OLEH HUJJATUL ISLAM IMAM AL GHAZALI
Firman Allah SWT:
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
bertawakkal. QS.3 Al Imran:159)".
Derajat ditandai dengan cinta kepada Allah SWT
merupakan suatu keagungan dan orang yang melaksanakan akan ditanggung Allah
dengan kecukupan, menjamin dia, mencintai dan menjaganya. Demikian ini
merupakan keberuntungan yang besar. Sebab orang yang dicintai pasti tidak
disiksa, tidak akan dijauhi dan tidak akan dihalangi.
Nabi SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan
Ibnu Mas'ud:
“Aku melihat umat dalam suatu tempat
berkumpulnya manusia dan sungguh aku melihat umatku berada di padang luas dan
gunung-gunung. Aku amat bangga dengan jumlah mereka yang banyak. Lalu dikatakan
padaku:
"Apa kamu sudah ridho".
Aku berkata:
"Ya".
Dikatakan:
"Diantara mereka ada 70.000 orang yang masuk
surga tanpa hisab'.
Ditanyakan pada beliau SAW:
"Siapa mereka, ya Rasul".
Nabi SAW menjawab:
"Yakni mereka tidak (mempercayai) Pengobatan
dengan membakar besi dan ditempelkan ke kulit, (bahwa bukan besi itu yang
menyembuhkan), tidak menandai kecelakaan dengan burung, tidak minta jampi dan
mereka tidak bertawakkal kepada Tuhan".
Ukasyah berdiri berhadapan dengan Nabi SAW, sambil
berkata:
"Ya Rasul, berdo'alah kepada Allah agar Dia
menjadikan aku termasuk bagian dari mereka".
Nabi SAW bersabda:
"Ya Allah, jadikanlah dia bagian dari
mereka".
Kemudian yang lain juga berdiri dan berkata:
"Ya Rasul, berdo'alah kepada Allah agar Dia
menjadikan kami diantara mereka".
Nabi SAW bersabda:
"Ukasyah sudah mendahului kamu".
Nabi SAW bersabda:
"Andaikan kami berserah diri (tawakkal) kepada
Allah dengan sungguh-sungguh berserah diri. Pasti dia berangkat di pagi hari
dengan perut lapar dan pulang sore dengan perut kenyang".
Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa yang menghadap
kepada Allah 'Azza Wa Jalla, maka Allah akan mencukupi semua kebutuhannya dan
didatangkan rizki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang
selalu sibuk dengan dunia, maka Allah akan menyerahkan dunia itu
kepadanya".
Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa yang merasa senang
dengan dirinya yang kaya, maka sebaiknya ia lebih percaya terhadap apa yang di
sisi Allah daripada apa yang ditangannya".
Diriwayatkan:
Dari (kisah) Nabi SAW ketika kefakiran menimpa
keluarganya, beliau SAW bersabda:
"Kamu berdirilah untuk
mengerjakan shalat, dan semua ini karena TuhanKU 'Azza Wa Jalla telah memerintah
aku".
Tuhan 'Azza Wa Jalla berfirman;
"Dan perintahkan keluargamu untuk mendirikan
shalat, dan tetaplah bersabar.” (QS.20;132).
Nabi SAW bersabda;
"Tidak disebut bertawakkal
orang-orang yang minta diobati dan mengambil pengobatan dengan membakar kulit".
Diriwayatkan:
Jibril berkata kepada Ibrahim ketika dia berada di
Manjaniq' (tempat alat pelempar ketika ia mau dilempar ke lautan api), katanya;
"Apakah masih ada yang kau perlukan".
Ibrahim menjawab;
"Kalau kepadamu, tidak".
Ucapannya memenuhi:
"Yang mencukupiku adalah Allah, kepada Allah
sebaik-baiknya bertawakkal".
Karena ucapan itu kemudian Allah SWT berfirman:
"dan (kitab) Ibrahim yang telah
disempurnakannya (apa-apa yang diperintahkan).” (QS.53 An Najm:37).
Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Daud AS:
"Tiada seorang hamba yang berpegang teguh
pada-KU tanpa makhluk-KU. kemudian bumi dan langit memperdayakan mereka kecuali
AKU akan memberikan jalan keluar untuk mereka".
Sa'id bin Jubair RA berkata:
"Aku disengat oleh seekor kala, kemudian aku
bersumpah kepada ibuku agar dia mengobatiku, dan aku pun mengulurkan tangan
pada tukang obat yang tidak tersengat kala".
Al Khawwash membaca firman Allah SWT:
:Dan bertawakkallah kepada Allah, Dzat Yang Maha
Hidup dan Yang tidak mati.” (QS.25 Al Furqon:58).
Membaca sampai akhir ayat, dan dia berkata:
"Seorang hamba setelah membaca ayat ini tidak
seharusnya tidak berlindung selain kepada Allah".
Dikatakan sebagian ulama dalam tidurnya;
"Barangsiapa yang mengandalkan Allah SWT maka
dia telah memperkuat perlindungan terhadap dirinya".
Sebagian ulama berkata:
"Janganlah kamu melalaikan rizki yang
diberikan kepadamu dari apa yang diwajibkan (Allah). Lalu kamu menelantarkan
akheratmu dan masalah dunia pun kamu tidak memperoleh apa-apa, kecuali apa yang
sudah ditakdirkan buatmu".
Yahya bin Mu'adz RA berkata:
"Usaha seorang hamba dalam mencari rizki tanpa
mencari adanya bukti, dimana rizki itulah yang diperintah mencari hamba".
Ibrahim bin Adham bercerita;
Aku bertanya pada sebagian pendeta:
"Dari manakah kamu makan".
Dia menjawab;
"Pada diriku tidak ada pengertian tentang ini,
namun tanyakan pada Tuhanku darimana Dia memberi makan padaku".
Haram bin Hibban bertanya pada Uwaisy Al Qarani:
"Kamu memerintah aku kemana'.
Kemudian dia menunjuk ke Syam. Haram berkata:
"Apa mata pencaharianmu".
Uwaisy berkata:
"Ah, celaka! Hati ini telah kecampuran
keraguan-keraguan, sehingga nasehat bagi dia tidak berguna".
Sebagian ulama berkata:
"Selagi kamu ridho dengan Allah atas apa yang
ditawakkalkan, kamu pasti menemukan jalan menuju kebaikan'.
Kami minta kepada Allah atas kebajikan tata krama.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan