Karya Muhammad Bin Abdul Jabbar Al-Niffari (AL NIFFARI)
As-sir
(rahasia), adalah laksana sesuatu yang terselubung dalam kelembutan dan
kehalusan, yang tersembunyi di dalam diri manusia, halnya seperti keadaan roh,
hati dan matahati.
Kami biasa
mengucapkan : “Naiknya sudah sampai pada pencapaian Rahasia Tuhan; ucapan ini rumus untuk sebutan maut, yakni
keluarnya roh dari tubuh.
Dan Allah
berseru kepada hamba-Nya :
Hai hamba!!” Sir
mu yang tersembunyi itu berkekuatan melebihi kekuatan bumi dan langit.
Sir mu dapat
memandang tanpa biji mata, mendengar tanpa daun telinga, Sirmu tidak bertempat
tinggal di dalam rumah-rumah dan tidak pula makan buah-buahan”. Sirmu tidak
mengenal malam dan tidak mengembara di siang hari”.
“Sirmu tidak
diketahui oleh akal dan pikiran, dan tidak pula berhubungan dengan hukum
sebab-akibat.”.
“Sirmu hidup
dalam abad demi abad, sedang jasadmu hidup dlam waktu yang ditentukan”.
“Aku berada di
belakang sirmu;.. Pengetahuan sirmu tidak mengetahui akan Daku, dan
isyarat-isyarat sirmu tidak sampai menyaksikan Daku”.
“Bila telah engkau
yakin tentang sirmu, maka engkau bukan lagi engkau.... sedangkan engkau-engkau
itu adalah tetap engkau”.
“Engkau daripada
Ku”.... “Engkau kemudian daripada Ku”
‘Sedangkan
segala sesuatu di alam wujud ini datangnya kemudian daripadamu dapat
mengalahkan engkau asalkan engkau mengenal kedudukanmu dan membiasakan
(melazimi) duduk di dalam maqammu, maka yang demikian itu engkau lebih kuat
dari kandungan huruf dan asma; lebih kuat dari segala apa yang nyata di dalam
dunia dan akhirat”.
“Jika engkau
telah meyakini akan sirmu, maka yakin pulalah engkau akan Daku; daripada Ku lah
adanya segala sesuatu. Akulah yang menyatakan segala sesuatu; Akulah yang DIA
itu AKU”.
“Aku tidak
berada di dalam sesuatu, dan aku berlepas diri dari pada sesuatu, dan tidak
pula Aku berdiam di dalam sesuatu; dan tidaklah Aku di dalam Aku, dan tidaklah
Aku daripada siapa pun, dan Aku tidak terjawab oleh pertanyaan “Bagaimana?? Dan
tidak pula oleh ucapan tanya “Apa” pun”.
“Aku adalah Yang
Maha Esa, Maha Tunggal dan menjadi kembalinya segala macam pinta (Shomad) tidak
ada yang dapat menyatakan adanya menjadi nyata selain Ku”.
“Aku telah
mendhahirkan alam semesta, yang bersifat teguh-tetap (alam benda) dan apa bila
Aku bernyata niscaya Aku akan melenyapkannya, dan apabila Aku berkehendak;
niscaya Aku mengembalikannya kepada mendahirkannya pula dengan pakaian-pakaian
sementara , serta aneka ragam logam-logam yang terdapat di mana-mana (Yakni
pakaian ruang dan waktu ... masa dan mana).
“Maka
peliharalah batasmu antara Ma’nawiyah dan tsabatiyah (yang tidak tetap dan yang
tetap) antara roh dan jasad.
“Segala sesuatu
akan dituntut oleh dari mana ia berasal (jasad barasal dari tanah, maka tanah
itu akan menuntut) dan tiadalah Aku dengan sesuatu, maka sesuatu itu akan
berkhusus dengan Ku; Tiadalah Aku ditentukan, dan sesungguhnya Aku mutlak
(bebas)”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan