OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Sabda Nabi SAW:
"Banyak-banyaklah mengingat sesuatu yang bisa
melenyapkan kenikmatan".
Artinya, pandanglah semua bentuk kenikmatan dengan
mengingat mati. Dengan begitu keinginan terhadap yang nikmat akan hilang dan
hanya menghadap Allah SWT. Nabi SAW bersabda:
"Andaikata binatang mengerti kematian seperti
yang dimengerti anak cucu Adam, engkau pasti tidak akan mampu memakan
lemaknya".
Aisyah RA bertanya:
"Ya Rasul, apa ada jenis orang yang
dikumpulkan bersama orang mati syahid".
Beliau SAW menjawab:
"Ada. Yakni orang-orang yang mengingat mati
20X dalam sehari semalam".
Keutamaanya tidak lain, karena mengingat mati mampu
mendorong seseorang menjauhi duniawi yang penuh tipu daya dan selalu siap
menuju akherat. Dan lupa terhadap mati mendorong orang untuk terus bermain
dalam kesenangan dunia.
Nabi SAW bersabda:
"Hadiah seorang mukmin ialah mengingat
mati".
Sabda tersebut tidak lain karena dunia adalah
penjara buat orang mukmin. Mereka di dunia selalu mendapat bencana dan
mengekang nafsu, keinginan dan melawan syetan. Dan kematian membebaskan semua
tekanan-tekanan tersebut. Maka kematian merupakan hadiah kebebasan sekaligus
anugerah buatnya.
Nabi SAW bersabda:
"Kematian mampu melebur dosa-dosa orang
Islam".
Maksud orang Islam menurut beliau ialah muslim
sejati dan mukmin yang benar, ialah orang Islam yang lidah dan tangannya
selamat. Sifat orang mukmin ialah tidak kotor atas perbuatan maksiat kecuali
kesalahan dan dosa yang kecil-kecil saja. Dan kematian mampu melebur dan
mensucikan dosa-dosa kecil dan menjauhkan dari dosa besar, serta mampu
menunaikan kewajiban.
Imam Atha' Al Khurayani RA berkata:
Rasulullah SAW pernah berjalan diantara orang-orang
yang tertawa, beliau SAW lantas bersabda:
"Isilah majelismu dengan mengingat sesuatu
yang bisa merusak bentuk kenikmatan".
Mereka bertanya:
"Perbuatan apa yang bisa memperkeruh
kenikmatan".
Beliau SAW bersabda:
"Kematian".
Dari Annas RA beliau SAW bersabda:
"Banyak-banyaklah mengingat mati, sebab sikap
itu mampu membersihkan dosa dan mendorong zuhud akan dunia".
Sabda Nabi SAW:
"Sudah cukup kematian sebagai suatu yang
memisahkan".
Sabda Nabi SAW:
"Sudah cukup kematian sebagai nasehat".
Nabi SAW keluar masjid, ada sekelompok orang-orang
berbicara sambil tertawa-tawa. Nabi SAW pun bersabda:
"Ingatlah kematian. Demi Dzat Yang Jiwaku
dalam Kekuasaan-Nya, andaikan kamu mengetahui apa yang aku ketahui tentu kamu
sedikit tertawa dan banyak menangis".
Diterangkan dihadapan Nabi SAW mengenai lelaki,
mereka amat mengagumi, dan beliau SAW bertanya:
"Bagaimana temanmu itu mengingat mati".
Mereka menjawab:
"Kayaknya kami belum mendengar mengingat
kematiannya".
Nabi SAW bersabda:
"Kalau begitu temanmu bukan orang yang pantas
memperoleh pujian".
Ibnu Umar RA berkata:
Aku datang ke Nabi SAW orang terakhir dari jumlah
10 orang. Lelaki dari Anshar bertanya:
"Siapa orang yang cerdas dan mulia diantara
sekian orang-orang".
Beliau SAW menjawab:
"Mereka yang sering mengingat mati dan yang
paling kokoh bersiap-siap diri menghadapinya. Merekalah orang yang cerdas,
mereka bisa pergi membawa keagungan dunia dan kemuliaan akherat".
Hasan RA berkata:
"Kematian bisa menjelaskan kejahatan dunia,
maka bagi orang berakal, dia tidak akan membiarkan sedikitpun
kegembiraan".
Rabi' Ibnu Khaitsam RA berkata:
"Tiada suatu barang yang dinanti orang mukmin
yang lebih baik dari kematian".
Ia berkata:
"Jangan kamu menganggap aku sebagai orang,
justru keluarkanlah aku kepada Tuhan".
Seorang Hukama mengirim surat-surat buat
teman-temannya:
"Hai saudaraku, dalam perkampungan dunia
takutilah kematian sebelum engkau menuju perkampungan yang tiada mati, disana
kematian tidak akan engkau temukan".
Ibnu Sirin termasuk orang yang bila mengingat mati,
akan mati semua anggota badannya. Umar bin Abdul Aziz sengaja mengumpulkan
ulama-ulama fiqih tiap malam, kemudian mereka membicarakan mati, kiamat dan
akherat. Lalu mereka menangis yang seolah-olah dihadapan mereka ada jenazah.
Ibrahim At Taymi berkata:
Ada 2 hal yang memutuskan kenikmatan dunia dariku:
Mengingat mati, dan
Berdiri dihadapan Allah 'Azza Wa Jalla.
Ka'ab berkata:
"Barangsiapa yang mengenal mati, tentu akan
ringan bencana dan kesusahan dunia".
Imam Muthrif bercerita:
Aku bermimpi seakan ada orang yang berkata-kata
ditengah masjid Bashra:
"Kematian meluluhkan hati orang takut. Demi
Allah, engkau tidak melihat mereka melainkan orang-orang yang lupa diri".
Kata Asy'ats:
"Kami masuk ke rumah Hasan, dia cuma
membicarakan neraka, masalah akherat dan mengingat mati".
Kata Shofiyah RA:
Sesungguhnya ada wanita yang mengadu kepada Aisyah
RA mengenai hatinya yang keras. Aisyah RA menasehati:
"Banyak-banyaklah mengingat mati, hal itu akan
melembutkan hatimu".
Nasehat itu dilaksanakan, maka hati wanita itu jadi
lembut. Ia datang lagi dan mengucapkan terima kasih.
Nabi Daud AS ialah orang yang bila disebutkan soal
mati dan akherat akan menangis sampai persendiannya lemas. Bila ingat Rahmat,
nafasnya bisa kembali putih.
Hasan RA berkata:
"Aku belum pernah melihat orang berakal
sekalipun, kecuali ia takut mati dan amat menyengsarakan".
Umar bin Abdul Aziz berkata kepada sebagian ulama:
"Nasehatilah diriku".
Ulama berkata:
"Engkau adalah khalifah yang pertama
mati".
Ulama berkata:
"Tak seorangpun dari ayah-ayahmu sampai Nabi
Adam AS telah merasakan kematian, dan sekarang tiba giliranmu".
Dia pun menangis karena nasehat itu.
Rabi' bin Khoitsam menggali kuburan dalam rumahnya.
Dalam lubang itu ia tidur beberapa kali sehari, dan amat sangat ia langgeng
mati disana. Dia berkata:
"Andaikan sikap mengingat mati bisa memisahkan
diri dari hatiku, pasti hatiku rusak".
Muthrif bin Abdullah bin Syakhir berkata:
"Sesungguhnya kematian telah membuat ciut hati
orang yang punya kenikmatan, maka carilah kenikmatan yang didalamnya tak ada
kematian".
Umar bin Abdul Aziz berkata kepada Ambisah:
"Sering-seringlah mengingat mati. Umpama
kehidupanmu merasa lapang, maka sempitkanlah kematian. Dan kalau merasa sempit
dalam kehidupan, maka lapangkanlah".
Abu Sulaiman Ad Daroni berkata:
Aku pernah bertanya pada Ummi Harn:
"Apakah engkau senang kematian".
Dia menjawab:
"Tidak".
Aku bertanya:
"Mengapa".
Dia menjawab:
"Bilamana aku maksiat terhadap anak cucu Adam,
aku pasti tidak bertemu dengan-Nya, dan aku benar-benar telah maksiat
pada-Nya".
Abu Musa At Taymi berkata:
Istri Farazdaq telah meninggal. Para tokoh-tokoh
Bashra berdatangan, disana ada Hasan, dia berkata:
"Hai Abu Faraz, buat hari ini apa yang engkau
sediakan".
Dia menjawab:
"Sejak 60 tahun lalu aku bersaksi tiada Tuhan
kecuali Allah".
Istri Farazdaq dikuburkan, ia pun berdiri di
pinggir kuburan istrinya sambil berkata:
"Aku mengkhawatirkan sesuatu yang dibelakang
kuburan itu andai Engkau tidak mengampuniku, bahkan lebih dahsyat dan sempit dari
nyala kuburan. Bila kiamat tiba, para malaikat penggiring padaku dan menggiring
Farazdaq. Amatlah rugi diantara anak cucu Adam yang berjalan ke neraka sambil
dikalungkan api neraka kebiru-biruan".
Lantunan syair buat para ahli kubur:
"Berdirilah dan katakanlah diatas permukaan
kuburan; siapa diantara kalian yang ditutup kegelapan! Dan siapa yang
dimuliakan dan dirasakan kesejukan dalam ketakutan! Ketenangan bagi orang yang
memiliki mata ialah satu, dimana tidak jalan perbedaan tingkatannya. Andaikan
mereka mampu menjawab, mereka pasti mengabarkanmu tentang kenyataan dan
keadaan-keadaannya. Bagi orang taat akan berada di taman dan bisa menggapai
apapun diantara pepohonan. Bagi orang berdosa dan melampaui batas, disana akan
bergelimpangan di jurang bersama ular-ular dan beberapa kalajengking berjalan
mendekati. Dan pasti roh-rohnya merasakan siksaan dahsyat dari sengatan
kalajengking".
Malik bin Dinar berkata:
Aku pernah lewat di kuburan sambil melantunkan
syair:
"Aku mendatangi kuburan dan memanggil-manggil;
sekarang dimana orang yang diagungkan dan diremehkan! Dimana orang-orang yang
punya kuasa dan orang yang menyucikan diri dari kesombongannya".
Kemudian aku dipanggil diantara mayat-mayat, aku
mendengar suaranya tanpa melihat bentuknya, katanya:
"Seluruhnya telah binasa, tak seorangpun mampu
mengabarkan, mereka telah tiada dan mati pula beritanya. Pulang dan pergi para
binatang bumi dan menghapus kebaikan-kebaikan itu, maka, hari orang-orang yang
bertanya tentang orang yang telah mendahului kita; ingat dari yang kita lihat
(mayat-mayat) adalah sebuah ibarat".
Diatas kuburan ada sederetan tulisan:
"Batu nisan kuburan berbisik padamu, mereka
barang-barang mati dan penghuninya pun tiada mampu bicara. Hai pengumpul harta
dunia yang tiada berhenti, untuk siapakah engkau mengumpulkan! Padahal engkau
akan mati".
Ibnu Samak berkali-kali lewat kuburan, ia membaca
salah satu kuburan yang tertuliskan:
"Kerabatku sudah berlalu dan menjauhi
kuburanku yang seakan mereka tiada lagi mengenalku. Para ahli waris membagi
harta bendaku, dan tiada berhenti mereka mengingkari hutangku. Mereka bisa
hidup dengan mengambil bagian. Demi dan untuk Allah saja mereka secepatnya
melupakan apa yang buatku".
Ditemukan tulisan diatas kuburan:
"Sesungguhnya seorang kekasih diantara para
kekasih ialah pencuri (nyawa), penjaga pintu dan keamanan tiada mampu
menghalangi kematian, lalu bagaimana bisa engkau gembira atas kesenangan dunia!
Hai orang yang ucapan dan nafasnya selalu dihitung untuk dirinya, hai orang
pelupa, pagi-pagi benar engkau menyelam dalam kekurangan dan berkecimpung dalam
kesenangan. Kematian tidak akan merasa kasihan terhadap orang bodoh atau orang
pandai. Kematian sering membuat orang bisu dalam kubur yang engkau tempati
untuk menjawab. Gedungmu telah dibangun dengan kemewahan, namun hari ini
kuburanmu dalam kuburan telah terputus".
Juga ditemukan tulisan dalam kuburan:
"Aku berdiri diantara kekasih ketika berbaris
kuburan-kuburan laksana kuda yang akan digadaikan. Sungguh aku menangis dan
bercucuran air mata, pasti mataku sudah melihat tempatku diantara
kuburan-kuburan mereka".
Ada tulisan dikuburan seorang dokter:
"Aku berkata ketika ada orang berkata padaku:
sungguh Lukman telah sampai kuburannya, dimana orang yang diobati lantaran ilmu
kedokterannya! Padahal kepandaiannya hilang bersama air acapkali adakan
pemeriksaan. Jauh dan jauh sekali, akan tidak mempunyai orang membela diri
sendiri, tidak mungkin pula membela orang lain".
Ditemukan pula tulisan pada kuburan yang lain:
"Hai para manusia, dalam diriku ada
angan-angan, namun kematianku telah mempersempit untuk berhasil. Buat lelaki
saja yang mampu beramal dalam hidupnya, sebaiknya bertaqwa kepada; bukankah aku
dipindah pada tempat yang bisa engkau lihat! Masing-masing orang pun akan
dipindahkan ke tempat yang sama".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan