OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Nabi SAW bersabda:
"Dalam hati ada dua model
pendekatan:
Pendekatan dari malaikat, dimana selalu
membenarkan kebajikan dan membenarkan yang haq. Barangsiapa yang menemukan
pendekatan itu, sebaiknya ia mengerti bahwa semua itu dari Allah SWT dan
hendaklah memuji kepada Allah.
Pendekatan dari musuh (syetan), dia
menjanjikan kejahatan. bohong atas kebenaran dan mencegah kebajikan.
Barangsiapa yang menemukan hal ini, sebaiknya ia mohon perlindungan kepada
Allah dari syetan yang terkutuk".
Kemudian beliau SAW membaca firman Allah SWT:
"Syetan menjanjikan kamu dengan kemiskinan
(bila kamu bersedekah), dan memerintah kamu berbuat yang jahat” (QS.2 Al
Baqarah:268).
Kata Hasan RA:
"Sesungguhnya Dua duanya merupakan 2 buah
tujuan yang saling berebut dalam hati. satu tujuan dari Allah, satu tujuan
lainnya dari syetan. Maka semoga Allah memberikan Rahmat kepada hamba yang mau
meneliti (merenungkan) tujuannya. Apapun yang dari Allah dikerjakan dan apapun
yang dari musuh selalu diperangi".
Jabir bin Ubaidah Al Adawi berkata:
Aku mengeluh kepada Al A'la' bin Ziyad mengenai
perasaan was-wasku yang menyesakkan hatiku. Dia berkata:
"Sesungguhnya manusia itu laksana sebuah rumah
yang dilewati beberapa pencuri. Bila mereka menemukan sesuatu didalamnya pasti
akan dihadapi. Dan bila mereka tidak menemukan sesuatu, pasti mereka
meninggalkannya".
Maksudnya:
"Seungguhnya hati yang bebas dari kesenangan
nafsu tidak akan dimasuki oleh syetan. Maka dari itu Allah berfirman:
"Sesungguhnya hamba-hambaKU, tiada bagimu
kekuasaan atas mereka.” (QS.15 Al Hijr:42).
Maka dari itu setiap orang yang mengikuti hawa
nafsu, otomatis menjadi hambanya nafsu, bukan hamba Allah. Dengan demikian
Allah menguasakan syetan untuk menguasai mereka.
Firman-Nya:
"Apakah engkau pernah melihat orang yang
mengambil hawa nafsunya sebagai Tuhan” (QS.45 Al Jaatsiat:23).
Inipun isyarah:
Bahwa orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhan yang disembah (yang dituruti), maka dia hambanya nafsu, bukan hambanya
Tuhan Esa. Maka dari itu Amer bin Ash berkata kepada Nabi SAW:
"Ya Rasul, syetan telah menghalangiku antara
aku, shalat, dan bacaanku".
Beliau SAW bersabda:
"Dia adalah syetan. Bila kamu
merasakan, mintalah perlindungan kepada Allah dan meludahlah ke kirimu 3 Kali".
Kata Amer bin Ash:
"Aku pun melakukan, dan Allah menghilangkan
dariku".
Dalam hadits:
"Sesungguhnya dalam wudhu' ada
syetan yang bernama Al Walhan (menimbulkan was-was), maka berlindunglah kepada
Allah".
Tidak akan mampu menghapus rasa was-was dalam hati
yang diakibatkan syetan, kecuali dengan cara mengingat hal-hal yang di
was-waskan. Dengan begitu lintasan itu akan hilang dari hati. namun sesuatu selain
Allah dan selain yang berhubungan denganNya, mungkin tempat bersarangnya
syetan.
Dan dzikir kepada Allah adalah yang menyelamatkan,
sebab disana tak ada syetan yang berputar. Sesuatu tidak akan bisa diobati
kecuali dengan melawannya. Dan lawan dari was-was syaithani adalah dengan
dzikir kepada Allah, mohon perlindungan dari upaya kekuatan syetan.
Inilah maksud dzikir;
"A-'uudzubilllahi minasyaithoonir rajiim"
Dan dzikir:
"Laa haula walaa quwwata illaa billaahil
'aliyyil Adhiimi".
Pertaktikan ini tidak akan mampu kecuali oleh
orang-orang bertaqwa yang dzikirnya paling menonjol. Dan syetan hanya mampu
mencuri hati mereka ketika masa-masa senggang.
Allah SWT berfirman;
"Sesungguhnya orang-orang bertaqwa bila mereka
ditimpa was-was dari syetan, mereka akan ingat kepada Allah, maka seketika itu
mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS.Al A'raf:201).
Firman-Nya:
"Dan kejahatan (bisikan) syetan yang selalu
tersembunyi.” (QS.An Naas:4).
Imam Mujahid berkata:
"Bisikan itu membentang dalam hati. Bila mereka
ingat (dzikir) kepada Allah, bisikan bersembunyi. Dan bila lengah, ia pun
kembali terbentang dalam hati. Jadi antara dzikir kepada Allah dan was-was
syetan selalu tolak menolak laksana tolak menolaknya antara gelap dan malam
atau antara siang dan malam".
Allah SWT berfirman:
"Syetan telah menguasai mereka, lalu
menjadikan mereka lupa mengingat Allah.” (QS.Al Mujadalah:19).
Dari Annas RA bahwa Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya syetan menyusupkan
belalainya ke dalam hati anak cucu Adam, ketika dia dzikir kepada Allah, syetan
akan mundur, dan ketika lupa kepada Allah SWT, syetan akan menggigit dengan
mulut hatinya".
Ibnu Wadhah menerangkan dalam suatu hadits:
Ketika seorang lelaki sudah berumur 40 tahun dan
belum bertobat, syetan akan mengusap wajahnya sambil berkata:
"Demi moyangku, ini adalah wajah orang yang
tidak beruntung".
Syahwat ---sebagaimana dikatakan--- selalu
bercampur dengan darah dan daging anak cucu Adam AS. Demikian pula syetan
ketika berkuasa menguasai dalam daging dan darah serta mengelilingi hati dari
semua sudut.
Nabi SAW pernah bersabda;
"Sesungguhnya syetan berjalan
pada anak cucu Adam mengikuti peredaran darah. maka persempitlah jalannya
dengan lapar".
Sebab lapar dapat mematahkan keinginan nafsu, dan
tempat berjalannya syetan adalah keinginan nafsu. Pengepungan syetan dihati
manusia sebagaimana dijelaskan dalam surah Al A'raf;16.
Demikian pula ada sabda Nabi SAW:
"Syetan duduk menghadang jalan
anak cucu Adam dari semua jalan. Dia duduk pada jalan Islam dan berkata:
"Adakah kamu harus masuk Islam!
meninggalkan agamamu dan agama nenek moyangmu".
Tapi Adam AS tetap menantang dan
masuk Islam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan