkar kepada
penguasa itu, lalu dia dibunuh oleh penguasa itu, maka kelak derajatnya di
surga ada diantara Hamzah dan Ja'far".
Allah SWT menurunkan wahyu kepada Yusya' bin Nun:
"Sesungguhnya Aku membinasakan sebagian kaummu
yang terpilih sebanyak 40.000 orang, dan kaummu yang jahat sebanyak 60.000
orang".
Kata Yusya':
"Wahai Tuhan, tidaklah mengapa dihancurkan
yang jahat tapi dengan umatku yang pilihan".
Allah berfirman:
"Sesungguhnya mereka tidak marah karena
kemarahan-KU, mereka minum dan makan bersama mereka yang jahat".
Dari Annas RA katanya:
Kami bertanya:
"Ya Rasul, apakah seharusnya kami menyerukan
kebajikan setelah kami mengamalkan seluruhnya! Dan mencegah kemunkaran setelah
kami mampu mencegah semuanya".
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak. Perintahkan kebajikan sekalipun engkau belum mengerjakan
kebajikan semuanya, dan cegahlah perbuatan munkar sekalipun engkau belum bisa
menjauhi kemunkaran semuanya".
Sebagian ulama salaf berwasiat pada anak-anaknya:
"Bila kalian menyerukan kebajikan (ma'ruf),
maka supaya menempatkan dirinya pada kesabaran sambil mengharap pahala Allah,
sebab barangsiapa yang punya harapan memperoleh pahala dari Allah, maka dia
tidak akan terjamah oleh bencana".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan