OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Firman Allah SWT:
"Apakah engkau pernah melihat orang yang
menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya! Dan Allah menyesatkan dia, sebab mengetahui
(kejahatan hatinya) (QS.45 Al
Jaatsiyah:23)".
Menurut Ibnu Abbas RA:
"Mereka adalah orang kafir yang mengambil
agamanya tanpa dalil dan tanpa petunjuk dari Allah SWT. Artinya mereka amat
mengikuti hawa nafsu tanpa mengamalkan Kitab Allah, dimana seolah-olah mereka
menyembah hawa nafsu".
Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka”. (QS.5 Al Maidah:48)".
Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah engkau menuruti hawa nafsu,
nanti dia akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS.38 Shaad:36).
Demikianlah sehingga Nabi SAW meminta perlindungan
melalui sabda beliau SAW:
"Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepadamu dari mentaati hawa nafsu dan kekikiran".
Sabda Nabi SAW:
Ada 3 hal yang bisa menghancurkan:
Taat kepada hawa nafsu.
Mengikuti sifat kikir, dan
Menyombongkan diri.
Demikianlah dan semua maksiat memang berawal dari
mengikuti hawa nafsu, dimana hawa nafsu akan membimbing ke neraka. Dan semoga
kita tetap dalam perlindungan Allah.
Sehingga Nabi SAW minta perlindungan melalui sabda
beliau SAW:
"Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepadamu dari mentaati hawa nafsu dan kekikiran".
Sebagian orang ma'rifat berkata;
"Bila dalam hatimu muncul 2. maka engkau tidak
tahu lagi dimana kebenaran. Maka lihatlah, fikir, mana diantara 2 itu yang
paling dekat dengan hawa nafsu, maka perangilah".
Senada dengan syair Imam Syafi'i:
"Bila masalahmu terpusat pada 2 tujuan, dan
engkau tidak tahu yang salah atau yang benar; maka hancurkan hawa nafsumu,
sebab hawa nafsu bisa membimbing kearah jiwa yang tercela".
Ibnu Abbas RA berkata:
"Bilamana kamu ragu memilih 2 pendapat, maka
tinggalkan yang kau cintai dan pakailah yang ringan bagimu".
Pedomannya;
"Sesuatu yang ringan amat mudh bagimu,
jangkauannya mudah, risiko kecil dan pertolongan akan cepat datang. Maka
seseorang akan lebih bersemangat terhadap keinginannya. Bila yang berat
diambil, jelas terasa sulit, sulit menjangkau dan pertolongan pun terasa
lama".
Riwayat Ibnu Umar RA:
"Kekanglah hawa nafsu kalian.
Sebab hawa nafsu selalu mengantar ke jalan keburukan. Sesungguhnya perkara
benar selalu berat namun nikmat, dan perkara batil selalu ringan tapi mentah,
menghindari kerusakan lebih mudah daripada memperbaiki kerusakan".
Lukman berkata kepada putranya;
"Pertama kali aku peringatkan
padamu mengenai hawa nafsu. Nafsu selalu punya kesenangan dan keinginan.
Andaikan kamu memberikan "keinginan", maka nafsu bisa tumbuh dalam
hati laksana tumbuhnya api diatas batu yang lama kelamaan menjadi rapuh dan
runtuh, tidak berbentuk hati lagi melainkan bubuk racun.".
Nabi SAW bersabda:
Allah menciptakan akal, dan Dia
berfirman padanya:
"Menghadaplah".
Akal pun menghadap. Firman-Nya:
"Hadaplah ke belakang".
Akal lantas membelakangi. Allah SWT
berfirman;
"Demi Keagungan dan
Keluhuran-KU, AKU tidak akan meletakkanmu kecuali buat orang-orang yang
KUcintai diantara makhluk-KU".
Dan Allah menciptakan kebodohan,
berfirman padanya:
"Menghadaplah".
Ia pun menghadap dan membelakangi.
lalu Allah berfirman:
"Demi Keagungan dan
Keluhuran-KU, AKU tidak akan meletakkanmu kecuali buat orang yang AKU benci
diantara makhluk-KU".(HR.Imam Timidzi)
Wansyaddal Akhor:
"Bila kamu ingin berhasil menggapai cita-cita,
sekali-kali janganlah engkau menuruti keingainan hawa nafsu. Perangilah dia
semua dorongan keinginannya dan kekanglah dirimu untuk bercampur dengan orang
yang sesat. Tinggalkan bisikan nafsu, bisikan itu jelas kearah kejahatan mulai
bisikan pertama atau selamanya, tetap pada akhirnya adalah neraka".
