OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Menggunjing dan Mengadu Domba
Ketahuilah sesungguhnya Allah SWT dalam kitab-Nya telah menentukan tercelanya
perbuatan menggunjing dan menyamakan orang yang melakukannya dengan orang yang
makan daging bangkai. Allah SWT
berfirman: “Dan janganlah sebagian dari
kalian menggunjingkan sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu suka
makan daging saudaranya yang mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya.”
(QS.Al-Hujurat:12)
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Hak
setiap muslim atas muslim yang lain adalah haram darahnya, harta dan harga
diri.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Takutlah
kalian untuk menggunjing, karena dosa menggunjing lebih berat daripada berzina.
Sesungguhnya seorang laki-laki kadang berzina dan bertobat, lalu Allah menerima
tobatnya. Sedang orang yang menggunjingkan orang lain tidak akan diampuni
sampai orang yang digunjingkan itu mengampuninya.”
Ulama mengatakan: “Perumpamaan orang yang
menggunjingkan manusia adalah seperti orang yang memasang manjaniq (sebuah alat
untuk melempar), dia melempar dengannya ke kanan dan ke kiri. Jadi dia melempar
kebajikannya dengan cara demikian.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa
yang melemparkan saudaranya dengan pergunjingan dengan maksud mencelanya, maka
Allah menempatkannya pada jembatan neraka Jahanam besok pada hari kiamat sampai
dia keluar dari apa yang di ucapkannya.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Menggunjing
adalah ketika kamu menyebut orang dengan kekurangan tubuh, keturunan,
perbuatan, perkataan, agama dan dunianya sampai kepada pakaiannya, surban,
serta kendaraannya.”
Sehingga sebagian ulama-ulama dahulu mengatakan, “Seandainya
kamu katakan bahwa sesungguhnya Fulan, pakaiannya panjang atau pendek, maka hal
itu sudah merupakan pergunjingan. Lalu bagaimana dengan penuturanmu mengenai
sesuatu yang dia benci dari badannya?”
Diriwayatkan sesungguhnya ada seorang perempuan pendek
datang pada Nabi Muhammad SAW
untuk memenuhi keperluannya. Setelah dia keluar berkatalah Aisyah RA, “Alangkah pendeknya
dia.” Lalu bersabdalah Nabi
Muhammad SAW: “Engkau telah
menggunjingnya hai Aisyah.”
Nabi Muhammad bersabda: “Takutlah
kamu pada pergunjingan, karena di dalamnya terdapat tiga macam bencana, yaitu
tidak dikabulkan doa bagi orang yang melakukannya, tidak diterima kebajikannya
dan bertumpuklah kejahatan-kejahatan dalam dirinya.”
Ketahuilah bahwa Allah SWT telah memutuskan dalam
Kitab-Nya mengenai tercelanya menggunjing, dimana ahli penggunjing disamakan
laksana orang makan bangkai. Firman-Nya:
"Janganlah diantara kalian menggunjing antara
1 dengan yang lain; apakah diantara kalian suka makan daging saudaranya yang
mati! Pasti kamu merasa jijik melakukannya. (QS.Al Hujurat:12)".
Sabda Nabi SAW:
"Hak tiap muslim kepada muslim lainnya; mereka
haram memakan darahnya, harta dan harga dirinya".
Nabi SAW bersabda:
"Kalian takutlah akan perbuatan menggunjing,
sebab dosa menggunjing lebih berat daripada berzina, sebab kadang seorang
lelaki zina lalu bertobat, dan Allah menerima tobatnya. Namun orang menggunjing
orang lain tidak akan diampuni sampai orang yang bersangkutan mengampuni".
(*Penting: Menggunjing=Mengumpat atau Memfitnah)
Seorang ulama berkata:
"Ibaratnya orang menggunjing manusia seperti
memasang manjaniq (jawa;bencet/alat penangkap, pelempar) ia melempar kekanan
dan kekiri (mulutnya), artinya melempar (membuang) kebajikannya seperti
itu".
Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa yang melempar gunjingan dengan
niat mencela, maka besok hari kiamat Allah akan menempatkan pada jembatan
neraka Jahannam sampai dia keluar dari apa yang diucapkan".
Nabi SAW bersabda:
"Maksud menggunjing ialah mengucapkan orang
mengenai kekurangan tubuhnya, keturunan, perbuatan, perkataan, agama, dunianya,
pakaiannya, surban dan kendaraannya".
Sampai-sampai ulama salaf berkata:
"Andaikan kamu mengatakan terhadap fulan bahwa
pakaiannya panjang atau pendek, itupun disebut menggunjing, apalagi ucapanmu
terhadap sesuatu yang dibenci dari tubuhnya".
Diriwayatkan:
Ada seorang wanita pendek datang kepada Nabi SAW untuk menyampaikan
maksudnya.
Dan setelah keluar Aisyah RA berkata:
"Alangkah pendeknya dia!"
Kemudian Nabi SAW bersabda:
"Takutilah akan pergunjingan, sebab disana ada
3 macam bencana (karena menggunjing):
Tidak dikabulkan do'a si penggunjing.
Tidak diterima kebajikannya, dan
Kejahatan dalam dirinya bertumpuk-tumpuk.
Nabi SAW bersabda mengenai mengadu domba:
"Sejahat-jahatnya manusia ialah yang bermuka
2, maksudnya orang yang datang pada 1 kelompok dengan kelompok lainnya dengan
wajah berbeda. Dan barangsiapa yang bermuka 2 didunia, kelak di hari kiamat
akan memiliki 2 lidah dari api".
MMM
Nabi SAW bersabda:
"Tidak masuk surga bagi ahli mengadu
domba".
Kalau tuan bertanya:
"Apa hikmahnya Allah menciptakan makhluk
memiliki lidah. Yang bisa berbicara atau tidak! Dan ikan tidak memiliki
lidah".
Jawab:
Setelah Allah menciptakan Adam AS, para malaikat
diperintahkan sujud kepadanya dan mereka bersujud kecuali iblis. Allah pun
mengusir iblis dari surga dan menghapus wajahnya. Ia diturunkan ke bumi, lalu
iblis pergi ke laut dan yang pertama dilihat adalah ikan. Dia bercerita tentang
Adam dan berkata:
"Adam kelak memburu dan mengambil binatang
melata di laut maupun di darat".
Maka ikan tersebut menyampaikan kabar ini kepada
semua binatang laut, kemudian Allah menghilangkan lidahnya".
Kisah:
Melalui Amr bin Dinar, dia bercerita:
Ada seorang lelaki dari kota, dan ia memiliki
saudari wanita di pinggiran kota yang sakit dan berniat menjenguknya.
Tapi perempuan itu mati, maka lelaki tersebut
merawat dan menguburnya. Setelah dikuburkan ia kembali ke suami perempuan dan
berkata:
"Dompetku hilang ketika di kuburan".
Lantas suami perempuan minta bantuan kawannya untuk
membantu iparnya. Mereka pun berangkat ke kuburan, lantas dengan hati-hati
membongkarnya dan mereka menemukan dompet itu.
Lelaki yang membantu berkata:
"Menyingkirlah, aku akan melihat bagaimana
keadaan mayit ini".
Dia pun mengangkat sebagian yang ada di kuburan
itu, tiba-tiba dari sana muncul nyala api. Mereka kembali (pulang) dan bertanya
kepada ibunya:
"Ceritakanlah padaku, bagaimana keadaan mayit
ini semasa hidupnya".
Si ibu menjawab:
"Saudarimu dulu selalu mendatangi pintu-pintu
tetangga. Ia menempelkan telinganya ke pintu dan mendengar percakapan tetangga
untuk bekal mengadu domba".
Sekarang mengerti bahwa perbuatan inilah yang
menyebabkan siksa kubur. Artinya siapa saja yang ingin selamat dari siksa
kubur, hendaknya menghindari perbuatan mengadu domba dan menggunjing.
Kisah:
Cerita dari Abu Laits Al Bukhari:
Ketika ia menunaikan haji pernah menaruh 2 dirham
disakunya sambil bersumpah:
"Bila dalam berangkat dan pulang dari ibadah
haji aku melakukan perbuatan menggunjing, maka Allah mewajibkan aku
menyedekahkan 2 dirham ini".
Ia pun berangkat ke Mekkah, sampai ia pulang ke
rumah keadaan uang di saku masih utuh 2 dirham.
Dalam masalah ini ada yang bertanya dan ia
menjawab:
"Sesungguhnya berzina 100X lebih aku suka
daripada menggunjing sekali saja".
Kata Abu Hafah Al Kabir:
"Andaikan aku tidak puasa Ramadhan, lebih aku
sukai daripada menggunjing manusia".
Lalu ia berkata:
"Barangsiapa yang menggunjing orang ahli
agama, maka kelak di hari kiamat datang dengan wajah tertulis kata 'Inilah
orang yang berputus asa dari Rahmat Allah".
Melalui Annas bin Malik RA, kata Rasulullah SAW
bersabda:
Pada malam aku diisra'kan aku lewat suatu kaum yang
mencakar-cakar wajahnya dengan kukunya sendiri sambil memakan bangkai. Aku
bertanya:
"Siapa mereka wahai Jibril".
Jibril menjawab:
"Mereka adalah orang yang memakan daging
sesama manusia".
MMM
Hasan RA berkata:
"Demi Allah, bahwa menggunjing lebih
mempercepat merusak agama seseorang daripada penyakit yang merontokkan
jasad".
Abu Hurairah RA berkata:
"Diantara kalian ada yang bisa melihat kotoran
dimata saudaranya, namun tidak melihat batang kurma di pelupuk matanya
sendiri".
Diriwayatkan:
Sesungguhnya Salman satu perjalanan bersama Abu
Bakar dan Umar RA dan dia bertugas memasak untuk mereka.
Mereka pun mengutus Salman melihat makanan Nabi SAW
namun ia tidak menemukan makanan, kemudian kembali kepada Abu Bakar dan Umar
RA. Mereka berkata:
Sesungguhnya ia bila pergi ke sumur si anu akan
kering airnya. Lalu turunlah ayat 12 dari surah Al Hujurat:
"Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian
yang lain; apakah kalian suka makan daging saudaranya yang mati! Tentu kamu
merasa jijik. (QS.Al Hujurat:12)".
MMM
Melalui Abu Hurairah RA, ia berkata Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa didunia makan daging saudaranya,
kelak hari kiamat akan makan daging saudaranya itu, sambil dikatakan:
"Makanlah dalam keadaan mati, sebab engkau
sudah memakannya dalam keadaan hidup".
Daging itupun dimakan, kemudian membaca firman
Allah SWT (diatas).
Diriwayatkan melalui Jabir bin Abdullah Al Anshari
RA:
Sesungguhnya bau menggunjing bisa tercium ketika
zaman Rasulullah SAW. Sebab saat itu sangat jarang pergunjingan. Adapun zaman
sekarang sangat banyak pergunjingan yang baunya menusuk hidung, bahkan hampir
tak bisa membedakan. Ibaratnya lelaki yang masuk orang ahli menyamak kulit, dia
tidak akan betah dengan baunya yang busuk, namun penghuni sana terbiasa dengan
keadaan kebusukan kulit, sebab bau itu terlalu sering memenuhi hidungnya.
Demikianlah perumpamaan :Menggunjing" pada zaman kita.
Kata Ka'ab:
Aku pernah membaca kitab:
"Sesungguhnya orang yang mati bertobat dari
dosa menggunjing akan terakhir masuk surga. Sedangkan yang mati membawa dosa
menggunjing pertama kali masuk neraka. Firman Allah SWT:
"Amat celaka buat orang-orang ahli mengumpat
dan mencela (menggunjing),,,, (QS.104 Al Humazah:1)"
Maksudnya siksa paling hebat "Yang
Mencelamu" ketika kamu tidak ada dan mencelamu saat didepan wajahmu.
Pertama kali ayat diatas turun mengenai Walid bin Mughirah yang menggunjing
Nabi SAW dan umat Islam dihadapan mereka. Bisa saja sifat ayat diatas amat
khusus, namun ancaman siksanya bersifat umum. Nabi SAW bersabda:
"Takutilah akan pergunjingan, sebab perbuatan
itu lebih berat daripada berzina".
Para sahabat bertanya:
"Bagaimana bisa terjadi lebih berat dari
zina".
Nabi SAW menjawab:
"Sesungguhnya seorang lelaki berzina dan
bertobat, lalu Allah menerima. Namun orang yang menggunjing tidak akan diampuni
sebelum yang digunjing mengampuni".
Jelas seorang penggunjing wajib menyesal dan
bertobat agar keluar dari hak Allah, dan minta maaf kepada yang bersangkutan
agar dia menghalalkan dan bebas dari perbuatan aniaya-nya. Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa yang menggunjing saudara muslim,
maka kelak hari kiamat Allah akan memindahkan wajahnya ke dubur".
Seharusnya si penggunjing mohon ampun kepada Allah
sebelum ia berdiri dari tempat duduk menggunjing, atau sebelum pergunjingan itu
sampai kepada yang digunjing. Karena tobatnya si penggunjing yang belum sampai
ke telinga orang yang dimaksud akan diampuni Allah SWT. Bila sudah sampai ke
telinganya, hal itu tidak dimaafkan kecuali minta maaf kepada yang
bersangkutan. Juga demikian orang berzina dengan wanita bersuami, beritanya
sampai ke suami, dosa itu tidak diampuni hanya cukup bertobat selama si suami
tidak mengampuni. Demikian pula meninggalkan shalat, zakat, puasa dan haji
tidak akan hilang dosanya kecuali sudah mengqodho' ibadah yang ditinggalkan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan