OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud ra.ia berkata, sesungguhnya aku bertanya kepada Rasulullah saw. : ” Amal
apakah yang paling dicintai Allah swt. ? ” Beliau bersabda: ” Shalat tepat pada
waktunya. ” Aku bertanya: ” Lalu amal apa lagi ? ” Beliau bersabda: ” Berbakti
pada kedua orang tua. Aku bertanya lagi: ” Kemudian amal apa ? ” Beliau
bersabda: ” Jihad fi sabilillah. ”
Imam Muslim dan lainnya meriwayatkan: ” Seorang
anak tidaklah dapat membalas orang tuanya, kecuali bila ia mendapatinya sebagai
seorang budak lalu ia membeli dan memerdekakannya.” Imam Muslim ra. juga
meriwayatkan, Sesungguhnya ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah
saw. lalu ia berkata: ” Saya berbai’ah pada Anda untuk hijrah dan berjihad demi
mencari keridhaan dan pahala dari Allah swt. ” Beliau bersabda: ” Apakah salah
seorang dari kedua orang tua Anda masih hidup ? ” Ia menjawab: ” Ya Rasulullah,
bahkan keduanya masih hidup. ” Beliau bersabda: ” Apakah Anda mengharapkan
pahala dan keridhaan Allah swt. ? ” Ia menjawab: ” Ya Rasulullah. ” Beliau
bersabda: ” Kembalilah kepada kedua orang tua Anda, temanilah keduanya dengan
perlakuan yang baik.”
Abu Ya’la ra. dan Thabrani ra. meriwayatkan dengan
sanad yang baik, Sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
saw. lalu ia berkata: ” Aku sangat menginginkan untuk ikut berjihad, tetapi aku
tidak mampu ? ” Nabi Muhammad saw. bertanya: ” Apakah salah seorang dari kedua
orang tua Anda masih ada ? ” Ia menjawab: ” Ya, Ibuku masih ada. ” Beliau
bersabda: ” Mohonlah kepada Allah agar dapat berbakti kepadanya. Bila Anda
benar-benar …berbakti padanya, maka Anda mendapatkan pahala seperti orang yang
berhaji, umrah, dan berjihad.
Thabrani
ra.meriwayatkan, Sesungguhnya ditanyakan kepada Rasulullah saw. : ” Ya
Rasulullah, saya ingin berjihad di jalan Allah. ” Beliau bersabda: ” Apakah Ibu
Anda masih hidup ? ” Ia menjawab: ” Ya Rasulullah. ” Beliau bersabda: ”
Tetaplah berbakti padanya, karena disanalah jalan menuju surga. ” Ibnu Majah
meriwayatkan: Ya Rasulullah, apakah hak kedua orang tua atas anaknya. ” Beliau
bersabda: ” Pada keduanya surga dan neraka Anda. ”
Ibnu Majah ra. dan Nasai ra.meriwayatkan, lafal
haditsnya menurut Nasai yang dinilai shahih oleh Hakim: ” Ya Rasulullah, aku
ingin berperang, aku datang kemari untuk meminta perimbangan dan pendapat pada
Anda. ” Beliau bertanya: ” Apakah Anda mempunyai seorang ibu ? “. Ia menjawab:
” Ya Rasulullah “. Beliau bersabda: ” Tetaplah berbakti padanya, karena surga
ada di telapak kakinya. ”
Imam Ahmad ra. meriwayatkan dengan sanad yang
shahih:
” Barangsiapa yang senang diperpanjang umurnya dan
ditambah rizkinya, maka hendaklah ia berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan
menyambung hubungan kefamiliannya. “
Imam Muslim ra. meriwayatkan:
” Sungguh hina, hina amatlah hina. Ditanyakan
kepada beliau : ” Siapakah dia orangnya, Ya Rasulullah ? ” Beliau bersabda: ”
Dia itu adalah orang yang mendapati hidup bersama kedua orang tuanya atau salah
satu dari keduanya dalam kondisi lanjut usia, kemudian dia tidak dapat masuk
surga, atau kedua orang tuanya itu tidak dapat membuatnya masuk surga. “
Imam Bukhari ra. dan Muslim ra. meriwayatkan:
” Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak
untuk aku pergauli dengan baik ? ” Beliau bersabda: ” Ibu Anda “. Dia bertanya:
Lalu siapa? . Beliau menjawab: ” Ibu Anda “. Dia bertanya: Kemudian siapa lagi
?. Beliau bersabda: ” Ibu Anda “. Dia bertanya lagi: Lalu siapa ? Beliau
bersabda: ” Ayah Anda “.
Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari
Asma’ binti Abu Bakar ra. ia berkata: ” Ibuku datang kepadaku, sementara ia
adalah wanita musyrikah di masa Rasulullah saw. maka aku meminta fatwa kepada
Rasulullah saw. seraya berkata: ” Ya Rasulullah, ibu datang kepadaku, dia
adalah orang yang membenci Islam, atau dia mengharapkan sesuatu padaku. Apakah
aku harus menyambutnya ? Beliau bersabda: ” Sambutlah Ibu Anda ”
Ibnu Hibban dan Bazzar meriwayatkan :
” Ridha Tuhan tergantung pada keridhaan orang tua
atau kedua orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua
atau kedua orang tua. “
Thabrani meriwayatkan: ” Ketaatan kepada Allah swt.
tergantung ketaatan pada orang tua atau pada kedua orang tua, dan kemaksiatan
pada Allah tergantung pada kemaksiatan kedurhakaan nya kepada orang tua atau
kedua orang tua. ” Bazzar juga meriwayatkan dalam hadits lain: ” Keridhaan
Tuhan Tabaraka wa Ta’ala berada dalam keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan
Tuhan Tabaraka wa Ta’ala juga berada dalam kemurkaan kedua orang tua. “
Tiada ulasan:
Catat Ulasan