Beberapa kata mutiara:
"Hawa nafsu merupakan kendaraan yang jelek,
dia menuntun kearah kesenangan dan menempatkan pada tempat ujian. Maka
janganlah keinginan nafsumu berjalan ke tempat yang buruk".
Dunia adalah tidur, akherat adalah bangun; diantara
keduanya ada kematian. Sementara kita semua saat ini berada dalam mimpi-mimpi
yang kosong. Barangsiapa yang melihat berdasarkan hawa nafsunya tentu akan
kebingungan. Barangsiapa yang memutuskan untuk hawa nafsu tentu akan
menyeleweng. Dan barangsiapa yang memperpanjang pertimbangan, dia tidak akan
menemukan batas akhir dan buat orang yang memandang (mempertimbangkan) tidak
akan pernah berakhir.
Sabda Nabi SAW:
"Sebaik-baik agamamu adalah
wira-i (menjauhkan diri dari maksiat atau barang subhat/antara barang halal dan
haram".
Nabi SAW bersabda;
"Jadilah kalian seorang yang
wira-i, pasti kamu akan jadi orang paling ahli ibadah diantara manusia. Jadilah
kamu orang yang bersifat menerima, pasti kamu jadi orang yang paling bersyukur
diantara manusia".
Sabda Nabi SAW:
"Barangsiapa yang tidak bersifat
wara-i, dimana wara' mampu menghalangi maksiat kepada Allah ketika menyendiri,
maka Allah tidak akan memperdulikan satu pun ilmunya".
Zuhud
Zuhud adalah mengasingkan diri atau menjauhkan diri
dari segala kenikmatan dunia; kenikmatan tidak menjadikan terlena dan pusat
tujuan hidup, melainkan dibuat alat untuk mencapai tujuan hidup abadi di
akherat.
Kata Ibrahim bin Adham:
Zuhud ada 3 tingkatan:
Zuhud yang wajib; menjauhkan diri dari semua yang haram.
Zuhud untuk keselamatan; meninggalkan barang subhat (subhat;status barang
tidak jelas, apakah halal atau haram), dan
Zuhud keutamaan; zuhud dari perkara yang halal.
Ini merupakan penjelasan pengertian yang amat baik.
Imam Mubarrok berkata:
"Zuhud ialah menyamarkan zuhud. Bila orang
zuhud lari dari manusia, maka carilah dia. Bila dia mencari manusia, maka kamu
larilah dari dia".
Amat indah tulisan ini:
"Bila kamu mampu menguasai uang dan kamu
meninggalkannya, maka mengertilah bahwa ketakwaanmu itu adalah takwa seorang
muslim sejati".
Orang zuhud bukanlah orang yang mengasingkan diri dari
manusia saat dunia berpaling darinya, melainkan orang zuhud sejati ialah
saatnya dunia menghadap kepadanya, lalu ia mengutamakan berpaling dari
dunia".
Kata sebagian Hukama:
"Bila orang tidak mau zuhud saat dunia
menampakkan keindahannya, maka dia bukan orang zuhud".
"Celakalah bagi budak-budak dunia yang tidak
akan abadi. Dunia laksana perjalanan mimpi; kejernihannya adalah keruh,
senangnya membahayakan, keselamatannya merupakan tipuan, terangnya adalah
kegelapan,,, kenikmatan adalah penyesalan dan penemuan merupakan ketiadaan.
Dunia tidak akan mampu menyembuhkan dari segala kesulitan, maka lepaskan dia,
jangan lihat keindahannya, sebab dia merupakan kenikmatan yang menyimpan
siksaan. Dan berbuatlah kamu demi sebuah perkampungan yang terjamin tanpa ada
kematian dan ketuaan".
Yahya bin Mu'adz menulis kata-kata hikmah:
"Hendaklah pandanganmu ke dunia untuk mengambil pelajaran, kemauan
usahamu sendiri merupakan keterpaksaan dan kemauanmu mencari akherat adalah hal
yang harus dipercepat".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan